Advertisement
Sempat Menuai Protes, Sri Mulyani Ceritakan Patung Hindu di Kemenkeu
Menteri Keuangan Sri Mulyani (ketiga kanan) bersama jajarannya membersihkan Pantai Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (11/10/2019). Kegiatan tersebut guna memperingati Hari Oeang Republik Indonesia yang ke 73. - Antara/Fauzan
Advertisement
Harianjogja.com, DEPOK — Ada yang menarik dari paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Mini Symposium : Diversity & Healthy Relationship di Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (12/10/2019). Ia berbagi pengalaman mengenai intoleransi keberagaman yang sempat terjadi di lingkungan Kementerian Keuangan.
Menurutnya, pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan yang mayoritas muslim sempat melayangkan protes akan pemimpin direksi yang berasal dari agama berbeda, yakni Hindu. Protes tersebut bahkan berujung pada penolakan kehadiran patung Hindu yang dibawa pejabat tersebut di kantor Kementerian Keuangan.
Advertisement
Kejadian itu pun sampai di telinganya lantaran dibahas di kegiatan diskusi yang sering dia lakukan antar pejabat eselon I dan II. Diskusi tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Kementerian Keuangan untuk membahas mengenai persepsi akan keberagaman di masing-masing pegawai.
Ia pun membuat dialog antar pegawai dalam membahas mengenai satu persepsi akan agama maupun budaya tertentu.
BACA JUGA
"Saya punya direksi beragama Hindu, dan bawahannya tidak suka dengan pemimpin yang berbeda dengannya. Bahkan, patung yang dibawa oleh pimpinannya tersebut dibuang. Ketika saya buka diskusi saya dapat report ini," katanya, Sabtu (12/10/2019).
Sri Mulyani mengakui toleransi keberagaman memang menjadi tantangan yang harus ditumbuhkan di lingkungan pegawai Kementerian Keuangan. Bahkan, soal postingan sosial media masing-masing pegawai, Sri Mulyani selalu menegaskan untuk berhati-hati karena menjadi cerminan persepsi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dia mengaku pernah mendapati pegawai yang berbagi gambar bendera organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Tidak hanya soal keberagaman agama, perbedaan politik juga menjadi hal lain yang menjadi perhatian Sri Mulyani. Selama pemilu lalu, Sri Mulyani meminta pegawainya untuk netral dengan tidak membagikan pilihan politiknya ke ranah publik seperti sosial media.
"Pandangan politik masing-masing staf berbeda, kami melatih pegawai untuk bersikap netral, kamu boleh pilih siapapun, tetapi agar bisa membedakan mana ranah privat dan publik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
Advertisement
AFJ Desak Regulasi Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bakmi Jawa, Apem Contong, dan Tradisi Nyumbang Jadi WBTB Gunungkidul
- Koalisi Pax Silica, AS Tantang China di AI dan Mineral
- Kata Thom Haye Usai Persib Kalah 0-2 dari Malut United
- Fans Mengamuk, Acara Peresmian Patung Messi di India Berujung Chaos
- Film Penerbangan Terakhir, Ungkap Skandal di Dunia Penerbangan
- Apple Rilis macOS Tahoe 26.2, Hadirkan Ring Light Virtual dan Koneksi
- Beregu Putra Raih Emas Pertama untuk Pencak Silat
Advertisement
Advertisement




