Advertisement
Sedikitnya 64 Orang Meninggal di Jepang Akibat Guyuran Hujan Deras
Warga diselamatkan dari area yang terendam banjir oleh tentara Jepang di Kurashiki, Jepang, Sabtu (7/7/2018). - Kyodo via Reuters
Advertisement
Harianjogja.com, TOKYO-Jumlah korban meninggal akibat hujan yang tak pernah terjadi sebelumnya di Jepang bertambah menjadi sedikitnya 64 orang pada Minggu setelah air di sungai-sungai meluap dan memaksa beberapa juta orang meninggalkan rumah-rumah mereka, demikian media melaporkan.
Hujan diperkirakan akan melanda sejumlah kawasan untuk sedikitnya satu hari lagi.
Advertisement
Hujan deras melanda beberapa bagian barat Jepang tiga kali lebih banyak daripada biasanya terjadi pada Juli dan menyebabkan longsor dan air di sungai-sungai meluap. Banyak orang terperangkap di rumah-rumah mereka atau atap rumah.
"Kami tak pernah mengalami hujan seperti ini sebelumnya," kata seorang pejabat di Badan Meteorologi Jepang (JMA) dalam jumpa pers.
BACA JUGA
"Ini adalah situasi yang sangat berbahaya."
Sedikitnya 64 orang meninggal and 44 hilang, kata media NHK setelah jumlah korban yang tercatat semalam mencapai 49. Di antara yang meninggal ialah seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang diyakini terperangkap di rumahnya oleh tanah longsor yang menyebabkan sedikitnya tiga orang lain meninggal. Satu di antara mereka ialah seorang pria berusia 80 tahun lebih.
"Seluruh yang saya punya ialah apa yang saya kenakan," kata seorang perempuan yang diselamatkan menggenggam sebuah boneka kepada Telivisi NHK.
"Kami berusaha naik ke lantai dua tapi kemudian air naik lagi, jadi kami naik ke lantai tiga," ujarnya.
Pemerintah Jepang telah mendirikan pusat menejemen kedaruratan di kantor perdana menteri dan sebanyak 54.000 penyelamat dari militer, polisi dan dinas kebakaran dikerahkan ke kawasan-kawasan yang dilanda bencana di bagian barat dan barat daya Jepang.
"Masih banyak yang hilang dan yang lainnya perlu bantuan, kami bekerja melawan waktu," kata Perdana Menteri Shinzo Abe.
Peringatan-peringatan darurat akan kemungkinan hujan lebih buruk masih berlaku untuk tiga prefektur, dengan curah hujan 300 mm diramalkan jatuh pada Senin pagi di beberapa bagian Shikoku, pulau utama yang paling kecil.
Perintah evakuasi masih berlaku untuk sebanyak 2 juta orang dan 2,3 juta lagi disarankan untuk dievakuasi, walau hujan telah berhenti dan air banjir menyusut di beberapa kawasan. Peringatan tanah longsor dikeluarkan di lebih seperempat prefektur negara itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
- Ketum Muhammadiyah Berharap Generasi Muda Mewarisi Nilai Sumpah Pemuda
- Seorang Penumpang Meninggal Dunia di Bandara Soekarno-Hatta
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Hari Ini, Selasa 28 Oktober 2025
- 175 Kecelakaan di Bantul, 10 Tewas
- Top 10 News Harianjogja.com, Selasa 28 Oktober 2025
- Kota Jogja dan Bantul Hari Ini Kena Dampak Pemadaman Listrik
- 13 Desa Wisata di Bantul Tutup, Regenerasi Pengelola Jadi Tantangan
- Jadwal Terbaru KA Bandara Jogja, Selasa 28 Oktober 2025
- Cek! Jadwal SIM Keliling di Sleman Hari Ini, Selasa 28 Oktober 2025
Advertisement
Advertisement




