Advertisement
Korban Meninggal Banjir Aceh-Sumut Tembus 753, Bantuan Terus Masuk
Kondisi banjir di Desa Pasi Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Hingga Jumat (28/11/2025), sebanyak 3.866 jiwa atau 2.652 kepala keluarga (KK) yang tersebar di delapan kecamatan di kabupaten setempat terdampak banjir dengan ketinggian air berkisar antara 1 meter hingga 1,5 meter. ANTARA - ist/BPBD Aceh Barat\\r\\n\\r\\n
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Tim SAR gabugan terus berupaya mengevakuasi korban dan menyalurkan bantuan untuk korban banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh. Adapun data terbaru jumlah korban meninggal akibat banjir Aceh-Sumut mencapai 753 orang per Rabu (3/12/2025).
Bupati Aceh Tamiang Armia Pahmi memastikan bantuan dari berbagai jalur mulai masuk, meski sejumlah daerah masih terisolasi dan akses kesehatan belum sepenuhnya pulih.
Advertisement
Armia mengatakan bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten sudah mulai berdatangan sejak Senin (1/12/2025) malam.
“Perkembangan aja Tamiang sekarang untuk bantuan sudah berdatangan sekarang. Bantuan baik melalui pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan juga dari kami sendiri. Kami sudah kemarin itu membelanjakan uang kami untuk kepulauan masyarakat,” ujarnya kepada wartawan melalui sambungan telepon seperti dikutip JIBI/Bisnis Indonesia, Rabu (3/12/2025).
BACA JUGA
Distribusi bantuan dilakukan melalui beberapa pintu masuk mulai dari pelabuhan Kualangsa, pangkalan susu dan melalui udara. Menurutnya, ada delapan kampung di Kecamatan Sekerah yang menjadi prioritas pengiriman bantuan. Penyebabnya, salah satu kampung mengalami kerusakan parah.
“Karena itu ada 1 kampung kan hilang itu, sepumur. Jadi kita dropping itu untuk seribu masyarakat di sana,” tuturnya.
Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa bantuan diangkut menggunakan sampan dan perahu motor. Perjalanan yang biasanya ditempuh kurang dari satu jam kini memakan waktu tiga jam karena harus melawan arus sungai.
Armia menegaskan kampung di Aceh Tamiang yang sempat dinyatakan hilang tersebut memang terendam banjir besar.
“Kena banjir kemarin itu, tapi sekarang sudah turun. Kan pada umumnya kan masyarakat di pinggiran sungai itu kan berumahnya kan tempat berjauh. Jadi kalau sudah kena banjir besar itu pasti akan lanjut lagi,” katanya.
Untuk akses darat di wilayah lain, kondisi berangsur membaik. Per Rabu (3/12/2025) sekitar pukul 08.00 hingga 09.00 WIB mobilisasi untuk truk besar sudah bisa melewati jalan di daerah Semadam. Beberapa wilayah masih terisolasi, terutama di Kecamatan Bandar Pusaka, Babu, dan Tenggulun.
“Itu yang belum bisa kita apa. Rencana saya, besok saya sudah minta sama bus Polri, untuk menyampaikan helikopter Polri di Payambedi. Saya langsung kendalikan di sini,” ujarnya.
Menurut Bupati, pusat distribusi bantuan akan dipusatkan di Payambedi karena dekat dengan helipad untuk memudahkan penyerahan bantuan
Terkait kondisi kesehatan masyarakat, Armia menyebut belum ada laporan signifikan, tetapi posko kesehatan telah disiapkan di tiap kecamatan.
Situasi Aceh Tamiang masih dinamis, dengan upaya percepatan distribusi bantuan dan pembukaan akses terus dilakukan pemerintah daerah bersama aparat gabungan.
“Kalau rumah sakit sekarang tidak bisa menerima, karena kondisinya sudah, perannya juga sudah teripas juga karena banjir,” tandas Armia.
Jumlah Korban
Berdasarkan data Rekapitulasi Terdampak Bencana yang ditampilkan Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 BNPB pada Rabu (3/12/2025) pagi, tercatat jumlah korban meninggal mencapai 753 orang dan 650 orang dinyatakan hilang, serta 2.600 orang mengalami luka-luka.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyampaikan korban meninggal akibat bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
"Rinciannya, Sumatera Utara korban meninggal dunia 294 jiwa dan hilang 155 jiwa. Kemudian, Provinsi Aceh per hari ini meninggal dunia 218 jiwa, hilang 227 jiwa," kata Abdul Muhari dalam konferensi pers update penanganan bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Untuk Sumatera Barat, korban jiwa ada 196 jiwa dan dinyatakan masih hilang ada 117 jiwa.
