Advertisement
Penyidik KLHK Telisik 580 Ton Limbah Bahan Beracun

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Penyidik Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang mendalami dugaan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Berikat PT Advance Recycle Technology (ART) di Cikupa, Tangerang. Limbah beracun itu dikelola oleh seorang berinisial LSW, warga negara asing (WNA) asal Singapura.
Adapun LSW saat ini telah ditetapkan tersangka pengimpor 87 kontainer limbah berupa skrap plastik yang terkontaminasi limbah B3 dari sejumlah negara ke Indonesia tanpa izin.
Advertisement
Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK Rasio Ridho Sani mengatakan bahwa dalam penyidikan lanjutan ini, LSW sebagai Direktur PT AST mengelola limbah tanpa izin sebanyak 580 ton yang dikemas dalam jumbo bag dan diduga berupa limbah berupa zinc oxide, slag Sn, zinc catalyst, zinc nickel compound, dan batu Cu.
"Waktu tim kami datang ke lapangan menemukan jumbo bag berisikan diduga limbah mengandung B3. Kurang lebih 580 ton di lokasi tersebut, ini kami dalami. Ada kepemilikan PT lain, tapi direkturnya sama [LSW]," ujarnya di gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Rasio menduga limbah berbahaya dan beracun itu berasal dari dalam negeri. Saat tim Gakkum KLHK datang, limbah-limbah tersebut sudah mulai dipindahkan, namun dengan cepat timnya menyegel limbah di PT ART tersebut.
"Apabila terbukti [mengelola limbah B3], maka pelaku akan dikenakan ancaman pidana lainnya, yaitu setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin dipidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp3 miliar," tegasnya.
Dari pengakuan LSW, limbah yang ditemukan 580 ton maupun 87 kontainer tanpa izin itu nantinya akan dibersihkan dan kemudian dilakukan pencacahan. Lalu limbah tersebut akan dijadikan bijih plastik untuk diekspor.
Saat ini, belum diketahui kemana limbah berbahaya itu akan diekspor dan berapa nilainya. Namun yang pasti, perusahaan tersebut baru beroperasi dan dalam tahap pengumpulan bahan baku.
Sementara itu, KLHK, tengah mengambil sampel di sekitar lingkungan kawasan berikat tersebut. Hal ini untuk mengetahui secara pasti apakah lingkungan di wilayah tersebut turut tercemar limbah B3.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Israel Kembali Bangun Permukiman Ilegal di Tepi Barat, Sebanayk 2.339 Unit
- Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
- Kemenag Imbau Masyarakat Cek Arah Kiblat Secara Mandiri pada 15-16 Juli 2025
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement

Pasar Suran Ledok Macanan Jogja Tingkatkan Perekonomian Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pentagon Akui Rudal Iran Menghantam Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar
- Wacana Pemberangkatan Jemaah Haji Menggunakan Kapal Laut Ditolak BP Haji
- Penerima Bansos Bermain Judol, Cak Imin Tegaskan Akan Ada Sanksi Tegas
- Kecelakaan KMP Tunu Pratama, Nelayan Temukan Satu Jenazah Diduga Penumpang
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Tim SAR Temukan Bangkai Kapal Tunu dalam Posisi Terbalik di Dasar Laut Selat Bali
- Kemenhub Ingatkan Bermain Layangan di Sekitar Bandara Sangat Membahayakan Penerbangan
Advertisement
Advertisement