Advertisement
Ratusan Fosil Leluhur Gajah Modern Ditemukan di Ngawi

Advertisement
Harianjogja.com, NGAWI—Ratusan fragmen fosil hewan purba ditemukan di kawasan hutan Perhutani, Desa Rejuno, Karangjati, Ngawi, Jawa Timur, baru-baru ini. Diperkirakan fragmen tersebut merupakan fosil hewan gajah purba dan banteng purba.
"Ini masih penelitian awal, belum dilakukan penggalian. Dari hasil penelitian ini akan dilakukan identifikasi awal yang mengeluarkan rekomendasi untuk langkah selanjutnya," ujar salah satu anggota tim dari Petugas Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Jawa Tengah, Alberto Niko di Ngawi, Selasa (3/4/2018).
Advertisement
Ada empat anggota BPSMP diterjunkan ke lokasi melakukan penelitian. Keempat peneliti memiliki latar belakang keilmuan berbeda, yakni arkeologi, geologi, dan biologi. Selain meneliti fosil, BPSMP juga meneliti struktur dan lapisan tanah yang ada di lokasi penemuan fosil.
Fosil-fosil tersebut awalnya ditemukan oleh petani hutan atau pesanggem bernama Sarno di kawasan hutan milik Perhutani, tepatnya masuk petak 132 A1, RPH Teguhan, wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan, Desa Rejuno, Kecamatan Karangjati, Ngawi.
Temuan tersebut kemudian menggegerkan pesanggem lainnya hingga akhirnya ditemukan ratusan fosil di lokasi tersebut. Fosil-fosil tersebut ada yang ditemukan dari proses menggali dan ada yang ditemukan warga tergeletak di tanah.
Berdasarkan penelitian, jenis tanah yang ada di lokasi tersebut adalah lempung berpasir. Para peneliti sementara ini menduga lokasi temuan dan hasil fosil yang ditemukan tersebut berkaitan dengan Situs Sangiran di Jawa Tengah dan Situs Trinil di Ngawi Jawa Timur. Diperkirakan fosil-fosil tersebut berusia antara rentang 700.000-900.000 tahun yang lalu.
Mengenai fosil manusia purba, Alberto menyatakan ada kemungkinan dapat ditemukan di lokasi yang sama. Meski demikian, tim belum memutuskan kapan akan menggali dan mengekskavasi fosil. "Terdapat kemungkinan adanya fosil manusia purba karena lokasi ini tidak jauh dari Situs Trinil tempat ditemukannya manusia purba Pithecanthropus Erectus," katanya.
Demi memudahkan penelitian dan proses identifikasi, ratusan fosil yang ditemukan tersebut diberi nomor oleh tim BPSMP. Ratusan fosil tersebut masih disimpan di kantor Perhutani setempat untuk proses identifikasi.
Supaya aman, setelah diteliti awal, fosil-fosil tersebut dibawa ke kantor KPH Saradan di Madiun hingga menunggu tindakan selanjutnya dari pihak berwenang.
Stegodon Trigonochepalus
Dari penelusuran Harianjogja.com, para arkeolog pernah mengungkap fosil kepala gajah purba Stegodon Trigonochepalus di Situs Warisan Dunia, Sangiran, Jawa Tengah pada pengujung 2013 lalu. Di kalangan arkeolog, leluhur gajah modern itu populer disebut steggy.
Steggy pernah hidup di Asia sekitar 5 juta sampai 10.000 tahun silam. Sekitar dua juta tahun silam, Sangiran merupakan laut dalam. Kawasan ini mulai menjadi daratan 900.000 tahun yang lalu. steggy bermigrasi dari daratan Asia ke kawasan Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara Timur tatkala daerah-daerah itu masih terhubung menjadi satu daratan.
Lokasi-lokasi temuan fosil gajah di Kepulauan Indonesia. |
Leluhur gajah modern ini, menurut para arkeolog, hidup sezaman dengan manusia purba Homo erectus. Di dekat situs ditemukannya steggy, terdapat senjata bola-bola batu yang menurut diperkirakan dipakai oleh manusia purba untuk berburu, termasuk untuk memburu si gajah purba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara, Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Digelontor Danais Rp750 Juta, Kalurahan Bendung Bangun Embung
Advertisement

Wisata Budaya hingga Kekinian di Daerah Istimewa Yogyakarta, Ini Daftarnya
Advertisement
Berita Populer
- Selain Sukabumi, Bogor Juga Diguncang 3 Kali Gempa Bumi
- Gegara Visa Dicabut Trump, Ini Langkah Presiden Palestina di Sidang Umum PBB
- Setelah Spanyol, Giliran Portugal Bakal Deklarasi Kedaulatan Negara Palestina
- BMKG Catat Rentetan Gempa 2,3 hingga 4 Magnitudo di Sukabumi dan Bogor
- Unik! Ada Lari Start Finish di Tempat Cucian Mobil, Peserta Diguyur Air
- Menpar: Kunjungan Wisman Capai 8,5 Juta per Juli 2025
- Mendikti Brian Minta Kampus Harus Bermitra dengan Masyarakat dan Pemda
Advertisement
Advertisement