Abdul Muhari menyampaikan kabupaten yang paling terdampak di Sumatera Utara adalah Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Tapanuli Utara.
Distribusi logistik untuk Sumut dilakukan lewat tiga moda transportasi. "Untuk Sumatera Utara, proses distribusi logistik tetap kita upayakan dari tiga moda transportasi. Ada jalur darat, jalur udara dan jalur laut," kata Abdul Muhari.
Untuk jalur darat, sebanyak enam truk dengan masing-masing membawa 15 ton logistik menuju Sumut. Sementara untuk jalur logistik dari laut, pengiriman logistik dari Jakarta membawa 100 ton beras akan sampai di Sibolga.
"Bantuan akan loading di Sibolga untuk didistribusikan ke kabupaten/kota terdampak, baik itu via jalur darat maupun jalur udara," kata Abdul Muhari.
Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir longsor di wilayah Tapanuli Tengah (Tapteng), Provinsi Sumatera Utara (Sumut), sehingga masyarakat pun menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak Presiden kami, Prabowo Subianto, yang telah memberikan waktu, bantuan, serta kepeduliannya terhadap warga Kabupaten Tapanuli Tengah dan Sibolga,” kata warga Perumahan Tolang Elok Permai, Kelurahan Aek Tolang, Zainal Arifin Tanjung dalam pernyataan tertulis yang disiarkan BNPB di Jakarta pada Rabu.
Ia mengatakan bantuan seperti makanan, obat-obatan, selimut, popok bayi, dan berbagai kebutuhan pengungsi, terus berdatangan ke GOR Pandan yang kini dijadikan posko utama warga terdampak banjir dan longsor.
“Alhamdulillah, pemerintah menyediakan makan gratis di GOR Pandan. Kita di sini mendapat makanan gratis agar kesehatan tubuh kita tetap terjaga. Alhamdulillah, artinya ada perhatian pemerintah untuk kita,” imbuhnya.
Kendati demikian Zainal berharap pemerintah mempercepat pemulihan pascabencana, khususnya di Sibolga dan Tapanuli Tengah.
Ia khawatir jika kondisi tidak segera dipulihkan akan muncul masalah sosial baru di masyarakat. “Jadi kondisi ini tolonglah dipercepat normalisasinya,” ucap Zainal. Bantuan untuk korban banjir dan longsor terus disalurkan ke Tapanuli Tengah melalui jalur udara dari Lapangan Udara Silangit.
Ada tujuh unit helikopter yang dikerahkan di Lanud Silangit, dua heli Bell 412 milik TNI AD, satu heli Mi-17 milik TNI AD, dan empat helikopter milik BNPB.
Sejumlah bantuan yang berada di Lanud Silangit akan disalurkan untuk korban di Tapanuli Tengah dan Sibolga, meliputi bahan pangan seperti 48 karung beras, makanan cepat saji, biskuit, mi instan, dan roti.
Selain bahan makanan, stok yang tersedia di Lanud Silangit juga mencakup obat-obatan, tenda, velbed, matras, dan kasur lipat.
Di samping itu pemerintah melalui BNPB juga memberikan dukungan operasional dan mobilitas, seperti perangkat Starlink, genset, perahu polietilen, kompor gas, dan tabung gas. Bantuan lainnya meliputi sarung, kerudung, selimut, pembalut wanita, popok anak, popok bayi, dan popok dewasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Daftar Kenaikan Bonus Porda XVII dan Peparda IV di Sleman
- PLN dan YBM Pasang Sambungan Listrik Gratis untuk Warga Sleman
- BMKG Prediksi Bibit Siklon Tropis Ancam NTT dan Papua Selatan
- Polda DIY Kirim Bantuan Banjir dan Tanah Longsor ke Wilayah Sumatera
- Status Bencana Nasional Sumatera Jadi Pertarungan Narasi Politik
- DPR Usulkan Penghapusan Pidana Minimum Khusus Pengguna Narkotika
- Penipuan Bukti Transfer Editan di Bantul, Kerugian Rp78 Juta
Advertisement
Advertisement




