Advertisement
Komunitas Ini Berharap Ada Hari Kebaya Nasional
Anggota komunitas gerakan nasional SelasaBerkebaya berswafoto di lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (2/7/2019). Gerakan tersebut sebagai bentuk kampanye kepada generasi muda agar menjaga kelestarian busana kebaya. - Bisnis/Felix Jody Kinarwan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia mengadakan Forum Group Discussion (FGD) yang membahas tentang pentingnya pelestarian kebaya di Indonesia di Museum Nasional, Jakarta Pusat pada Selasa (16/7/2019).
Acara tersebut dihadiri oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid Setiadi dengan pembahasan mengenai sejarah, seni, filosofi dan ideologi yang terkandung dalam budaya dari berbusana kebaya.
Advertisement
"Terus terang gagasan ini kita sambut dengan sangat baik karena di Kemendikbud memang ada peraturan setiap Selasa memakai baju daerahnya masing-masing. Gerakan yang berbasis busana ini punya dampak yang lebih jauh dari yang kita kira," ucap Hilmar.
Dia berharap agar ke depannya komunitas berkebaya bisa berdiskusi langsung dengan menteri pendidikan dan kebudayaan demi tercapainya tujuan dijadikan hari kebaya sebagai hari nasional seperti Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober.
BACA JUGA

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid Setiadi saat berbicara di acara Indonesia Berkebaya di Museum Nasional pada Selasa (16/7/2019). JIBI/Bisnis/Ria Theresia Situmorang
"Bapak Jokowi dalam pidatonya di Sentul sudah menerangkan kalau Indonesia ini milik semua dan kita harus berjuang atas dasar bhinneka tunggal ika. Indonesia berkebaya ini bisa menumbuhkan kepercayaan diri. Kegiatan berbusana juga misi mencapai tujuan tersebut.
Ketua Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia, Rahmi Hidayati juga mengapresiasi bentuk dukungan Kemendikbud memfasilitasi kegiatan Indonesia Berkebaya, mengingat banyaknya kaum perempuan yang mulai sadar harus melestarikan busana khas Indonesia tersebut.
"Gerakan berkebaya sudah ada sejak 2014 dan diterima secara luas. Kebaya menurut kami busana asli yang perlu kita warisi bersama-sama karena memiliki keterlibatan terhadap kemajuan Indonesia dari Sabang sampai Marauke.”
Menurut Rahmi banyak tugas yang dia emban bersama ibu-ibu komunitas berkebaya mengingat masih banyak orang tidak tahu tentang perbedaan kebaya dan jenis kain lainnya.
"Apa yang perlu disosialiasasikan? Banyak, karena ada yang tidak tahu kebaya, baju kurung itu bedanya apa dan memang pakemnya berbeda. Sebenarnya kebaya bukaannya di depan, dan lekukannya membentuk tubuh," sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Terbaru, Cek Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini Minggu 14 Desember 2025
- Jadwal SIM Keliling Sleman Desember 2025, Cek Layanannya
- Chelsea Tundukkan Everton 2-0, Palmer dan Gusto Bersinar
- Jadwal SIM Keliling Bantul Desember 2025, Ada di MPP
- Cuaca Jakarta Minggu: Pagi Berawan, Sore Berpotensi Hujan
- Raphinha Borong Gol, Barcelona Kalahkan Osasuna 2-0
- PSG Kembali ke Puncak Ligue 1 Usai Tundukkan Metz 3-2
Advertisement
Advertisement





