Advertisement
Perlakukan Hewan Seperti Anak Sendiri, Ini Kisah Pawang Buaya Jurug Solo Zoo

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO -- Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo memiliki beragam jenis koleksi satwa. Berbagai jenis satwa dari yang jinak hingga buas seperti harimau, beruang, dan buaya, bisa dilihat di kebun binatang kebanggaan wong Solo.
Semua hewan tersebut memiliki pawang. Peran pawang atau keeper satwa sangat penting. Mereka menjadi sosok yang sering berinteraksi secara langsung dan bertanggung jawab merawat satwa. Mereka juga berkewajiban membersihkan kandang dan memberikan makanan kepada hewan yang dirawat.
Advertisement
Beberapa pawang terlihat membersihkan kandang hewan, Kamis (4/7/2019) sekitar pukul 09.00 WIB. Selain membersihkan kandang, mereka juga tampak sedang memandikan satwa yang dirawat di lembaga konservasi satwa terbesar di Solo tersebut.
Uniknya, tidak sekadar memberikan makan dan membersihkan, para pawang memiliki cara tersendiri untuk berinteraksi dengan satwa yang mereka urus di Jurug Solo Zoo. Seperti Suparyanto, 55, yang menjadi pawang buaya dan angsa. Dia memperlakukan satwa tersebut layaknya anaknya sendiri.
Hal itu terlihat ketika Suparyanto memberi makan angsa di danau Jurug Solo Zoo. Suparyanto memanggil para angsa menggunakan suara unik. Kawanan angsa yang sebelumnya berenang di tengah danau menepi menuju tempat Suparyanto berada.
Setelah memberi makan para angsa, Suparyanto melanjutkan aktivitasnya memandikan buaya muara. Buaya muara yang sudah berumur satu tahun tersebut digendongnya tanpa rasa takut. Lucunya, ketika buaya tersebut mencoba memberontak, dia menegur buaya itu seperti seorang ayah menegur anaknya.
Suparyanto mengatakan menjadi pawang harus memiliki keberanian untuk berinteraksi dengan para satwa tak terkecuali yang buas. Menurutnya, satwa tersebut bisa merasakan perlakuan manusia.
“Khusus buaya memang saya yang bertugas menjadi pawang. Rasa takut ada saat berada di luar kandang. Tapi setelah masuk kandang, rasa takut itu malah hilang. Saya awalnya hanya berani mendekat dengan jarak lima meter saja. Perlahan-lahan saya mendekati buaya itu, ternyata tidak apa-apa. Sekarang saya kalau membersihkan kandang buaya ya langsung turun bersih-bersih di dekat mereka,” bebernya.
Suparyanto menambahkan semua orang sebenarnya bisa menjadi pawang hewan. Seorang pawang hanya butuh keberanian dan kasih sayang. Sehingga, satwa juga akan memperlakukan pawang dengan baik.
“Sebenarnya semua orang bisa menjadi pawang. Karena saat terbiasa berinteraksi dengan satwa, rasa sayang kepada hewan akan muncul. Itu yang saya percayai,” kata dia.
Manajer Pemasaran Jurug Solo Zoo, Nonot Harwanto, mengatakan pawang di TSTJ Solo harus memiliki karakter penyayang binatang. Sebab, ketika menjalani profesi tersebut seseorang akan terus berinteraksi dengan satwa. Dengan menjadi penyayang binatang, pawang akan mudah menjalani pekerjaannya.
“Sama halnya dengan manusia. Hewan juga butuh diperlakukan dengan baik dan diajak berinteraksi. Memang kami memberikan syarat para pawang minimal adalah orang yang memiliki sifat penyayang binatang. Kalau bukan seorang penyayang binatang, untuk melakukan interaksi akan sulit nantinya. Karena satwa juga punya perasaan,” terang Nonot Harwanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
- Kemenag Imbau Masyarakat Cek Arah Kiblat Secara Mandiri pada 15-16 Juli 2025
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
Advertisement

26 Pembuang Sampah Liar di Bantul yang Terekam CCTV Belum Ditindak, Ini Alasannya
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satgas Pangan Polri Tindaklanjuti Laporan Dugaan 212 Produsen Beras Nakal, Empat Orang Diperiksa
- Pentagon Akui Rudal Iran Menghantam Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar
- Wacana Pemberangkatan Jemaah Haji Menggunakan Kapal Laut Ditolak BP Haji
- Penerima Bansos Bermain Judol, Cak Imin Tegaskan Akan Ada Sanksi Tegas
- Kecelakaan KMP Tunu Pratama, Nelayan Temukan Satu Jenazah Diduga Penumpang
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Tim SAR Temukan Bangkai Kapal Tunu dalam Posisi Terbalik di Dasar Laut Selat Bali
Advertisement
Advertisement