Advertisement

Haul ke-10 Gus Dur, Sang Istri Sayangkan Masih Ada Perobohan Patung dan Pelarangan Upacara Adat

Newswire
Minggu, 29 Desember 2019 - 15:17 WIB
Nina Atmasari
Haul ke-10 Gus Dur, Sang Istri Sayangkan Masih Ada Perobohan Patung dan Pelarangan Upacara Adat Istri Presiden Keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah menghadiri haul Gusdur Ke-10 di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (29/12/2019). - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Istri Presiden Keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah menghadiri haul Gusdur Ke-10 di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (29/12/2019).

Ia mengatakan bangsa Indonesia mengalami defisit tradisi. Hal itu karena adanya perobohan patung, pelarangan ritual tradisi dan upacara-upacara adat di beberapa tempat yang dilakukan atas nama agama. "Kondisi itu membuat bangsa ini mengalami defisit tradisi," ujar Sinta.

Advertisement

Ia menambahkan jika meneladani pemikiran Gus Dur, maka seharusnya bisa diupayakan agar retakan-retakan kebudayaan bisa kembali utuh kembali.

"Sepuluh tahun sejak kepergian Gus Dur, gerakan pemberangusan tradisi terus saja berlangsung. Bukannya mereda malah justru semakin marak dan masif," kata dia.

Gus Dur menurut Sinta, bukan hanya dikenang karena pernah menjadi Presiden Republik Indonesia saja, tapi juga karena Gus Dur seorang budayawan.

"Terbukti dulu Gus Dur pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta, karena dulu Gus Dur adalah seorang budayawan," ujar Sinta.

Gus Dur banyak melahirkan banyak ide dan gagasan tentang kebudayaan dan konsisten membela tradisi sebagai cermin dari nilai-nilai kemanusiaan.

"Bagi Gus Dur, tradisi dan budaya adalah ekspresi dari harkat kemanusiaan, menjaga dan membela kebudayaan pada hakikatnya adalah menjaga kemanusiaan itu sendiri," kata Sinta.

Dalam konteks sosial, agama, dan politik, keberpihakan Gus Dur terhadap kebudayaan termarjinalkan juga memiliki ruang tersendiri bagi keluarga besar Presiden Keempat RI tersebut.

Karena itu dalam haul Gus Dur yang Ke-10 hari ini, keluarga Gus Dur mencoba mengekspresikan gagasan dan kepedulian Gus Dur terhadap kebudayaan.

"Tema ini juga berkaitan langsung dengan quotes Gus Dur yang mengatakan Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan," kata Ketua Panitia Acara Haul Gus Dur Ke-10, Inaya Wahid.

Putri keempat Gus Dur itu percaya, gagasan dan konsep kebudayaan ayahandanya bisa dilahirkan kembali dan menjadi rujukan penting bagi para pemikir dan pelaku budaya saat ini.

Sehingga harapannya, manifestasi pemikiran dan gagasan Gus Dur kembali memberi warna dan memperkaya nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Puluhan Kilogram Bahan Baku Petasan Disita Polres Bantul

Bantul
| Kamis, 28 Maret 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement