Advertisement
Sempat Menuai Protes, Sri Mulyani Ceritakan Patung Hindu di Kemenkeu

Advertisement
Harianjogja.com, DEPOK — Ada yang menarik dari paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Mini Symposium : Diversity & Healthy Relationship di Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (12/10/2019). Ia berbagi pengalaman mengenai intoleransi keberagaman yang sempat terjadi di lingkungan Kementerian Keuangan.
Menurutnya, pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan yang mayoritas muslim sempat melayangkan protes akan pemimpin direksi yang berasal dari agama berbeda, yakni Hindu. Protes tersebut bahkan berujung pada penolakan kehadiran patung Hindu yang dibawa pejabat tersebut di kantor Kementerian Keuangan.
Advertisement
Kejadian itu pun sampai di telinganya lantaran dibahas di kegiatan diskusi yang sering dia lakukan antar pejabat eselon I dan II. Diskusi tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Kementerian Keuangan untuk membahas mengenai persepsi akan keberagaman di masing-masing pegawai.
Ia pun membuat dialog antar pegawai dalam membahas mengenai satu persepsi akan agama maupun budaya tertentu.
"Saya punya direksi beragama Hindu, dan bawahannya tidak suka dengan pemimpin yang berbeda dengannya. Bahkan, patung yang dibawa oleh pimpinannya tersebut dibuang. Ketika saya buka diskusi saya dapat report ini," katanya, Sabtu (12/10/2019).
Sri Mulyani mengakui toleransi keberagaman memang menjadi tantangan yang harus ditumbuhkan di lingkungan pegawai Kementerian Keuangan. Bahkan, soal postingan sosial media masing-masing pegawai, Sri Mulyani selalu menegaskan untuk berhati-hati karena menjadi cerminan persepsi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dia mengaku pernah mendapati pegawai yang berbagi gambar bendera organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Tidak hanya soal keberagaman agama, perbedaan politik juga menjadi hal lain yang menjadi perhatian Sri Mulyani. Selama pemilu lalu, Sri Mulyani meminta pegawainya untuk netral dengan tidak membagikan pilihan politiknya ke ranah publik seperti sosial media.
"Pandangan politik masing-masing staf berbeda, kami melatih pegawai untuk bersikap netral, kamu boleh pilih siapapun, tetapi agar bisa membedakan mana ranah privat dan publik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- OJK Ingatkan Suntikan Likuiditas Rp200 Triliun Belum Jamin Dorong Kredit
- Mahfud MD Ingatkan Polri Perbaiki Citra Pasca Aksi Kekerasan
- DPR Pastikan Belum Terima Surat Presiden Soal Pergantian Kapolri
- Pembunuh Charlie Kirk Dikabarkan Memiliki Riwayat Penyakit Mental
- Banyak Orang Hilang Sejak Aksi Demo, Polda Buka Posko Pengaduan 24 Jam
Advertisement

Jadwal Terbaru! KRL Solo-Jogja Hari Ini Minggu 14 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Sherina Serahkan Lima Kucing yang Dievakuasi dari Rumah Uya Kuya
- Hadapi Dinamika Geopolitik, Prabowo-MBZ Dorong Negara-Negara Timteng Bersatu
- Buntut Penggerebekan Pabrik Baterai di AS, Hyundai-LG Tunda Operasional
- Penembak Charlie Kirk Ditangkap, Begini Tampang dan Dugaan Motifnya
- Mantan Ketua MA Nepal Ditunjuk Jadi Perdana Menteri Sementara
- Tinjau Dampak Bencana, Prabowo Kunjungi Korban Banjir Bali
- Rusia Diguncang Gempa Magnitudo 7,4, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement