Advertisement
Rekayasa Lalin Akibat Proyek Fisik, Kota Solo Makin Macet
Kepadatan arus lalu lintas di Jl. Jenderal Sudirman, Solo, Selasa (22/1/2019). (Solopos - Nicolous Irawan)
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO -- Manajemen rekayasa lalu lintas sebagai dampak pengerjaan beberapa proyek fisik di jantung Kota Solo selama empat hari terakhir membikin kemacetan kian parah.
Proyek tersebut di antaranya penataan Jl. Jenderal Sudirman dan perbaikan drainase di simpang empat Coyudan dan simpang empat Pasar Pon. Kondisi itu tak pelak memancing keluhan dari warga dan pengguna jalan.
Advertisement
Salah seorang warga, Roby Hartono, menyebut penutupan simpang empat Jl. Jenderal Sudirman membuat perjalanan dari Pasar Gede ke Luwes Loji Wetan ditempuh selama 30 menit menggunakan kendaraan roda empat.
Penumpukan kendaraan terjadi di persimpangan Ketandan dan Loji Wetan. Rekayasa lalu lintas mengatur pengendara dari bundaran Pasar Gede yang menuju ke Pasar Klewer atau selatan harus berbelok ke persimpangan Ketandan.
BACA JUGA
Simpang empat Loji Wetan juga menjadi titik pertemuan kendaraan dari selatan dan utara yang hendak menuju ke barat. “Bongkarnya bareng semua. Penataan Jensud itu lama mangkrak, begitu lanjut malah langsung ditutup. Apa enggak bisa tidak ditutup total? Ditutup separuh saja macet apalagi total,” kata dia, Minggu (7/7/2019).
Roby juga menilai jumlah pekerja di proyek lanjutan itu tak terlalu banyak sehingga ia pesimistis bisa cepat rampung. Saat terjadi kemacetan, petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) atau Satlantas Polresta Solo tidak tampak di lokasi untuk mengatur lalu lintas.
Sukarelawan supeltas yang ada juga terkadang justru malah membuat semakin macet. “Keluhan saya juga berlaku untuk perbaikan drainase. Saya yakin, tujuannya baik. Tapi, momen dan teknisnya kurang pas. Ini masa liburan sekolah, volume kendaraan sedang banyak. Proyek jalan bareng, ada MRLL [rekayasa lalu lintas]. Tiap kali lewat simpang empat Pasar Pon atau Ngarsopuro, paling pekerja yang kelihatan cuma satu atau dua. Kapan rampungnya? Bahkan, kadang enggak ada orang,” keluh warga kelahiran Solo itu.
Hal senada disampaikan warga Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, Dewi Tara. Ia mengaku penutupan jalan membuatnya enggan keluar rumah.
“Males macetnya. Ruwet. Mau pergi ke mana pun dengan roda empat harus dihitung waktunya. Kalau sendiri bisa naik motor, nyelap-nyelip. Tapi kalau bawa anak-anak, mau enggak mau ya naik mobil. Tapi ya itu, macet sekali. Gang kecil depan rumah bahkan ikut jadi jalan tikus. Ini membahayakan anak-anak. Tolong dikebut proyeknya,” ucapnya, Minggu.
Sebelumnya, pelaksana proyek penataan Jl. Jenderal Sudirman, Yusak Tarigan, mengaku sanggup menyelesaikan pekerjaan itu selama 1,5 bulan. Penataan ini hanya dilakukan di tengah dan sisi timur jalan tersebut.
“Penataan sisi barat jalan baru kami garap setelah pekerjaan di tengah dan sisi timur jalan selesai. Kami siap melakukan percepatan, bahkan mengusahakan pekerjaan bisa selesai kurang dari 1,5 bulan,” kata dia saat dijumpai di lokasi proyek belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Soal Sumber Air Minum dari Sumur Bor, BPKN Bakal Klarifikasi Aqua
- Jawa Tengah Bakal Memiliki KRL, Ini Bocoran Rutenya yang Dilalui
- Rahasia Menggandakan Kekayaan Ala Jeff Bezos
- Donald Trump Jadi Saksi Penandatanganan Damai Thailand dan Kamboja
- Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Saat Hadiri KTT ASEAN
Advertisement
Bayi Dalam Kardus di Ngemplak, Ini Isi Pesan Tertulis dari Orangtua
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Angkot Gratis Jempol Permudah Akses Sekolah Pelajar Magelang
- Prabowo Hadiri KTT ASEAN dan Siapkan Agenda APEC di Korsel
- Mendagri dan Menkeu Satu Suara, Dana Daerah Harus Segera Dibelanjakan
- Tim Gabungan Dikerahkan Tangani Banjir Semarang-Demak
- Pertamina Diminta Jadikan SPBU Lebih Nyaman dan Ramah Konsumen
- Mandi Terlalu Sering Bisa Rusak Lapisan Pelindung Kulit
- Harga Kopi Dunia Melonjak, Kekeringan di Brasil Tekan Pasokan Global
Advertisement
Advertisement



