Advertisement

UMY Rancang Program Iptek Berbasis Masyarakat untuk Siswa SLB

Redaksi Solopos
Selasa, 08 Juli 2014 - 05:22 WIB
Nina Atmasari
UMY Rancang Program Iptek Berbasis Masyarakat untuk Siswa SLB JIBI/SOLOPOS/Agoes RudiantoSejumlah pelajar Tuna Netra SLB-A YKAB berjalan kaki menyusuri jalan menggunakan tongkat menuju sekolah mereka di Jebres, Solo, rabu (29 - 8). Data yang terhimpun dari Dit.PPK/LK Dikdas sampai tahun 2011, ada sebanyak 356.192 anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan disabilitas. Namun baru terlayani 85.645 ABK disabilitas yang memperoleh layanan pendidikan pada Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), dan Sekolah Terpadu maupun sekolah penyelenggara pendidikan inklu

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan pemberdayaan dan pendampingan siswa tunagrahita Sekolah Luar Biasa (SLB) Wiyata Dharma 2 Tempel, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui program ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat.

"Pemberdayaan dan pendampingan itu akan dilaksanakan hingga September 2014 melalui kegiatan bertema pengelolaan lingkungan sekolah menggunakan teknologi vertikultur dan tabulampot," kata Ketua Tim Pelaksana Program Agus Nugroho Setiawan, Sabtu (5/7/2014).

Advertisement

Menurut dia, secara teknis, siswa diajari dan dilatih cara budi daya tanaman dengan teknologi penanaman bertingkat dengan memanfaatkan barang atau alat yang ada.

Secara bertahap, kata dia, siswa dilatih dan dibimbing melakukan persiapan media tanam dan pembibitan, penanaman, pemeliharaan sampai dengan pemanenan. Dengan pendekatan yang lebih persuasif dan berkelanjutan, siswa dapat melakukan semua kegiatan dengan baik.

"Mengingat keterbatasan kemampuan akademik siswa, kegiatan tersebut dilakukan dengan pendekatan berbagai metode mulai dari penyuluhan, pelatihan hingga pendampingan," katanya.

Selain itu, untuk memberikan jaminan keberlanjutan program, maka peserta kegiatan tidak hanya dari kalangan siswa, tetapi juga guru dan orang tua siswa dengan harapan setelah program selesai mereka dapat melanjutkan memberikan bimbingan dan pendampingan kepada para siswa.

"Siswa berkebutuhan khusus sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk berkembang, tetapi kemampuan untuk menerima pengetahuan lebih lambat dibanding siswa pada umumnya sehingga diperlukan kesabaran dan ketelatenan untuk mengajari, melatih, dan membimbing mereka," katanya.

Ia mengatakan berbeda dengan anak-anak normal pada umumnya yang menekankan pada aspek kognisi, psikomotorik, dan afeksi, pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus tunagrahita lebih diarahkan pada bina diri agar pada saatnya nanti dapat hidup mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.

"Oleh karena itu, pendidikan bagi anak-anak tunagrahita lebih menekankan pada aspek psikomotorik untuk memberikan keterampilan praktis sehingga dapat menjadi bekal di masa depan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Petinggi Relawan Bepro Sambangi Yuni Astuti, Apresiasi Banyak Pemuda DIY Gabung ke Prabowo-Gibran

Jogja
| Sabtu, 02 Desember 2023, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya

Wisata
| Jum'at, 01 Desember 2023, 19:12 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement