Advertisement
Nadiem Makarim Terapkan Kemerdekaan Belajar, Mahasiswa Bisa Kuliah 3 Semester di Luar Prodi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mulai menerapkan program "Merdeka Belajar" dengan memberikan keleluasaan kepada mahasiswa S1 untuk mengambil mata kuliah di luar program studi sebanyak tiga semester.
Program yang menjadi bagian dari kebijakan "Merdeka Belajar" pendidikan tinggi itu memungkinkan mahasiswa mengambil satuan kredit semester (sks) di luar perguruan tinggi sebanyak dua semester atau setara dengan 40 sks.
Advertisement
Selain itu, mahasiswa dapat mengambil sks di prodi yang berbeda di kampusnya sebanyak satu semester atau setara dengan 20 sks.
Dengan demikian sks yang wajib diambil di prodi asal adalah sebanyak lima semester dari total semester yang harus dijalankan. Namun, kebijakan ini tidak berlaku untuk prodi kesehatan.
"Ini bukan pemaksaan. Kalau mahasiswa ingin 100 persen itu mau di prodi asal, itu hak mereka. Ini hanya opsi bagi mahasiswa boleh milih sampai dengan tiga semester di luar prodi. Dari tiga semester itu, dua semester harus diberikan jaminan hak kepada mahasiswa di luar kampus," ujar Nadiem di Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Lebih lanjut Nadiem menjelaskan terdapat perubahan definis sks. Setiap sks kini diartikan sebagai 'jam kegiatan' bukan lagi 'jam belajar'. Nadiem melihat saat ini bobot sks untuk kegiatan pembelajaran di luar kelas sangat kecil dan tidak adil bagi mahasiswa yang sudah mengorbankan banyak waktu. Bahkan di banyak kampus, pertukaran pelajar atau praktik kerja (magang) justru menunda kelulusan mahasiswa.
Nadiem menyebutkan jenis kegiatan yang masuk dalam pengertian sks yang baru dapat berupa belajar di kelas, magang di industri atau organisasi, pertukaran pelajar, pengabdian masyarakat, wirausaha, riset, studi independen, maupun kegiatan mengajar di daerah terpencil.
Kebijakan baru tersebut, kata Nadiem, dimaksudkan untuk mempersiapkan mahasiswa yang lebih kompeten di dunia kerja. Dia mengibaratkan program ini dapat melatih mahasiswa untuk bisa berenang di laut lepas yang penuh gelombang, tidak hanya di kolam renang yang aman.
"Untuk mengubah sistem S1 yang bisa benar-benar mempersiapkan mahasiswa kita untuk berenang di laut terbuka, yaitu dunia nyata," kata Nadiem.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BNN Ungkap Wilayah Pesisir dan Perbatasan Rawan Peredaran Narkoba, Begini Polanya
- Seorang Perawat Rumah Sakit di Cirebon Diduga Lecehkan Remaja Disabilitas, Polisi Periksa 11 Saksi
- Mensos Usahakan Siswa Lulusan Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa
- Dukung Pengamanan Kejaksaan oleh TNI, Wakil Ketua Komisi 1 DPR: Untuk Efektifkan Penegakan Hukum
- Ledakan di Garut Tewaskan 13 Orang, Prosedur Pemusnahan Amunisi Harus Dievaluasi
Advertisement

Korban Ledakan Amunisi Bogor Mendiang Kolonel Cpl Antonius Hermawan Dikenal Supel dan Cerdas
Advertisement

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya
Advertisement
Berita Populer
- Ledakan di Garut Tewaskan 13 Orang, Prosedur Pemusnahan Amunisi Harus Dievaluasi
- Dukung Pengamanan Kejaksaan oleh TNI, Wakil Ketua Komisi 1 DPR: Untuk Efektifkan Penegakan Hukum
- Polisi Tetapkan 5 Mahasiswa Sebagai Tersangka Perusakan saat Unjuk Rasa di Gedung DPR
- Mensos Usahakan Siswa Lulusan Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa
- Seorang Perawat Rumah Sakit di Cirebon Diduga Lecehkan Remaja Disabilitas, Polisi Periksa 11 Saksi
- Sekeluarga Tertimbun Tebing Longsor di Samarinda, Dua Meninggal Dunia, 2 Masih dalam Pencarian
- Presiden Prancis Emmanuel Macron Dituduh Pakai Narkoba Saat ke Ukraina, Ini Tanggapan Kantor Kepresidenan
Advertisement