Advertisement

Hendropriyono : Massa Aksi 22 Mei Hanya FPI, Mantan HTI dan Alumni 212

Newswire
Senin, 20 Mei 2019 - 17:27 WIB
Bhekti Suryani
Hendropriyono : Massa Aksi 22 Mei Hanya FPI, Mantan HTI dan Alumni 212 Mantan Kepala BIN dan Ketua Umum PKPI, AM Hendropriyono sekaligus pengusaha nasional. - Suara.com/Adhitya Himawan

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA- Maasa aksi 22 Mei diyakini hanya dari massa mantan FPI, HTI dan 212.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menyebutkan, kekuatan massa pendukung Capres Cawapres noor urut 2 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno sudah mulai "ompong".

Advertisement

Ia mengatakan hal tersebut karena menilai banyak massa pendukung Prabowo – Sandiaga tersadar serta tak mau ikut aksi tanggal 22 Mei, yakni saat KPU mengumumkan kasil Pilpres 2019.

"Kekuatan massanya sudah mulai ompong, yaitu massa yang terdiri dari sebagian mantan HTI, sebagian mantan PA 212, mantan GNPF Ulama, karena sudah ada yang ikut sama kami di sini," kata Hendropriyono, Senin (21/5/2019).

Artinya, kata dia, para elite yang teriak-teriak people power dan menggelar aksi pada 22 Mei akan mengerahkan massa ompong alias sedikit.

Terlebih, lanjut Hendropriyono, Partai Demokrat telah menyatakan tidak mau kalau demokrasi berjalan inkonstitusional. Kemudian, PAN yang dua per tiga kadernya sudah tidak mau ikut aksi tersebut.

"Begitu juga PKS, di mana saya amati sudah banyak yang sadar bahwa negara ini akan dibawa ke mana. Kasihan rakyat kalau seperti ini," katanya.

Hendropriyono juga mengakui mengetahui identitas massa yang akan turun ke jalan pada 22 Mei 2019.

"Massa yang sekarang bergerak hanya mantan 212, FPI, barisan sakit hati," ujarnya.

Selain itu, menurut dia, massa yang akan turun ke jalan pada saat pengumuman hasil Pemilu 2019 itu juga ditunggangi oleh mereka yang sakit hati dengan pemerintah saat ini.

"Yang tadinya pejabat, dicopot enggak mau, bekas menteri dicopot, masak sampai segitunya, sudahlah, gantian sama yang muda," kata Hendropriyono.

Menurut dia, mereka adalah orang-orang yang tak mampu berpikir jernih. Hendropriyono menyebut, mereka adalah orang-orang yang rela mengorbankan apa pun demi sebuah nama dan jabatan.

"Yang ingin dapat nama, singgasana. Saya tidak mengerti kenapa sampai hati mengorbankan anak-anaknya sendiri, untuk apa?" kata Hendropriyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement