Advertisement
Status Tanggap Darurat Berakhir, BPBD Tetap Lakukan Droping Air

Advertisement
Harianjogja.com, WATES - Status tanggap darurat kekeringan yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo per 9 September 2019 lalu resmi berakhir pada 31 Oktober 2019. Status ini tidak akan diperpanjang.
Meski begitu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo masih tetap menyalurkan bantuan air bersih atau umum disebut droping air kepada warga di wilayah terdampak kekeringan.
Advertisement
Berakhirnya status tanggap darurat itu bertepatan dengan turunnya hujan di sejumlah wilayah di Kulonprogo. Namun berakhirnya status ini bukan berarti pengedropan air langsung berhenti. Sejumlah wilayah yang diketahui masih krisis air bakal tetap mendapat bantuan.
"Untuk Kulonprogo Alhamdulillah sudah turun hujan di malam tanggal 1 November. Dan itu cukup membuat gembira bagi warga masyarakat. Akan tetapi karena hujan baru awal dan belum merata, sumber mata air baku warga belum terpengaruh. Oleh karena itu, kita kemungkinan masih satu sampai dua minggu lagi melakukan droping," kata Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Ariadi, saat ditemui di kantornya, Jumat (1/11/2019).
Ariadi menyatakan pihaknya tetap memberlakukan status siaga kekeringan sampai hujan merata di seluruh wilayah Kulonprogo. Diperkirakan hujan baru stabil mengguyur seluruh wilayah Kulonprogo pada dasarian ketiga November. Sementara berdasarkan perkiraan BMKG, puncak musim hujan untuk wilayah DIY berlangsung pada Januari-Februari 2020.
Dengan kondisi itu, stok tangki dari donatur yang saat ini masih tersisa 400-an akan disalurkan kepada warga Kulonprogo yang benar-benar membutuhkan. "Stok keseluruhan masih sekitar 400-an tangki dari 90 donatur, keseluruhan bantuan itu ada yang lewat kami, PMI, PDAM maupun Dinsos Kulonprogo," terangnya.
Berdasarkan data BPDD Kulonprogo, sebanyak 142 dusun termasuk sekolah dan rumah ibadah mengajukan permintaan air bersih per Oktober 2019. Ratusan titik itu berada di 29 Desa, delapan kecamatan. Adapun total warga yang membutuhkan sebanyak 4.715 KK atau 14.933 jiwa.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kulonprogo, Suhardiyana mengatakan droping air bakal terus dilakukan sampai sumber mata air baku warga di wilayah kekeringan terpenuhi. Di awal musim penghujan, ketersediaan sumber air masih sedikit. Adanya baru air permukaan, dan belum sepenuhnya meresap ke dalam tanah.
"Air permukaan itu kotor, sehingga masih dibutuhkan droping," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- IKN Berpotensi Menyokong Pengembangan Obat Herbal, Guru Besar UGM: Kalau Benar-Benar Pindah
- Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Jokowi: Justru Sebaliknya
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
- Diskusi dengan Netanyahu, Elon Musk Dukung Israel
- Nawawi Ditunjuk Jadi Ketua, Insan KPK Mendukung Penuh
Advertisement

Luas Panen Padi Berkurang 1.500 Hektare, Dialihkan ke Palawija
Advertisement

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY
Advertisement
Berita Populer
- Resmikan SPKLU di Purwokerto, PLN Siapkan Layanan Digital bagi Pengguna Kendaraan Listrik
- Solo Murakabi X Pen Postcard 2023 Bertajuk Solo dalam Bingkai Kartu Pos
- Manfaatkan Momentum Piala Dunia U-17, Pemkot Surabaya Proyeksikan Paket wisata GBT
- Jeda Kemanusiaan di Gaza Dimulai Hari Ini
- BNPB Dukung Penyidikan Kasus Korupsi Pengadaan APD
- Wapres Ma'ruf Serukan Pemimpin Agama di Yunani Hentikan Perang Israel-Palestina
- Buruh di Jawa Tengah Dukung Anies-Muhaimin
Advertisement
Advertisement