Advertisement
Ada Kandungan Asbes di Bedak Bayi, Johnson & Johnson Tarik Produk
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Johnson & Johnson menarik 33.000 botol bedak bayi di Amerika Serikat setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food&Drug Administrassion) di AS menemukan kandungan asbes dalam sampel dari bedak bayi yang dibeli secara online.
Ini pertama kalinya perusahaan menarik bedak bayi karena ada kemungkinan kontaminasi asbes dan pertama kalinya juga regulator AS mengumumkan temuan asbes dalam produk tersebut. Asbes adalah mineral yang bersifat karsinogen dan menyebabkan berbagai penyakit.
Advertisement
Kejadian ini menjadi pukulan berat bagi perusahaan kesehatan AS yang telah berusia lebih dari 130 tahun ini. Selama ini Johnson & Johnson (J&J) telah yang menghadapi ribuan tuntutan hukum atas berbagai produk, termasuk bedak bayi, opioid, peralatan medis, dan lain-lain. Pekan lalu, juri memerintahkan perusahaan untuk membayar US$8 miliar kepada penggugat dalam kasus yang mengklaim J&J mengecilkan risiko risperdal.
J&J menghadapi lebih dari 15.000 tuntutan hukum dari konsumen yang mengklaim produk bedaknya, termasuk Johnson's Baby Powder yang diduga memicu kanker.
Head of Women’s Health Susan Nicholson dari J&J mengatakan bahwa temuan asbes merupakan hal yang sangat tidak biasa dan tidak sejalan dengan hasil uji perusahaan selama ini. Pihak J&J mengatakan bahwa pengujian oleh Food and Drug Administration (FDA) AS sebulan yang lalu tidak menunjukkan temuan asbes di produk bedak mereka. Akan tetapi, mereka tetap melakukan penarikan produk bedak bayi, khususnya pada satu lot Baby's Johnson Powder yang diproduksi dan dipasarkan di Amerika Serikat pada 2018.
FDA menjelaskan bahwa pengambilan sampel untuk pengujian untuk asbestos dalam kosmetik dilaporkan tahun ini. Pengujian sampel Baby Powder Johnson yang kedua dari lot berbeda justru menunjukkan negatif asbes. FDA mengatakan bahwa produk tersebut sesuai dengan kualitas pengujian. Oleh karena itu, FDA merekomendasikan konsumen untuk berhenti menggunakan produk jika berasal dari lot yang teruji mengandung asbes.
Pihak J&J yang menerima peringatan dari FDA pada 17 Oktober segera memulai penyelidikan manufaktur dan mengumpulkan data tentang distribusi lot untuk melihat lokasi pemasaran produk yang mengandung asbes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
- Jamaika Resmi Mengakui Kedaulatan Palestina
- Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
Advertisement
Advertisement