Advertisement

Ketidakstabilan Pasokan Jadi Kendala Pengembang Industri Berbahan Baku Umbi-Umbian

Newswire
Rabu, 25 September 2019 - 02:57 WIB
Sunartono
Ketidakstabilan Pasokan Jadi Kendala Pengembang Industri Berbahan Baku Umbi-Umbian Seorang petani di Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, menunjukkan hasil panen singkong di lahan miliknya, Rabu (10/7). - Harian Jogja/Rahmat Jiwandono

Advertisement

Harianjogja.com, CIBINONG--Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan pasokan bahan baku yang tidak stabil menjadi salah satu tantangan dalam pengembangan industri umbi-umbian sebagai bahan pangan untuk ketahanan pangan nasional.

"Masalahnya karena pasokan bahan baku yang belum stabil," kata peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Ahmad Fathoni, dalam pemaparannya di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/9/2019).

Advertisement

Kemudian, ia juga menyebutkan bahwa kualitas bahan baku yang belum memenuhi kebutuhan industri pengguna juga menjadi tantangan lain.

Tantangan selanjutnya adalah proses produksi dan peralatan produksi pada industri pengolahan tepung ubi kayu dan umbi lainnya di skala UKM yang belum memenuhi standar.

Selain itu, riset produk yang menggunakan bahan baku tepung ubi kayu dan umbi lainnya juga masih terbatas, selain juga liberalisasi perdagangan internasional melalui skema perjanjian perdagangan bebas yang dapat mendorong naiknya impor tepung seperti tapioka dan pemanis.

Sementara itu, pengembangan umbi-umbian secara umum, kata dia, juga masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat Indonesia. "Industri ubi umbi kayu memang selain tapioka memang belum banyak dilirik," katanya.

Namun, industri tepung saat ini, katanya, menjadi salah satu prioritas industri pangan Indonesia sampai 2024. Oleh karena itu, LIPI mencoba mengembangkan varietas unggul singkong yang memiliki gizi tinggi sebagai jawaban atas tantangan-tandangan saat ini sehingga dapat juga mendukung ketahanan pangan.

Mereka berharap, dengan terangkatnya peran strategis ubi kayu yang berkualitas dalam pengembangan pangan Indonesia, maka akan terangkat juga kesejahteraan petani lokal.

"Petani jangan hanya digenjot, tetapi juga harus sejahtera," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 03:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement