Advertisement
Status Tanggap Darurat Berakhir, BPBD Tetap Lakukan Droping Air
 Penyaluran bantuan air bersih di Dusun Sumbersari, Desa Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Selasa (4/9 - 2018).Harian Jogja/Beny Prasetya
                Penyaluran bantuan air bersih di Dusun Sumbersari, Desa Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Selasa (4/9 - 2018).Harian Jogja/Beny Prasetya
            Advertisement
Harianjogja.com, WATES - Status tanggap darurat kekeringan yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo per 9 September 2019 lalu resmi berakhir pada 31 Oktober 2019. Status ini tidak akan diperpanjang.
Meski begitu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo masih tetap menyalurkan bantuan air bersih atau umum disebut droping air kepada warga di wilayah terdampak kekeringan.
Advertisement
Berakhirnya status tanggap darurat itu bertepatan dengan turunnya hujan di sejumlah wilayah di Kulonprogo. Namun berakhirnya status ini bukan berarti pengedropan air langsung berhenti. Sejumlah wilayah yang diketahui masih krisis air bakal tetap mendapat bantuan.
"Untuk Kulonprogo Alhamdulillah sudah turun hujan di malam tanggal 1 November. Dan itu cukup membuat gembira bagi warga masyarakat. Akan tetapi karena hujan baru awal dan belum merata, sumber mata air baku warga belum terpengaruh. Oleh karena itu, kita kemungkinan masih satu sampai dua minggu lagi melakukan droping," kata Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Ariadi, saat ditemui di kantornya, Jumat (1/11/2019).
BACA JUGA
Ariadi menyatakan pihaknya tetap memberlakukan status siaga kekeringan sampai hujan merata di seluruh wilayah Kulonprogo. Diperkirakan hujan baru stabil mengguyur seluruh wilayah Kulonprogo pada dasarian ketiga November. Sementara berdasarkan perkiraan BMKG, puncak musim hujan untuk wilayah DIY berlangsung pada Januari-Februari 2020.
Dengan kondisi itu, stok tangki dari donatur yang saat ini masih tersisa 400-an akan disalurkan kepada warga Kulonprogo yang benar-benar membutuhkan. "Stok keseluruhan masih sekitar 400-an tangki dari 90 donatur, keseluruhan bantuan itu ada yang lewat kami, PMI, PDAM maupun Dinsos Kulonprogo," terangnya.
Berdasarkan data BPDD Kulonprogo, sebanyak 142 dusun termasuk sekolah dan rumah ibadah mengajukan permintaan air bersih per Oktober 2019. Ratusan titik itu berada di 29 Desa, delapan kecamatan. Adapun total warga yang membutuhkan sebanyak 4.715 KK atau 14.933 jiwa.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kulonprogo, Suhardiyana mengatakan droping air bakal terus dilakukan sampai sumber mata air baku warga di wilayah kekeringan terpenuhi. Di awal musim penghujan, ketersediaan sumber air masih sedikit. Adanya baru air permukaan, dan belum sepenuhnya meresap ke dalam tanah.
"Air permukaan itu kotor, sehingga masih dibutuhkan droping," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
 
    
        Besok, 2 Kereta Pusaka Keraton Jogja Berusia Ratusan Tahun Diarak
Advertisement
Berita Populer
- MK Tolak Uji Materi Aturan Batas Usia Pemuda Jadi 40 Tahun
- Prabowo Tunjuk 16 Nama Calon Dewan Energi Nasional, Diserahkan ke DPR
- Kabar IKN Terkini, Dipastikan Capai Target Jadi Ibu Kota Politik 2028
- Super League 2025, PSIM Jogja Waspadai Persik yang Sulit Ditebak
- ASEAN Tegaskan Tak Akan Kirim Pengamat ke Pemilu Myanmar
- Bulan Bahasa, MAN 3 Bantul Luncurkan 23 Buku Karya Siswa
- HP Meledak Saat Dicas, Rumah Warga Gunungkidul Hangus Terbakar
Advertisement
Advertisement






















 
            
