Advertisement

Cerita di Balik Menyerahnya Napi Teroris dalam Penyanderaan di Mako Brimob Depok

Newswire
Jum'at, 11 Mei 2018 - 13:50 WIB
Bhekti Suryani
Cerita di Balik Menyerahnya Napi Teroris dalam Penyanderaan di Mako Brimob Depok Kepala Staf Presiden Moeldoko. - Suara/Ria Rizki

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA- Aparat telah berhasil menguasai Mako Brimob Depok yang sempat dikuasai narapidana teroris dengan menyandera aparat keamanan.

Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan prosedur pelepasan sandera di Mako Brimob sudah berjalan sangat baik sesuai dengan perintah langsung Presiden Joko Widodo. Ia membeberkan teknik yang dilakukan oleh kesatuan komando hingga akhirnya para narapidana teroris menyerah.

Advertisement

Moeldoko menjelaskan seusai mendapatkan petunjuk dari Presiden, kesatuan komando yang diketuai oleh Menko Polhukam Wiranto mengambil beberapa langkah tindakan, yakni serbu, penekanan, dan taktis.

"Ada dalam militer maupun kepolisian adalah prosedur pengambilan keputusan, Menkopolhukam, wakapolri, panglima TNI, kepala BIN, biasa untuk melihat situasi dengan jernih akhirnya ada beberapa alternatif tindakan yang dipilih," jelas Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (11/5/2018).

Lebih lanjut Moeldoko mengatakan tahap penekanan yang dimaksud ialah kesatuan komando tidak memberikan kesempatan para napiter untuk mendapatkan fasilitas, seperti listrik maupun makanan. Karena makanan ini lah akhirnya, napiter mau menyerahkan sandera meskipun dalam waktu yang cukup lama.

"Listrik dimatikan, air dimatikan, makanan tidak diberikan, setelah malam ada keluhan dari mereka akhirnya yang satu dilepas. Secara terbatas makanan kami berikan," katanya.

Ia pun menambahkan, pada saat semua napiter menyerah masih ada 10 napiter yang bertahan. Oleh karena itu, kesatuan komando melakukan penyerbuan dengan ditandai oleh ledakan-ledakan, Kamis (10/5/2018) pagi hari.

"Tetapi masih ada 10 yang tertinggal. Di situlah perintah untuk melakukan serbu dan kemarin ada ledakan-ledakan itu serbuan," tambahnya.

Moeldoko pun sempat memaparkan alasan kesatuan komando tidak langsung menghabisi 10 napiter tersebut.

"Dan yang 10 menyerah terakhir kenapa tidak dihabisin karena ada konvensi Jenewa kalau lawan sudah menyerah itu tidak boleh dibunuh," ujarnya.

Ia pun berharap dari penjelasan di atas bisa meluruskan persepsi-persepsi tentang Mako Brimob yang beredar di masyarakat dan tidak lagi menimbulkan perdebatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 02:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement