Advertisement
Tim Paslon 01 Disebut Ada Hubungan dengan Tabloid Indonesia Barokah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Politisi dan simpatisan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga santer menyebut Tabloid Indonesia Barokah sebagai produk yang sengaja dibuat untuk mendiskreditkan Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Kini, nama Irfan Wahid atau Gus Ipang Wahid, Wakil Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-Ma'ruf, menjadi salah satu nama yang disebut-sebut terlibat oleh warganet di media sosial.
Advertisement
Salah satu penyebabnya, yaitu logo Indonesia Barokah sama dengan logo dari video kreatif yang dibuat Ipang seperti "Bohemian Parodi" yang sempat viral di media sosial. Selain itu, website indonesiabarokah.com yang telah diteliti, sebelumnya teregistrasi atas nama Ipang Wahid.
Salah satu yang mencoba mengklarifikasi hal tersebut yaitu politisi partai Gerindra Miftah N Sabri di laman Facebook-nya, Sabtu (26/1/2019).
Walaupun berasal dari kubu yang berbeda, Miftah mengaku merupakan sahabat dari Ipang Wahid dan M Dedy Vansophi, salah satu kreator video profesional untuk TKN Jokowi-Ma'ruf.
"Mas Ipang dan Dedy temanku. Dia sudah bersumpah Demi Allah bilang tidak untuk tabloid. Tapi tidak jawab tegas soal website," ujarnya menjelaskan unggahannya.
Miftah menyebut, dirinya masih optimis bahwa pembuat tabloid tersebut bukanlah Ipang ataupun Dedy.
Apalagi Ipang dan Dedy telah membalas sendiri status yang diunggah Miftah dengan bersumpah bahwa mereka tidak terlibat pembuatan tabloid tersebut.
"Ane sih percaya, ya. Sohib [sahabat] udah bersumpah Demi Allah masak tidak percaya. Tinggal tabloid ini kan yang harus kita cari siapa biangnya. Sangat mudah lah. Cetak di mana, apalagi pakai pos sampai tagihan miliar-miliaran," ungkapnya.
Kendati demikian, Miftah berharap Ipang sanggup menjelaskan secara jelas dan membuat pernyataan langsung terkait hubungan antara tabloid Indonesia Barokah dan laman website indonesiabarokah.com tersebut.
"Kalau website, mah, jejak Ipang and Romo [Dedy] terlalu tebal. Ga bisa dihapus," ujar Miftah.
"Masalahnya Ipang harus bisa membuktikan, kalau Tabloid bukan [buatan] dia. Karena logo-nya sama," tutupnya.
Di sisi lain, Ipang Wahid yang merupakan putra dari Pengasuh Ponpes Tebu Ireng KH Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah ini belum menjawab konfirmasi dari Bisnis.
Tetapi Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-Ma'ruf Usman Kansong menggarisbawahi bahwa pihaknya tidak memiliki keterlibatan atas pembuatan tabloid bertajuk "Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik?" tersebut.
"Tim Komunikasi Politik sama sekali tidak membuat tabloid tersebut," tegas mantan Pemimpin Redaksi Media Indonesia tersebut kepada Bisnis, Minggu (27/1/2019).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 WNI Ditangkap Polisi di Jepang Karena Dituding Merampok Rumah
- Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah untuk SD dan SMP Tahun Ini Lebih Lama
- Pengelolaan Sampah di Pasar Tradisional Bakal Diperketat oleh Kementerian Lingkungan Hidup
- Kasus Pemerasan Artis Sinetron MR, Polisi Menyita Enam Video Syur Sesama Jenis
- Adik Ipar Ganjar Pranowo Dituntut 5,5 Tahun Penjara karena Korupsi Pembangunan Jembatan Sungai Gintung
Advertisement

Jadwal Pemadaman Listrik di Sleman Hari Ini, Jumat 4 Juli 2025
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Kapal Feri Membawa 53 Penumpang dan 12 Kru Tenggelam di Selat Bali, Basarnas Kerahkan Rigid Inflatable Boat
- Kasus Pemerasan Artis Sinetron MR, Polisi Menyita Enam Video Syur Sesama Jenis
- Innalillahi, Direktur Rumah Sakit Indonesia Gugur Bersama Keluarganya Akibat Serangan Israel di Jalur Gaza
- Fakta Uang Tunai Rp2,8 Milliar dan Pistol Baretta di Rumah Topan Ginting, Anak Buah Bobby Nasution
- Tenggelam di Selat Bali, Ini Daftar Penumpang Kapal Tunu Pratama Jaya
- Hasil Kunjungan Presiden Prabowo: Indonesia dan Arab Saudi Sepakati Investasi Senilai Rp437 Triliun
- Presiden Prabowo Tunaikan Ibadah Umrah Saat Kunjungan ke Arab Saudi, Cium Hajar Aswad
Advertisement
Advertisement