Advertisement
Merapi Luncurkan Lava Pijar ke Hulu Kali Gendol, Boyolali Hujan Abu

Advertisement
Harianjogja,com, JOGJA—Gunung Merapi meluncurkan lava pijar ke arah hulu Kali Gendol, Selasa (29/1/2019).
Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui akun Twitter, jarak luncuran 1.400 meter dengan durasi 141 detik. Sampai saat ini, Status Merapi Masih Waspada atau di Level 2 dan masyarakat diminta tetap tenang serta mewaspadai kemungkinan hujan abu lokal.
Advertisement
Selamat malam #WargaMerapi. Guguran lava pijar teramati dari CCTV pukul 20.17 WIB, ke arah hulu Kali Gendol, jarak luncur 1400 m, durasi 141 detik. Tingkat aktivitas #Merapi Waspada (Level 2). Masyarakat diimbau tetap tenang serta mewaspadai kemungkinan terjadi hujan abu lokal. pic.twitter.com/niP7rxREOw
— BPPTKG (@BPPTKG) January 29, 2019
Hujan abu tipis dilaporkan turun di wilayah Tampir Baru, Musuk, Boyolali, Jawa Tengah.
21:34 Hujan abu tipis juga terpantau di wilayah Tampir Baru Musuk Boyolali.
— IG: Merapi News (@merapi_news) January 29, 2019
Merapi aman pic.twitter.com/cdFSckYK14
Berdasarkan analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi per 22 Januari 2019 yang dirilis BPPTKG, volume kubah lava telah mencapai 461.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan mencapai 1.300 meter kubik per hari atau lebih kecil dari pekan sebelumnya.
Kubah lava saat ini masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
BPPTKG juga melaporkan pada periode 18-24 Januari 2019 di gunung teraktif di Indonesia itu tercatat tiga kali gempa embusan, satu kali gempa vulkanik dangkal, 223 kali gempa guguran, dua kali gempa frekuensi rendah dan tujuh kali gempa tektonik.
Mengacu pada data aktivitas vulkanik Merapi, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Laporan pengamatan guguran Gunung #Merapi tanggal 29/01/2019 periode 12.00-18.00 WIB.
— BPPTKG (@BPPTKG) January 29, 2019
Berdasarkan data seismik, jumlah guguran 13 kali dengan durasi 11-78 detik.
Teramati 2 kali guguran lava pada pukul 17.12 & 17.52 WIB ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 300-500 m.
Sementara, sebanyak 21,8% warga sekitar lereng Merapi belum memahami jalur evakuasi yang tepat untuk menyelamatkan diri ketika gunung berapi itu mengalami peningkatan aktivitas. Hal itu terungkap dalam penelitian Dwi Handayani Dosen Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) dengan judul Analisis Dinamika Evakuasi saat Bencana Letusan Gunung Api-Studi Kasus Gunung Merapi, Sleman.
Dwi menjelaskan sosialisasi terhadap warga lereng Merapi harus terus ditingkatkan terutama dalam hal persiapan evakuasi. Berdasarkan hasil penelitiannya masih ada waraga yang belum mengetahui secara tepat jalur evakuasi, dengan jumlah persentase 21,8% yang tidak paham, sedangkan sebanyak 78,2% telah memahami jalur. Penelitian itu dilakukan dengan mengambil sebanyak 417 responden warga lereng merapi. “Ternyata masih ada juga warga yang kurang memahami jalur evakuasi,” terangnya dalam rilis yang diterima Harian Jogja, Senin (28/1/2019).
Selain itu masih ada sekitar 18% warga yang tidak memiliki kendaraan untuk mengevakuasi diri, sedangkan tercatat 81,5% yang memiliki kendaraan. Terdiri atas motor 75,6%, motor dan mobil sebanyak 5,8%. Warga yang memilih evakuasi dengan kendaraan pribadi sebanyak 64,7%.
“Soal jumlah hewan piaraan warga yang juga harus diperhatikan dalam evakuasi ini, hasilnya ada 75,8% warga memiliki hewan piaran dan 24,25 tidak memiliki. Dari angka yang memiliki itu paling banyak sapi 40,41% dan unggas 34,5%,” katanya.
Via PGM.Ngepos visual #merapi tampak, suhu udara 24.4 °C, cuaca mendung, kelembaban 46 %rh, pressure 944.2 hpa, angin tenang.#statuswaspada pic.twitter.com/shgY4NRvyl
— BPPTKG (@BPPTKG) January 29, 2019
Dwi berharap hasil penelitiannya bisa menjadi referensi bagi pemerintah untuk melakukan persiapan evakuasi. Penelitiannya menghasilkan beberapa usulan perbaikan terhadap sistem evakuasi bencana letusan Gunung Merapi antara lain, skenario terbaik untuk meminimalkan jumlah korban jiwa saat bencana letusan berdasarkan kasus 2010 adalah skenario nomor satu, yaitu menambah persentase masyarakat siap.
“Apabila mampu menekan egress time di bawah 15 ticks atau 56,2 menit, setelah letusan terjadi, maka skenario berdasarkan hasil simulasi terbaik untuk meminimalkan korban jiwa maupun memaksimalkan jumlah persentase penduduk yang selamat. Membangun bangunan non-permanen misalnya untuk kegiatan pariwisata pada zona KRB III masih dapat dilakukan selama seluruh elemen masyarakat mampu bersikap waspada, tanggung jawab dan tangguh terhadap bencana letusan gunung Merapi,” kata wanita dengan gelar doktor ini.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah perlu menemukan pola mekanisme interaksi masyarakat saat evakuasi bencana erupsi gunung Merapi kemudian melakukan simulasi dan menganalisis dinamika sistem evakuasi bencana letusan melalui beberapa skenario. Lalu menguji keefektifan sistem evakuasi dan zonasi dalam upaya mitigasi risiko evakuasi tersebut melalui pemodelan simulasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dosen FH Unissula Diskorsing Karena Diduga Jadi Pelaku Kekerasan
- Perpres No.79 Tahun 2025, Tidak Hanya Soal Kenaikan Gaji
- Viral Kepsek Roni Dicopot, Wali Kota Prabumulih Terancam Sanksi
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
- Korban Hilang Banjir Bali Terus Dipantau Tim SAR
Advertisement

Jadwal KA Bandara YIA dan KA Bandara YIA Xpress, 19 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
- Sekjen GCC Kutuk Serangan Israel ke Gaza
- Tiba di Indonesia, Sapi Impor Australia untuk Dukung MBG
- Fahri Hamzah Siap Patuhi Putusan MK Wamen Dilarang Rangkap Jabatan
- Pemerintah Jamin Pembangunan Perumahan Sosial Tanpa Penggusuran
- 65 Ribu Warga Gaza Meninggal Akibat Serangan Israel
- Prakiraan BMKG, Mayoritas Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
Advertisement
Advertisement