Advertisement
Ini 3 Alasan Presiden Jokowi Pilih Nadiem Makarim Jadi Mendikbud
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (tengah) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019). Rapat kerja tersebut beragenda perkenalan dan pemaparan program kerja Kemendikbud tahun 2020. - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Ada tiga hal yang membuat Presiden yakin menujuk Nadiem menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud).
“Saya selama bertemu dengan beliau hampir setahun sebelum pelantikan ini selalu memberikan input-input, memberikan masukan dalam posisi masa depan akan seperti apa, perubahan teknologi akan seperti apa, dan dari sisi kebijakan maupun strategi pemerintahan bagaimana menghadapi revolusi 4.0,” kata Nadiem di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Advertisement
Selama beberapa pertemuan dan membahas tema yang sama, mereka menemukan akar masalahnya adalah sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Selama membangun Gojek, perusahaan bisa berkembang bukan karena teknologi itu sendiri, tapi SDM yang mampu mendukung inovasi itu.
Itu berlaku bagi semua perusahaan. Manusia dengan inovasilah faktor membuat korporasi berkembang. Dari situ, Jokowi dan Nadiem menyimpulkan bahwa masalah masa depan dengan segala tantangannya bisa diatasi dengan SDM berkarakter.
BACA JUGA
Karakter itu adalah mampu beradaptasi, fleksibel, mampu bekerja sama secara tim, kreatif, cakap berkomunikasi, dan tenggang rasa.
.jpg)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019). Rapat kerja tersebut beragenda perkenalan dan pemaparan program kerja Kemendikbud tahun 2020./Antara
“Berdasarkan diskusi itu, maka mungkin Presiden memilih saya karena passionnya di SDM. Passionnya adalah bagaimana kita bisa membuka setiap potensi pemuda-pemudi di Indonesia. Maka dari itulah Pak Presiden berpikirnya passion Nadiem di situ, yaitu SDM,” jelasnya.
Alasan kedua adalah Nadiem sebelumnya bekerja melakukan inovasi. Presiden berpikir pendidikan perlu ada lompatan. Kalau kalau tidak berubah, itu sama saja dengan kegagalan.
Alasan terakhir, Nadiem masih muda. Dia merepresentasikan dan memahami aspirasi pemuda Indonesia. Dalam dunia pendidikan juga dia pernah mengecap sistem pendidikan di beberapa negara, yaitu Indonesia, Australia, Singapura, dan Inggris. Dengan begitu dia punya perbandingan.
Nadiem kemudian memutuskan menerima menjadi menteri karena alasan utama mendirikan dan membesarkan Gojek karena ingin Indonesia dikenal dunia. Keinginan Jokowi memberikan tugas kepadanya pun sama.
“Potensi atau dampak saya di dunia pendidikan jauh lebih besar untuk bisa memajukan negara ini. Karena apapun masalah, kalau SDM kita bisa menangani kompleksitas, bisa menangami perubahan, saya yakin bisa [mengatasinya],” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
- Kim Jong Un Dorong Produksi Rudal dan Amunisi Korut Diperkuat
Advertisement
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Regulasi Baru MotoGP 2027 Buka Peluang Marquez Kembali ke Honda
- Polresta Sleman Tegaskan Tak Ada Izin Kembang Api Tahun Baru 2026
- Lewandowski: Saya Pernah Diminta Barcelona Tak Cetak Gol
- Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Sungai Bedoyo Kulonprogo
- Media Kanada Klaim John Herdman Jadi Pelatih Baru Timnas Indonesia
- Samsung Kembali Jadi Raja Pasar Smartphone Indonesia Q3 2025
- Polisi Buru Pencuri Mobil Grandmax di Wirobrajan, Aksi Terekam CCTV
Advertisement
Advertisement




