Advertisement
Rekayasa Lalin Akibat Proyek Fisik, Kota Solo Makin Macet

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO -- Manajemen rekayasa lalu lintas sebagai dampak pengerjaan beberapa proyek fisik di jantung Kota Solo selama empat hari terakhir membikin kemacetan kian parah.
Proyek tersebut di antaranya penataan Jl. Jenderal Sudirman dan perbaikan drainase di simpang empat Coyudan dan simpang empat Pasar Pon. Kondisi itu tak pelak memancing keluhan dari warga dan pengguna jalan.
Advertisement
Salah seorang warga, Roby Hartono, menyebut penutupan simpang empat Jl. Jenderal Sudirman membuat perjalanan dari Pasar Gede ke Luwes Loji Wetan ditempuh selama 30 menit menggunakan kendaraan roda empat.
Penumpukan kendaraan terjadi di persimpangan Ketandan dan Loji Wetan. Rekayasa lalu lintas mengatur pengendara dari bundaran Pasar Gede yang menuju ke Pasar Klewer atau selatan harus berbelok ke persimpangan Ketandan.
Simpang empat Loji Wetan juga menjadi titik pertemuan kendaraan dari selatan dan utara yang hendak menuju ke barat. “Bongkarnya bareng semua. Penataan Jensud itu lama mangkrak, begitu lanjut malah langsung ditutup. Apa enggak bisa tidak ditutup total? Ditutup separuh saja macet apalagi total,” kata dia, Minggu (7/7/2019).
Roby juga menilai jumlah pekerja di proyek lanjutan itu tak terlalu banyak sehingga ia pesimistis bisa cepat rampung. Saat terjadi kemacetan, petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) atau Satlantas Polresta Solo tidak tampak di lokasi untuk mengatur lalu lintas.
Sukarelawan supeltas yang ada juga terkadang justru malah membuat semakin macet. “Keluhan saya juga berlaku untuk perbaikan drainase. Saya yakin, tujuannya baik. Tapi, momen dan teknisnya kurang pas. Ini masa liburan sekolah, volume kendaraan sedang banyak. Proyek jalan bareng, ada MRLL [rekayasa lalu lintas]. Tiap kali lewat simpang empat Pasar Pon atau Ngarsopuro, paling pekerja yang kelihatan cuma satu atau dua. Kapan rampungnya? Bahkan, kadang enggak ada orang,” keluh warga kelahiran Solo itu.
Hal senada disampaikan warga Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, Dewi Tara. Ia mengaku penutupan jalan membuatnya enggan keluar rumah.
“Males macetnya. Ruwet. Mau pergi ke mana pun dengan roda empat harus dihitung waktunya. Kalau sendiri bisa naik motor, nyelap-nyelip. Tapi kalau bawa anak-anak, mau enggak mau ya naik mobil. Tapi ya itu, macet sekali. Gang kecil depan rumah bahkan ikut jadi jalan tikus. Ini membahayakan anak-anak. Tolong dikebut proyeknya,” ucapnya, Minggu.
Sebelumnya, pelaksana proyek penataan Jl. Jenderal Sudirman, Yusak Tarigan, mengaku sanggup menyelesaikan pekerjaan itu selama 1,5 bulan. Penataan ini hanya dilakukan di tengah dan sisi timur jalan tersebut.
“Penataan sisi barat jalan baru kami garap setelah pekerjaan di tengah dan sisi timur jalan selesai. Kami siap melakukan percepatan, bahkan mengusahakan pekerjaan bisa selesai kurang dari 1,5 bulan,” kata dia saat dijumpai di lokasi proyek belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Daftar Lengkap Menteri dan Wamen Baru di Kabinet Merah Putih Prabowo
- Reshuffle Kabinet Prabowo, Ini Daftar Menteri dan Pejabat Baru
- Farida Farichah, Aktivis NU Berusia 39 Tahun yang Jadi Wamenkop
- Profil M Qodari, Dari Pengamat Politik Jadi Kepala Staf Kepresidenan
Advertisement

Perolehan Medali di PORDA DIY Tak Terkejar, Sleman Kunci Juara Umum
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Hanya Jerat Pasal Penculikan Terkait Kematian Kacab Bank di Jakarta
- Memanas! China Tahan Kapal Filipina di Beting Scarborough
- Kementerian Raja Juli Peroleh Rp6,04 Triliun
- Menkeu Purbaya Ingatkan Anak Muda Jangan FOMO dengan Investasi
- Prediksi BMKG: Kota Besar Dilanda Hujan Hari Ini
- 2 Ruang Kelas Disiapkan untuk Sambut Wapres Gibran di Sentani
- 7 Tuntutan Demo Ojol Hari Ini, Hapus Multi Order hingga Copot Menhub
Advertisement
Advertisement