Advertisement
Kasus Kematian Taruna Akpol, 13 Taruna Dipecat
Perwira remaja Polri melemparkan bunga ke udara setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada upacara Prasetya Perwira (Praspa) TNI-Polri 2015 di Lapangan Bhayangkara Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jateng, Kamis (30/7/2018). - Antara/R. Rekotomo
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—13 Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dipecat karena terlibat dalam kematian taruna tingkat II, dua tahun lalu.
Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan (Kalemdiklat) Polri Komjen Pol. Arief Sulistyanto mengatakan sanksi pemberhentian dengan tidak hornat (PTDH) atau pemecatan 13 taruna Akpol dijatuhkan setelah sidang Dewan Akademik (Wanak) Akpol memutuskan nasib ke 13 taruna Akpol.
Advertisement
Sidang Wanak dipimpin Gubernur Akpol Irjen Pol. Rycko Amelza Dahniel dan dihadiri Arief Sulistyanto, sejumlah PJU Akpol sebagai anggota tetap termasuk anggota kehormatan dari Itwasum, Divpropam, Lemdiklat, SSDM Polri, dan seluruh anggota tidak tetap Wanak.
“Sidang Wanak memang harus segera memutuskan dengan seadil-adilnya berdasarkan peraturan yang ada karena permasalahan ini sudah berjalan lama” kata dia, Selasa (12/2/2019).
Arief mengakui nasib ke-13 taruna Akpol itu sempat terkatung-katung selama dua tahun setelah terlibat di dalam kasus tewasnya Taruna Tingkat II Muhammad Adam pada 18 Mei 2017.
Sebelum 13 taruna Akpol tersebut diberhentikan, ada 14 taruna Akpol yang ikut terjerat kasus ini. Namun, pelaku utama berinisial CAS, sudah dikeluarkan pada Sidang Wanak yang pertama pada Juli 2018 silam.
“Keputusan harus cepat diambil demi masa depan Akpol dan juga demi masa depan para Taruna yang bermasalah agar mereka dapat melanjutkan jenjang karier lain saat keluar dari Akpol,” kata dia.
Menurut Arief, ke-13 Taruna Akpol yang dinilai harus mempertanggungjawabkan perbuatannya berinisial MB, GJN, GCM, RLW, JEDP, dan RAP. Lalu ada IZPR, PDS, AKU, CAEW, RK, EA, dan HA. Sebelumnya, ke 13 orang itu juga sudah divonis pidana, tetapi saat itu sidang Wanak belum digelar.
“Bersyukur akhirnya keputusan sudah dikeluarkan secepatnya untuk memberikan kepastian dan demi menjaga marwah Akpol sebagai pencetak pemimpin Polri masa depan,” ujarnya.
Sidang Wanak digelar setelah ada putusan Kasasi Mahkamah Agung yang menyatakan ke-13 taruna tersebut dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana dengan variasi hukuman yang berbeda sesuai dengan peran masing-masing.
Pasal 21 ayat (1) huruf g Undang-Undang No.2/2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia berbunyi, “Untuk diangkat menjadi anggota Polri, seorang calon harus memenuhi syarat tidak pernah dipidana karena melakukan suatu kejahatan.”
Artinya secara hukum ke 13 Taruna Akpol ini tidak memenuhi syarat sebagai anggota Polri. Juga ada pertimbangan hukum lain seperti berdasarkan Pasal 268 ayat (1) KUHAP permintaan peninjauan kembali atas suatu putusan tidak menangguhkan maupun menghentikan pelaksanaan dari putusan tersebut.
Pasal 92 ayat (4) huruf b Peraturan Gubernur Akpol No.4/2016 tentang Kehidupan Taruna Akademi Kepolisian menyatakan taruna yang, “melakukan perbuatan pelanggaran berat dan/atau tindak pidana yang didukung dengan alat bukti yang cukup berdasarkan hasil keputusan Sidang Wanak tidak dapat dipertahankan untuk tetap mengikuti pendidikan.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Cuaca Ekstrem Landa Negara Arab, Banjir Bandang Picu Korban
- Percepatan Papua, Prabowo Ancam Pecat Pejabat Bermasalah
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
Advertisement
Sekolah Negeri di Jogja Wajib Terima ABK, Ini Penegasan Pemkot
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Xpeng Dirikan Pabrik RHD di Malaysia
- Pramono Pastikan Pedagang Kramat Jati Tetap Berjualan
- Polisi Selidiki Penganiayaan Sajam di Depok Sleman, Korban Luka
- Badai Kencang Robohkan Replika Patung Liberty di Brasil
- Dishub Bantul Prediksi Puncak Arus Nataru 24 Desember
- Chery Lewat Exeed Bidik Le Mans, Debut Ditargetkan Sebelum 2030
- KPK Dalami Peran Irjen Kemenaker di Skandal Sertifikat K3
Advertisement
Advertisement



