Advertisement
Komnas HAM: Pemulihan Pascabencana Jadi Kewajiban Negara
Kayu gelondongan setelah banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. / Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyatakan pemulihan pascabencana, termasuk banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, merupakan kewajiban yang harus dipenuhi negara.
"Pemulihan yang berkeadilan tetap merupakan kewajiban konstitusional yang harus dipenuhi oleh negara secara konsisten dan menyeluruh," kata Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Anis Hidayah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Advertisement
Anis mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai rangkaian aksi kemanusiaan setelah terjadinya bencana di wilayah utara Sumatera itu. Pada 8–9 Desember, Komnas HAM melakukan pengamatan situasi di berbagai daerah di tiga provinsi terdampak.
Pengamatan situasi, jelas dia, difokuskan pada kondisi para penyintas di titik-titik pengungsian, terutama kelompok rentan, sekaligus memastikan bahwa pemenuhan hak-hak dasar tetap menjadi perhatian utama.
"Selain pengamatan situasi bencana, Komnas HAM memberikan dukungan untuk warga, termasuk anak-anak," tuturnya.
Pada 10 Desember yang bertepatan dengan peringatan Hari HAM Sedunia, Komnas HAM menyelenggarakan kegiatan donor darah dan doa bersama di Kantor Sekretariat Komnas HAM Aceh dan Sumatera Barat.
Anis menyebut kekuatan solidaritas publik tampak jelas di tengah kerja keras pemerintah daerah dalam mengatasi bencana. Ia menyoroti relawan, komunitas lokal, organisasi masyarakat sipil, dan berbagai kelompok warga yang bergerak cepat membantu penyintas.
Menurut dia, solidaritas tersebut merupakan energi moral bangsa yang menunjukkan bahwa warga Indonesia tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan, termasuk dalam situasi sulit sekalipun.
Dia mengatakan menguatnya solidaritas kemanusiaan dan kepedulian masyarakat dalam merespons dampak bencana menjadi modalitas dalam membangun ketangguhan sosial yang patut diapresiasi.
Kendati demikian, Ketua Komnas HAM mengingatkan, "Solidaritas publik tidak dapat menggantikan kewajiban negara." Anis menyatakan bencana yang mengakibatkan ratusan korban jiwa itu harus dipahami sebagai signal kemanusiaan yang menuntut intervensi cepat negara dan pemerintah dalam mengambil langkah penyelamatan, pemulihan, dan memperkuat mitigasi bencana.
"Agar masyarakat tidak terus menjadi korban akibat kelalaian dalam menjaga ekosistem lingkungan sebagai ruang hidup dan kehidupan serta mencegah terjadinya bencana berulang," ucap Anis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mobil MBG Tabrak Siswa SD di Cilincing, Dikendarai Sopir Pengganti
- AS Ganti Font Lagi: Rubio Kembalikan Times New Roman, Tolak Calibri
- Tragedi Adamawa: 9 Perempuan Tewas Saat Aksi Damai di Nigeria
- Kuota 33 Ribu, Menhub Imbau Warga Daftar Mudik Gratis Nataru
- Bareskrim Temukan Bukti Unsur Pidana Ilegal Logging Garoga Sumut
Advertisement
Tarif Hotel Naik, Bintang 3 di Malioboro Tembus Rp2,9 Juta per Malam
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pengendara Aerox Tewas dalam Laka di Jalan Samas Bantul
- Wastra Sleman Diusung Jadi Inspirasi Busana Kerja Modern di JFP
- UEA hingga PBB Siap Bantu Penanganan Banjir Sumatra
- Polda Lampung Sebut PT Minas Punya Izin Kayu Log dari Kemenhut
- Pemkot Jogja Siapkan Penyaluran Bantuan Korban Banjir Sumatera
- Bobby Bantah Isu Pemotongan Anggaran Bencana Sumut
- Bajaj Maxride Diminati Wisatawan di Jogja, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement




