Advertisement
Merapi Keluarkan Wedus Gembel, Banyak Wisatawan Nekat Menginap di Radius 4 Km dari Puncak
Guguran lava pijar keluar dari Gunung Merapi terlihat dari Deles, Klaten, Rabu (30/1 - 2019) dini hari. (Solopos/Burhan Aris Nugraha)
Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI — Gunung Merapi masih berstatus waspada dan beberapa waktu terakhir mengeluarkan awan panas hingga beberapa kali sehari. Meski demikian, kunjungan wisatawan lokal Indonesia ke homestay di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tidak terpengaruh.
Sejumlah pemilik homestay di Selo Boyolali mengungkapkan kunjungan wisatawan stabil dan paling banyak pada Sabtu dan Minggu atau hari libur lainnya.
Advertisement
Sarjono, 60, pemilik homestay Amanda mengatakan, pengunjung tetap merasa aman karena jarak puncak Gunung Merapi dengan Samiran cukup jauh sekitar 4-5 km.
“Mereka tetap merasa aman karena di sini cukup jauh dari puncak Merapi sehingga kalau ada apa-apa mereka tidak cepat kena imbasnya,” ujar Sarjono saat berbincang dengan solopos.com di Samiran, pekan lalu.
BACA JUGA
Selain itu, lanjutnya, keindahan Selo menjadi daya tarik mereka untuk tetap berkunjung di tengah aktivitas Gunung Merapi.
“Di sini mereka tidak hanya bermalam di tengah hawa sejuk atau melihat pemandangan lereng Gunung Merbabu dan Merapi, tetapi juga karena banyak pilihan kegiatan seperti melihat perkebunan, melihat peternakan, melihat UMKM [usaha mikro kecil dan menengah], dan berinteraksi dengan penduduk. Ini yang menjadi daya tarik wisatawan tetap datang ke Samiran,” imbuh Sarjono yang sudah mengelola homestay selama 16 tahun ini.
Pemilik homestay lainnya, Sukirman, 50, mengatakan hal senada dengan Sarjono.
“[Aktivitas guguran lava Gunung Merapi] Tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah kunjungan wisatawan. Pada hari Sabtu dan Minggu atau hari libur lainnya biasanya full,” ujar pemilik homestay Putri ini tanpa memerinci angka kunjungan rata-rata per bulan.
Sementara itu, aktivitas Gunung Merapi justru berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan mancanegara.
Ketua kelompok sadar wisata (pokdarwis) Desa Samiran, Dayang Nevia Afriansari mengatakan, hampir semuanya pengguna homestay Samiran asal mancanegara adalah pendaki Gunung Merapi dan Merbabu. Sehingga ketika ada larangan pendakian Gunung Merapi sejak tahun lalu, otomatis pendaki mancanegara batal mendaki atau datang ke Selo.
Dia mengatakan dalam setahum rata-rata pengunjung homestay di Samiran mencapai 5.000 orang, 20 persen atau 1.000 di antaranya adalah pengunjung asal mancanegara.
“Untuk wisatawan asing rata-rata 1.000 orang per tahun. Tapi sejak Gunung Merapi ditutup untuk pendakian umum, mereka ganti naik ke Merbabu tapi jumlahnya juga sedikit. Jadi, saya kira tahun ini kunjungan wisatawan mancanegara untuk mencapai angka 1.000 sepertinya susah,” kata Dayang.
Saat ini, di Samiran terdapat 50 homestay di bawah binaan pokdarwis dengan total 150 kamar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jadwal KRL Solo-Jogja Rabu 17 Desember 2025, Tarif Rp8.000
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- China Sampaikan Dukacita atas Penembakan di Pantai Bondi Sydney
- Jadwal Lengkap KA Bandara YIA Selasa 16 Desember 2025
- Aktivis UNY Ajukan Eksepsi Kasus Demo di PN Sleman
- Jadwal SIM Keliling Kota Jogja Selasa 16 Desember 2025
- KPK: PPK DJKA Terima Rp12 Miliar Suap Proyek Kereta
- Prabowo Minta TNI-Polri Bantu Usut Perusahaan Perusak Hutan
- Prakiraan Cuaca DIY Selasa 16 Desember 2025, Mayoritas Berawan
Advertisement
Advertisement



