Advertisement
Kemenhub Tunggu Kelanjutan Pelarangan Terbang Boeing
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah menerapkan larangan terbang untuk waktu yang tak terbatas dan masih menanti rekomendasi lanjutan dari lembaga pengawas penerbangan internasional untuk langkah selanjutnya.
Saat ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih menanti rekomendasi dari Federal Aviation Administration (FAA) atau lembaga penerbangan sipil Amerika Serikat (AS) terkait dengan kelanjutan pelarangan terbang pesawat Boeing 737 Max 8 di Indonesia.
Advertisement
"Sudah kami tetapkan dengan waktu tak terbatas, kami akan menunggu rekomendasi dari FAA dan lembaga dunia lainnya agar pilot itu dapat jelas melakukan kegiatan itu dengan standar keselamatan yang baik," ungkapnya, Minggu (17/3/2019).
Dia juga meneruskan bahwa inspeksi yang saat ini dilakukan terhadap 11 unit pesawat Boeing 737 Max 8 di Indonesia telah dilakukan tetapi sifatnya masih berupa inspeksi internal dan belum melibatkan pihak pabrikan yakni Boeing.
"Kita baru internal, Boeing belum datang ke sini mungkin pekan ini kami bersama-bersama Boeing, tapi yang penting rekomendasi dari FAA," tegasnya.
Pengamat Penerbangan, Arista Atmadjati, dalam opininya di Bisnis Indonesia, Edisi Senin (18/3/2019) menyampaikan fakta terbaru yang cukup mengagetkan bahwa Asosiasi pilot di Amerika Serikat (AS) mengaku baru mengetahui fitur otomatisasi di pesawat Boeing 737 Max 8 yang diduga berkontribusi terhadap kecelakaan Lion Air JT610.
"Boeing sendiri baru mengeluarkan buletin keselamatan tentang bagaimana cara mengatasi masalah jika timbul anomali akibat fitur otomatisasi tersebut," ungkapnya.
Fitur otomatisasi yang dimaksud adalah Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). Fitur ini bekerja secara otomatis, walaupun fitur pesawat terbang manual mati.
Tujuannya yakni memproteksi pesawat dari manuver yang berbahaya, seperti mengangkat hidung pesawat terlalu tinggi sehingga mengakibatkan stall. "Namun, dalam kasus JT610, fitur ini justru diduga turut berkontribusi dalam kecelakaan," katanya.
Dia menjelaskan fitur otomatisasi ini belum banyak diketahui pilot-pilot Boeing 737 Max karena sebelumnya tidak tercantum dalam buku manual operasi. Hanya setelah terjadi anomali dan peristiwa Lion Air JT610, Boeing baru menjelaskan fitur ini lewat buletin keselamatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- Banjir Lahar Dingin Semeru Telan Korban Jiwa, Lumajang Tanggap Darurat Bencana
- Video Viral Balon Udara Mendarat di Landasan Pacu Bandara YIA Kulonprogo Jogja
- 10 Ucapan Hari Kartini 2024 yang Penuh Makna dan Menebarkan Inspirasi
- BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Catat! Tarif Parkir Kendaraan Bermotor di Lokasi Wisata Wilayah Bantul
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Gunung Ruang Erupsi, Penutupan Operasional Bandara Sam Ratulangi Diperpanjang
- Iran Bantah Penyebab Hancurnya Gedung Pembangkit Listrik Israel
- Pengakuan Warga Kota Isfahan, Terkait Kabar Israel Serang Iran
- Tok! MK Bacakan Putusan Hasil Sengketa Pilpres pada Senin 22 April Mendatang
- Ingin Kawal Demokrasi, Barikade 98 Mengajukan Diri Jadi Amicus Curiae dalam Sengketa Pilpres
- Densus 88 Menangkap Lagi Satu Terduga Teroris, Total Delapan Orang
- Pilgub Jakarta 2024, Demokrat Bakal Calonkan Dede Yusuf
Advertisement
Advertisement