Advertisement
Penumpang Pesawat Diprediksi Anjlok hingga 21 Juta Orang di 2019
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Jumlah penumpang penerbangan Indonesia diprediksi mengalami penurunan hingga 21 juta orang sepanjang 2019 dari realisasi 111 juta orang pada 2018.
Head of the Digital Economics and Behavioral Economics Study Group LPEM Universitas Indonesia Chaikal Nuryakin mengatakan angka tersebut mengacu pada penurunan jumlah penumpang sepanjang kuartal I/2019 dibandingkan dengan tahun lalu (year-on-year/y-o-y).
Advertisement
"Sejak Januari 2019, sebanyak 1,8 juta penumpang per bulan hilang dari pasar. Diprediksi penurunan jumlah penumpang hingga akhir tahun ini sekitar 21 juta orang," kata Chaikal, Rabu (25/9/2019).
Dia membandingkan jumlah penumpang pesawat pada kuartal 1 selama tiga tahun ke belakang. Menurut data Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, pada kuartal I/2017 jumlah penumpang sebanyak 21,87 juta orang dan meningkat menjadi 24,2 juta orang pada kuartal I/2018.
Menurutnya, realisasi penumpang pada kuartal I/2019 seharusnya mencapai 26,6 juta orang, tetapi justru turun menjadi 18,7 juta orang. Selisih penumpang yang hilang pada awal tahun ini mencapai 5,5 juta atau 1,8 juta per bulan.
Angka tersebut dijadikan sebagai acuan proyeksi kehilangan jumlah penumpang dalam 12 bulan pada tahun ini.
Jika dibandingkan dengan target pertumbuhan sebesar 26,6 juta orang, maka realisasi kuartal I/2019 turun 7,8 juta orang atau mengalami kehilangan potensi 2,6 juta orang.
Dia menyebutkan penurunan jumlah penumpang pada kuartal I/2019 terjadi akibat, tetapi tidak terbatas pada beberapa hal berikut. Pertama, Garuda Indonesia yang menghentikan penjualan tiket subclass.
Kedua, beberapa maskapai yang mempertahankan harga tiket pada saat peak season. Padahal Januari adalah awal masa low season.
Ketiga, kebijakan Lion Air Group yang menerapkan bagasi tercatat berbayar untuk Lion Air dan Wings Air. Ketiga hal tersebut mengakibatkan kenaikan harga yang dibayarkan oleh penumpang.
Di sisi lain, imbuhnya, maskapai nasional mengalami penurunan keterisian penumpang atau load factor pada periode tersebut. Padahal, kapasitas kursi juga telah diturunkan.
"Ini menunjukkan bahwa permintaannya memang berkurang. Daya beli masyarakat nggak kuat atau memutuskan untuk tidak naik pesawat," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Pengemudi Arogan Mengaku Adik Jenderal Kini Diusut Bareskrim
- Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara
- Tol Jogja Solo Dilewati 109 Ribu Kendaraan Selama Libur Lebaran 2024
- Megawati Ajukan Diri Sebagai Amicus Curiae di Sidang Sengketa Pilpres, Ini Artinya
- Iran Serang Israel, Amerika Serikat Bakal Pangkas Kuota Ekspor Minyak
Advertisement
Jelang Pilkada, KPU Jogja Siapkan Badan Adhoc dan Buka Konsultasi untuk Paslon Independen
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Marak Pengguna Mobil Dinas TNI Arogan di Jalan, Puspom: Jangan Langsung Percaya, Laporkan!
- Gunung Ruang Meletus, Warga Pesisir Pantai Diungsikan Hindari Potensi Tsunami
- KPU Jogja Koordinasi dengan Disdukcapil untuk Susun Data Pemilih Pilkada 2024
- Tol Jogja Solo Dilewati 109 Ribu Kendaraan Selama Libur Lebaran 2024
- Firli Bahuri Disebut Minta Uang Rp50 Miliar ke SYL
- Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP-AKR per Kamis 18 April 2024
- Tertidur 22 Tahun Gunung Ruang Erupsi, Gempa hingga 944 Kali dalam Satu Hari
Advertisement
Advertisement