Advertisement
HASIL SURVEI: Mayoritas Publik Tidak Setuju Ibu Kota Pindah
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Sebuah survei belum lama ini mengumpulkan pendapat publik ihwal rencana pemindahan ibu kota.
Proses pemindahan Ibu Kota Negara masih bergulir. Lembaga Media Survei Nasional (Median) pun melakukan penelitian untuk mengukur sejauhmana publik melihat rencana pemindahan Ibu Kota.
Advertisement
Dalam penelitian bertema "Melihat Persepsi Publik Terhadap Rencana Pemindahan Ibukota", Median menemukan ada 45,3 persen publik yang tidak setuju dengan rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) memindahkan Ibu Kota, sedangkan 40,7 persen setuju.
"Dari hasil survei ditemukan bahwa ada 45,3 persen publik yang tidak setuju dengan rencana Presiden Jokowi memindahkan Ibu Kota, sedangkan 40,7 persen setuju. Mereka yang yang tidak tahun sebesar 14,0 persen," ujar Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Rico menuturkan, dari sisi pengetahuan publik memang cukup tinggi, setidaknya didapati 86,7 persen publik mengetahui adanya rencana pemindahan Ibu Kota. Pemerintah, sambungnya, memiliki tugas berat untuk meyakinkan publik, terutama mereka yang belum setuju.
Bila melihat dari domisilinya, sambung Rico, penduduk di pulau Jawa sebagian besar tidak setuju pemindahan Ibu Kota. Di pulau Jawa sebesar 51,4 persen tidak setuju pemindahan Ibu Kota. Sedangkan yang setuju sebesar 30,7 persen, dan yang tidak tahu sebesar 17,9 persen.
Sementara sebagian besar penduduk di luar pulau Jawa setuju dengan pemindahan Ibu Kota. "Di luar pulau Jawa, yang setuju rencana pemindahan Ibu Kota sebesar 56,0 persen. Sedangkan tidak setuju sebanyak 35,9 persen, dan yang tidak tahu 8,1 persen," ujarnya.
Rico menambahkan, dari survei yang dilakukan ada lima alasan utama terkait publik tidak setuju dengan pemindahan Ibu Kota, terutama terkait dengan persoalan ekonomi.
"Masalah terbesar terkait ekonomi, yaitu rakyat meminta diselesaikan dulu masalah ekonomi dan pengangguran, yaitu sebesar 15,0 persen. 14,2 persen publik juga menilai pengeluaran uang negara akan makin tinggi jika memindahkan Ibu Kota," ujarnya.
Survei Median dilakukan 20-30 Agustus 2019 dengan jumlah 1.000 responden. Margin of error 3,09 persen dan untuk tingkat kepercayaan 95 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Jadwal dan Tarif Bus DAMRI ke Bandara YIA Kulonprogo, Cek di Sini
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- 7 Bandara di Sulawesi Ditutup Usai Gunung Ruang Kembali Erupsi, Berikut Daftarnya
- Komisaris HAM PBB Prihatin dengan Sikap Polisi AS yang Membubarkan Aksi Mahasiswa Pro Palestina
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Aksi Buruh 1 Mei: Masyarakat Diminat Hindari Kawasan Monas Jakarta
- Prihatin Atas Temuan Kuburan Maasa di Gaza, Sekjen PBB Minta Operasi militer di Rafah Dihentikan
- Pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie Terlibat Korupsi Timah Rp217 Triliun, Begini Respons Manajemen
- Di Jakarta Ada Aksi Buruh 1 Mei, Jokowi Pilih ke NTB
Advertisement
Advertisement