Advertisement

Pemerintah Sri Lanka Blokir Jejaring Medsos Pasca Serangan Bom

Newswire
Senin, 22 April 2019 - 09:17 WIB
Sunartono
Pemerintah Sri Lanka Blokir Jejaring Medsos Pasca Serangan Bom Tentara berjaga-jaga di lokasi serangan bom gereja saat perayaan Paskah di Sri Lanka, Minggu (21/4/2019). - Ist/AFP.

Advertisement

Harianjogja.com, SRILANKA--Pemerintah Sri Lanka segera memberlakukan larangan keluar rumah dan memblokir jejaring medsos pasca terjadinya serangan bom menewaskan hampir 140 orang dengan menyasar gereja dan hotel bintang lima.

"Larangan keluar rumah akan diberlakukan sampai segalanya teratasi," kata kepada Menteri Muda Pertahanan Ruwan Wijewardene wartawan di Kolombo seperti dilansir Reuters dan dikutip Antara, Minggu (21/4/2019)malam.

Advertisement

Para pejabat pemerintah juga mengatakan jejaring media sosial utama dan aplikasi pesan, temasuk Facebook dan WhatsApp, telah diblokir di dalam negeri guna mencegah penyiaran informasi yang tak dapat dipertanggungjawabkan dan desas-desus. Insiden berdarah itu terjadi saat perayaan Paskah pada Minggu pagi waktu setempat.

Ledakan-ledakan bom pada Hari Paskah di tiga gereja dan tiga hotel mewah Sri Lanka menewaskan 138 orang dan mencederai lebih 400, kata pejabat-pejabat rumah sakit dan sumber-sumber kepolisian, setelah suasana tenang dari serangan-serangan besar sejak akhir perang saudara 10 tahun lalu.

Di gereja St. Sebastian di Katuwapitiya, sebelah utara Kolombo, lebih 50 orang tewas, kata seorang perwira polisi kepada Reuters, dengan gambar-gambar yang memperlihatkan jasad-jasad tergeletak di lantai, darah berceceran di bangku-bangku dan atap yang rusak.

Media melaporkan 25 orang juga tewas dalam serangan atas satu gereja di Batticaloa, di Provinsi Timur. Tiga hotel yang diserang ialah Shangri-La Colombo, Kingsbury Hotel dan Cinnamon Grand Colombo. Belum jelas apakah ada korban di hotel-hotel tersebut.

Sembilan warga negara asing termasuk di antara mereka yang meninggal dalam serangan-serangan tersebut, kata para pejabat itu.

Sejauh ini belum ada pihak mengaku bertanggungjawab atas serangan-serangan tersebut di sebuah negara yang dilanda perang selama beberapa dekade dengan para pemberontak Tamil hingga tahun 2009. Selama perang itu ledakan-ledakan bom terjadi di Kolombo, ibu kota Sri Lanka.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menyerukan sidang dewan keamanan nasional di kediamannya Minggu siang.

"Saya mengutuk keras serangan-serangan pengecut itu atas rakyat kami hari ini. Saya imbau rakyat Sri Lanka tetap bersatu dan kuat selama masa tragis ini," kata dia dalam cuitannya di Twitter. "Mohon hindari untuk menyiarkan laporan-laporan dan spekulasi yang belum terverifikasi. Pemerintah sedang mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi."

Tahun lalu, telah terjadi 86 insiden yang sudah terverifikasi, ancaman-ancaman dan kekerasan terhadap umat Kristen, menurut the National Christian Evangelical Alliance of Sri Lanka (NCEASL), yang mewakili lebih 200 gereja dan organisasi Kristen.

Tahun ini NCEASL mencatat 26 insiden serupa, termasuk satu insiden yang dilakukan kelompok lain untuk mengganggu misa Minggu, dengan satu lagi dilaporkan pada 25 Maret. Dari total 22 juta penduduk Sri Lanka, 70% di antaranya pemeluk agama Budha; 12,6% Hindu; 9,7% Muslim; dan 7,6% Kristen; menurut sensus penduduk di negara itu tahun 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Pemadaman Listrik Rabu 24 April 2024, Cek Lokasinya!

Jogja
| Rabu, 24 April 2024, 07:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement