Advertisement
Rumah Rusak akibat Bentrok Sesama Anggota PSHT di Sukoharjo
Jendela rumah warga rusak akibat bentrok antaranggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Dusun Sidosari, Desa Krajan, Gatak, Sukoharjo, Selasa (30/4/2019). (Istimewa - Danar Sutopo)
Advertisement
Harianjogja.com, SUKOHARJO -- Bentrok antarkelompok yang diduga simpatisan dan anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) asal Wonosari, Klaten, terjadi di Dusun Sidosari, Desa Krajan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo Senin (29/4/2019) sekitar pukul 19.30 WIB. Empat rumah dilaporkan rusak akibat peristiwa itu.
Aksi itu dipicu pertikaian sesama anggota PSHT. Informasi yang dihimpun JIBI/Solopos, Selasa (30/4/2019), kejadian bermula saat lima anggota PSHT mendatangi rumah Yohan Dwi Prasetyo, warga Dusun Sidosari, Desa Krajan, Gatak, Sukoharjo, Senin sekitar pukul 15.00 WIB.
Advertisement
Mereka mencari Yohan yang juga anggota PSHT. Kala itu, mereka ditemui istri Yohan. Lantaran tak bertemu Yohan, mereka marah dan menendang pintu pagar rumah hingga roboh.
Beberapa waktu kemudian, sekitar 200 orang yang diduga anggota PSHT asal Wonosari, Klaten, mendatangi rumah Yohan. Saat kejadian, ada beberapa anggota PSHT lainnya yang tengah berkumpul di rumah Yohan.
BACA JUGA
Sekretaris PSHT Jateng Korwil Soloraya yang juga sesepuh PSHT Sukoharjo, Danar Sutopo, mengatakan bentrok sesama anggota PSHT tak terhindarkan. Anggota PSHT yang berkumpul di rumah Yohan berpencar dan bersembunyi di rumah penduduk setempat.
“Massa yang berasal dari Wonosari mengejar anggota PSHT yang bersembunyi di rumah penduduk. Mereka melampiaskan emosi dengan merusak kaca jendela dan genting rumah,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa malam.
Danar menduga aksi kekerasan itu dipicu konflik pribadi antara Yohan dengan anggota PSHT asal Wonosari. Konflik itu berujung penganiayaan dan perusakan rumah warga. Setelah merusak rumah warga, massa langsung melarikan diri melewati jalan perdesaan.
“Ada masalah antara mantan guru dengan muridnya. Sejatinya, saya sudah menghubungi polisi pada Senin siang agar mengantisipasi bentrok antaranggota PSHT. Namun, respons polisi lambat dan massa telanjur tiba di lokasi kejadian,” ujar dia.
Danar meminta aparat kepolisian mengusut kasus penganiayaan dan perusakan rumah warga itu. Hal itu merupakan pelanggaran hukum yang harus dipertanggungjawabkan para pelaku.
Selain itu, Danar meminta anggota PSHT Sukoharjo maupun luar Sukoharjo menahan diri agar tidak terprovokasi kabar yang tidak jelas. “Sempat ada informasi anggota PSHT Soloraya bakal masuk ke wilayah Sukoharjo. Saya minta agar mereka tak terpancing dengan kabar-kabar provokatif dan menahan diri. Kami siap menjaga kondusivitas keamanan di Sukoharjo dan Soloraya.”
Sementara itu, Kepala Desa Krajan, Sarjono, mengatakan tidak ada warga setempat yang terluka akibat kejadian itu. Anggota PSHT yang berkumpul di rumah Yohan merupakan warga luar Desa Krajan.
Permasalahan itu merupakan konflik antaranggota PSHT sehingga ia meminta warga tak ikut campur. “Kerugian warga hanya material lantaran rumahnya dirusak. Ada empat rumah yang dirusak massa. Kami menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum terkait pengrusakan rumah warga,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam Naik Rp8.000 per Gram pada Sabtu 20 Desember 2025
- Inflasi DIY Berpotensi Naik Jelang Libur Natal dan Tahun Baru
- Bek Muda PSIM Jogja Ikuti Program EPA Future Star di Spanyol
- Pemkab Sleman Usulkan Mrican Segmen 2 Masuk Proyek Strategis Nasional
- Ditlantas Polda DIY Siapkan Contraflow Kridosono Saat Nataru
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Partisipasi Ayah Ambil Rapor di SMAN 6 Jogja Baru 30-40 Persen
Advertisement
Advertisement




