Advertisement
Pengungsi Lombok Mulai Diserang Wabah Penyakit

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Berminggu-minggu tinggal di pengungsian, warga korban gempa Lombok mulai terserang wabah penyakit.
Lombok kembali diguncang gempa sebesar 7 SR pada Minggu (19/08/2018) malam. Bahkan hingga Senin (20/08/2018) pukul 11.00 WITA telah terjadi 101 kali gempa susulan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika.
Advertisement
Gempa yang berulang ini membuat masyarakat yang terdampak tidak berani untuk kembali ke rumah. Mereka umumnya tinggal di tempat pengungsian. Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek pun mengungkap bahwa para pengungsi di Lombok umumnya sudah mengalami berbagai wabah penyakit seperti diare dan infeksi saluran napas atas (ISPA).
"Wabah diare sudah mulai timbul. Terutama di Lombok Utara, karena air bersih tidak mencukupi. Itu yang kami dorong dari PUPR dan Polisi untuk membantu menyediakan air bersih. ISPA juga tinggi sekali karena mereka tinggal di tempat penampungan," ujar Nila Djuwita F. Moeloek di sela-sela temu media Pekan ASI Sedunia di Jakarta, Senin (20/08/2018).
BACA JUGA
Ia menambahkan, korban juga mengalami gangguan psikologis karena trauma akibat gempa, terutama anak-anak. Menkes mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya untuk memberi bantuan baik fisik maupun psikologis bagi korban gempa Lombok.
"Kami memiliki grup Whatsapp khusus Gempa Lombok, begitu baca langsung koordinasi dengan yang lain. Bantuan pasti turun tetapi gempa juga memakan korban. Patah tulang banyak sekali tapi sudah kita tangani ada dokter orthopedi sudah berkoordinasi," tambah Menkes.
Masih dalam rangkaian Pekan ASI sedunia, Nila Djuwita F. Moeloek mendorong para orangtua korban gempa Lombok untuk tetap memberi ASI eksklusif kepada buah hatinya. Menurutnya, hal ini mampu menekan risiko penyakit yang mungkin bisa diidap para bayi di tempat pengungsian.
"Di Lombok tetap kami suarakan 132 bayi yang lahir saat gempa kami dorong tetap diberi ASI. Kami dorong agar tenaga kesehatan di sana tetap mengedukasi para ibu agar tidak menyerah dan memberikan susu formula," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Chromebook, Uang yang Dikembalikan Baru Rp10 Miliar
- Serentak, SPPG Sajikan Nasi Goreng di Ultah Prabowo Ke-74
- 80 Bangunan Ponpes Tua Diaudit, Pemerintah Siapkan Rp25 Miliar
- Kasus Tayangan Pesantren, Kementerian Komdigi Puji Langkah Tegas KPI
- Aksi Antipemerintah di Peru Tewaskan Satu Orang dan 102 Luka-luka
Advertisement

Dinkes DIY Selidiki Penyebab Keracunan MBG di SMAN 1 Jogja
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- ASN Kulonprogo Dapat Edukasi Aktivasi Core Tax
- PPDB Jateng 2025 Lebih Tertib, Aduan ke Ombudsman Turun
- Kasus Keracunan MBG SMAN 1 Jogja, Operasional SPPG Disetop
- Promosi dan Kolaborasi Kunci Sukses Wisata di Bantul
- Belum Menang di Laga Sore, PSIM Jogja Tak Gentar Lawan Persita
- Generasi Muda dan UMKM Jadi Kunci Hidupkan Batik Jogja
- BPBD Sleman Teliti Penyebab Joglo Ambruk, Tiga Korban Masih Dirawat
Advertisement
Advertisement