Advertisement
Pesan Fahri Hamzah pada Pimpinan KPK Terpilih: Hentikan Kegiatan Politik dan Penggalangan Intelijen

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - DPR telah memilih para pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyampaikan sejumlah pesan kepada pimpinan KPK terpilih termasuk Ketua KPK terpilih Firli Bahuri.
Kepada pimpinan KPK yang baru terpilih dan pegawai KPK Fahri mengingatkan bahwa kerja besar pemberantasan korupsi telah menunggu.
Advertisement
"Selamat kepada Pimpinan KPK yang baru. Kerja besar menunggu. Kembali pada pangkuan Ibu Pertiwi, kembali pada konstitusi dan hukum. Hentikan segala kegiatan politik dan penggalangan intelijen. Bekerjalah sistematis dengan penguatan koordinasi, Supervisi dan Monitoring. Sukses," kata Fahri Hamzah melalui akun twitternya, #ArahBaru2019@Fahrihamzah, pada Jumat (13/9/2019) pagi.
Fahri mengatakan hal itu menyikapi terpilihnya lima orang pimpinan KPK periode 2019-2023, setelah sebelumnya menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR RI, pada 11-12 September 2019.
Melalui cuitan di akun twitternya, Fahri Hamzah juga menyampaikan usulan kepada pimpinan KPK yang sekarang segera demisioner. "Pegawai KPK harus kembali bekerja profesional. Hentikan demonstrasi. Renungkan kembali makna bekerja untuk negara. Kalian bukan LSM. Konsepnya beda. Tapi yang mau kembali LSM silakan mengundurkan diri hari ini juga," kata Fahri.
Menurut Fahri pada akun twitternya, sebagai lembaga independen, KPK harus dibersihkan dari kerja politik. Atas nama apa pun. Politik hukum KPK adalah politik hukum negara yang diamanahkan konstitusi sebagai "negara hukum yang demokratis". Mari kita beri kepercayaan pada pimpinan baru sambil kita awasi.
Fahri juga menyatakan negara harus kembali normal, UU darurat tidak boleh diberi ruang kembali. Suasana perang hentikan! Ini masa bersatu, konsolidasikan kekuatan untuk membangun negara yang damai dan tenang. Kalau ada perbedaan pendapat antar-lembaga selesaikan dengan koordinasi bukan demonstrasi.
"Semua Kedaruratan yang dibuat sepihak oleh negara biasanya bikin ribut sendiri, sebab ada aliran uang untuk bikin keributan. Sudahlah, negara harus terkonsolidasi. Hormati kerja masing-masing jangan menebar perasaan tidak tenang sehingga negara lamban dan tidak berani ambil keputusan," kata Fahri pada akun twitternya.
Menurut Fahri tantangan besar menghadang kita. Ke depan, KPK dengan fungsi supernya yang tidak hilang harus mengutamakan kerja konsolidasi, supervisi, dan monitoring. "Jangan percaya bahwa korupsi di Indonesia tidak bisa dihentikan. Itu bohong dan omong kosong. Tertibkan itu!" katanya.
"Negara kita negara yang didirikan oleh orang-orang hebat, para pejuang, ulama dan cendikiawan kelas dunia. Lebih jauh, negara ini warisan yang tiada tara, Karunia Allah yang Maha Kuasa. Jangan rendah diri dan jangan terus merasa kalah. Lawan segala perasan tidak mampu," kata Fahri.
Fahri dalam cuitannya juga menyebut, komisioner KPK itu adalah "wakil presiden ke-2".
"Ini kesimpulan saya. Kuat sekali mereka. Aksesnya ke semua lembaga. Maka, duduklah bersama, semua lembaga; eksekutif, legislatif, yudikatif. Bikinlah Sistem Integritas Nasional yang kuat. Semua orang ingin jadi orang baik."
"Bergaullah secara fleksibel. Jangan sok suci mentang-mentang bisa nyadap dan mengetahui dosa-dosa tersembunyi. Hentikan kegiatan bawah tanah itu! Itu dosa besar. Hadapilah bangsamu dengan senyum. Percayalah manusia sama saja. (yang bersifat) Iblis sedikit, (yang bersifat) malaikat sedikit. Manusia yang banyak," kata Fahri.
"Inilah pesanku kepada pimpinan KPK yang baru dan kepada pegawai KPK. Pegawai KPK berbanggalah kalian bekerja di tempat itu. Selamat bekerja KPK, semoga Allah melindungi kalian dan semoga Allah menjayakan bangsa INDONESIA. Mari maju ke depan. Hadapi tantangan zaman. Merdeka!," cuit akun @Fahrihamzah bertanggal 13/9/2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement