Advertisement

Mahasiswa Korban Bencana Dapat Pembebasan UKT hingga 2 Semester

Newswire
Senin, 08 Desember 2025 - 16:47 WIB
Sunartono
Mahasiswa Korban Bencana Dapat Pembebasan UKT hingga 2 Semester Kondisi rumah warga yang terdampak banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Senin (1/12/2025). Antara - Yudi Manar

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah melalui Kemendiktisaintek memastikan dukungan bagi sivitas akademika terdampak bencana Sumatera, dengan skema pembebasan UKT hingga dua semester mulai 2026.

Selain keringanan biaya kuliah, kementerian menyiapkan enam langkah pemulihan lain seperti dapur umum, fleksibilitas UAS, serta penggalangan bantuan logistik yang dikoordinasikan melalui kampus. Upaya ini ditujukan untuk menjaga keberlanjutan pendidikan di daerah terdampak.

Kementerian juga membentuk tim psikososial bersama psikolog dan BEM untuk mendampingi mahasiswa yang mengalami tekanan pascabencana. Data Kemendiktisaintek menunjukkan 60 perguruan tinggi di tiga provinsi terdampak dengan 18.824 mahasiswa dan 1.306 dosen ikut terdampak banjir dan longsor.

Advertisement

"Pemberian pembebasan UKT 1 sampai 2 semester bagi mahasiswa terdampak atau berasal dari keluarga terdampak," kata Direktur Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek Fauzan Adziman dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.

Ia menyampaikan rencana aksi pada tahap pemulihan itu dijadwalkan mulai dijalankan pada Januari 2026 menggunakan anggaran pada tahun tersebut,

Selain pembebasan UKT, lanjutnya, terdapat enam rencana aksi lainnya yaitu pengadaan dapur umum di berbagai kampus terdampak di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, terutama bagi mahasiswa terdampak atau berasal dari keluarga terdampak.

Lalu ada pula pengaturan Ujian Akhir Semester (UAS) yang fleksibel bagi berbagai kampus atau mahasiswa berasal dari keluarga terdampak. Ketiga, penggalangan bantuan berbagai kebutuhan mendesak yang dikirim melalui berbagai kampus di area terdampak, seperti makanan, pakaian, penjernih air bersih, dan pengiriman tenaga kesehatan.

Keempat, pembentukan tim psikososial bagi dosen, mahasiswa, dan masyarakat yang terdampak. Langkah itu, kata Fauzan, dilakukan Kemendiktisaintek bekerja sama dengan tim psikolog, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan tenaga terlatih lainnya.

Selanjutnya, rencana aksi kelima adalah bantuan fasilitas untuk pembelajaran, pemulihan proses pembelajaran normal. Kemudian yang terakhir pemulihan infrastruktur pembelajaran dan sosial.

Sebelumnya Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan dalam kesempatan yang sama telah menyampaikan terdapat sebanyak 60 perguruan tinggi yang terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera.

Enam puluh perguruan tinggi itu terdiri atas 4 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 27 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Aceh, 1 PTN dan 13 PTS di Sumatera Utara, serta 9 PTN dan 6 PTS di Sumatera Barat

Wamendiktisaintek Fauzan mengatakan sebagian besar kegiatan belajar dan mengajar di daerah terdampak bencana itu terhenti karena kondisi akses, lokasi, dan sivitas akademika yang terdampak bencana mengungsi.

Dari seluruh PTN dan PTS itu, kata dia, terdapat sebanyak 1.306 dosen dan 18.824 mahasiswa yang menjadi korban terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, serta Sumatera Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Bangunan Semipermanen Menjamur di Barat Jembatan Kabanaran

Bangunan Semipermanen Menjamur di Barat Jembatan Kabanaran

Kulonprogo
| Senin, 08 Desember 2025, 16:37 WIB

Advertisement

Wisata Petik Melon Gaden Diserbu Pengunjung saat Panen Perdana

Wisata Petik Melon Gaden Diserbu Pengunjung saat Panen Perdana

Wisata
| Minggu, 07 Desember 2025, 12:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement