Advertisement
Hasto Wardoyo Ingin Pendidikan Kesehatan Reproduksi Masuk Kurikulum Sekolah
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo. - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG-- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo berencana memasukkan program pendidikan kesehatan reproduksi pada kurikulum sekolah dari jenjang SD hingga SLTA/SMA.
"Rencananya program tersebut akan dimasukan pada pendidikan Jasmani atau yang lainnya," kata Hasto Wardoyo, usai pembinaan program BKKBN bagi penyuluh Keluarga Berencana (KB) se-eks Karesidenan Kedu, di Pendopo Soepardi, Setda Kabupaten Magelang, Senin (5/8/2019).
Advertisement
Ia mengaku sedang mengumpulkan petinggi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahkan menurutnya, Mendikbud Muhajir Effendy juga sudah diajak berkomunikasi. "Pada perinsipnya [Mendikbud] sudah OK. Sebagai harapan kami, Desember besok sudah bisa terlaksana," kata Hasto.
Pendidikan kesehatan tersebut, lanjut Hasto, tidak hanya membahas soal pendidikan seks saja, namun lebih umum lagi yakni mengenai soal kesehatan reproduksi.
BACA JUGA
Dari upaya masuk ke institusi pendidikan ini, Hasto berharap anak-anak jadi tahu soal siklus kehidupan reproduksi perempuan dan laki-laki. Menurutnya, sangat naif apabila anak umur 12 tahun yang sudah menstruasi tapi tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.
Hasto juga mengungkapkan dirinya sedang melakukan rebranding institusi BKKBN ini. Salah satu upayanya dengan rencana memperbaharui lagu (mars) Keluarga Berencana karena dinilai tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
"Kami akan mengevaluasi soal lagu atau mars KB karena sudah tidak sesuai dengan kondisi zaman. Kami ingin agar lagu atau mars KB lebih mengena ke hati generasi muda. Selain itu mengenai logo juga akan kami lombakan. Intinya kami ingin menyesuaikan dengan selera kaum milenial," katanya.
Mengenai eksistensi para penyuluh KB sendiri, pihaknya juga akan melakukan riset. Pihaknya akan mencari tahu tanggapan publik soal kinerja mereka (tenaga penyuluh KB).
Lain sisi, Bupati Magelang, Zaenal Arifin, mengungkapkan saat ini Kabupaten Magelang mengalami kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama tenaga penyuluh KB yang hanya berjumlah 47 orang.
Wilayah Kabupaten Magelang yang terdiri 372 desa dengan hanya memiliki 47 orang penyuluh KB, maka satu penyuluh harus mengawal 7-8 Desa. "Tentunya ini akan sangat kurang," ungkap Zaenal.
Pada kesempatan itu, ia juga mengungkapkan apresiasinya kepada Kepala BKKBN yang akan mengintervensi langsung di seluruh sektor, dengan berkomunikasi langsung pada Kementerian Pendidikan mengenai terobosan terbarunya itu.
"Sehingga ini akan menjadi tanggung jawab bersama, gotong royong bersama untuk menyiapkan generasi-generasi yang hebat," pungkas Zaenal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bupati Banyuwangi Dukung Rencana Baru Proyek Kereta Cepat Whoosh
- Hanyut di Sungai Jolinggo Kendal, Tiga Mahasiswa KKN UIN Semarang MD
- Prabowo Minta Pintu Pelintasan Diperbarui Cegah Kecelakaan Kereta Api
- Uang Judi Online di Indonesia Kalahkan Nilai Korupsi
- Jonan Bantah Diberi Tawaran Menteri Seusai Temui Prabowo
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Dua KA Tertemper di Jalur Brambanan-Maguwo, Daop 6 Minta Maaf
- Kenalan FB Berujung Pencurian Motor di Parangtritis
- Anthony Ginting Mundur dari Korea Masters 2025 Akibat Cedera Pinggang
- Kunjungan Wisman ke DIY Naik 13,92 Persen pada September 2024
- Prabowo Jajal Naik KRL dari Stasiun Manggarai hingga Tanah Abang
- Prabowo: Saya Tanggung Jawab Penuh Atas Whoosh
- Kasus Dugaan Pencabulan Guru TK Sragen Dibawa ke DPRD
Advertisement
Advertisement




