Advertisement
Ketidakstabilan Pasokan Jadi Kendala Pengembang Industri Berbahan Baku Umbi-Umbian

Advertisement
Harianjogja.com, CIBINONG--Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan pasokan bahan baku yang tidak stabil menjadi salah satu tantangan dalam pengembangan industri umbi-umbian sebagai bahan pangan untuk ketahanan pangan nasional.
"Masalahnya karena pasokan bahan baku yang belum stabil," kata peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Ahmad Fathoni, dalam pemaparannya di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/9/2019).
Advertisement
Kemudian, ia juga menyebutkan bahwa kualitas bahan baku yang belum memenuhi kebutuhan industri pengguna juga menjadi tantangan lain.
Tantangan selanjutnya adalah proses produksi dan peralatan produksi pada industri pengolahan tepung ubi kayu dan umbi lainnya di skala UKM yang belum memenuhi standar.
Selain itu, riset produk yang menggunakan bahan baku tepung ubi kayu dan umbi lainnya juga masih terbatas, selain juga liberalisasi perdagangan internasional melalui skema perjanjian perdagangan bebas yang dapat mendorong naiknya impor tepung seperti tapioka dan pemanis.
Sementara itu, pengembangan umbi-umbian secara umum, kata dia, juga masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat Indonesia. "Industri ubi umbi kayu memang selain tapioka memang belum banyak dilirik," katanya.
Namun, industri tepung saat ini, katanya, menjadi salah satu prioritas industri pangan Indonesia sampai 2024. Oleh karena itu, LIPI mencoba mengembangkan varietas unggul singkong yang memiliki gizi tinggi sebagai jawaban atas tantangan-tandangan saat ini sehingga dapat juga mendukung ketahanan pangan.
Mereka berharap, dengan terangkatnya peran strategis ubi kayu yang berkualitas dalam pengembangan pangan Indonesia, maka akan terangkat juga kesejahteraan petani lokal.
"Petani jangan hanya digenjot, tetapi juga harus sejahtera," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Israel Kembali Bangun Permukiman Ilegal di Tepi Barat, Sebanayk 2.339 Unit
- Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
- Kemenag Imbau Masyarakat Cek Arah Kiblat Secara Mandiri pada 15-16 Juli 2025
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement

Nelayan Sadeng Gunungkidul Impor Es untuk Pembekuan Ikan dari Pacitan Jawa Timur
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satgas Pangan Polri Tindaklanjuti Laporan Dugaan 212 Produsen Beras Nakal, Empat Orang Diperiksa
- Pentagon Akui Rudal Iran Menghantam Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar
- Wacana Pemberangkatan Jemaah Haji Menggunakan Kapal Laut Ditolak BP Haji
- Penerima Bansos Bermain Judol, Cak Imin Tegaskan Akan Ada Sanksi Tegas
- Kecelakaan KMP Tunu Pratama, Nelayan Temukan Satu Jenazah Diduga Penumpang
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Tim SAR Temukan Bangkai Kapal Tunu dalam Posisi Terbalik di Dasar Laut Selat Bali
Advertisement
Advertisement