Advertisement
50 Murid Nigeria Berhasil Kabur dari Penculik St Mary
Ilustrasi penculikan anak. - Pixabay
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 50 murid Sekolah Koedukasi St Mary di Negara Bagian Niger berhasil melarikan diri setelah penculikan massal yang menimpa lebih dari 300 murid dan guru pada Jumat (21/11/2025). Anak-anak yang diculik berusia antara 8 hingga 18 tahun.
Asosiasi Kristen Nigeria (CAN) mengonfirmasi keberhasilan pelarian tersebut pada Minggu (23/11/2025).
Advertisement
“Lima puluh murid berhasil melarikan diri dan kini sudah kembali bersama orangtua mereka,” demikian pernyataan resmi Asosiasi Kristen Nigeria, dikutip dari kantor berita AFP.
Insiden di St Mary menjadi salah satu penculikan terbesar yang menargetkan lembaga pendidikan di Nigeria, mengingatkan pada penculikan Chibok pada 2014.
BACA JUGA
Presiden Nigeria, Bola Ahmed Tinubu, melalui platform X (sebelumnya Twitter), memberikan konfirmasi tentang sejumlah korban yang ditemukan, meskipun terjadi perbedaan angka dari sumber agama.
“Sebanyak 51 siswa yang sempat dilaporkan hilang kini telah ditemukan,” tulis Presiden Tinubu.
Tinubu berjanji akan terus mengejar kelompok pelaku dan mengamankan bangsa. “Saya tidak akan menyerah. Di bawah pengawasan saya, kita akan mengamankan bangsa ini dan melindungi rakyat kita,” ujarnya.
Serangkaian Insiden Penculikan dalam Sepekan
Krisis penculikan di Nigeria, yang sering kali didalangi kelompok bersenjata bermotif ekonomi (tebusan), menunjukkan peningkatan intensitas:
1. Gereja Kwara (Insiden Berbeda): Presiden Tinubu mengonfirmasi bahwa pasukan keamanan telah menyelamatkan 38 jemaat gereja dalam insiden penculikan yang terpisah di Negara Bagian Kwara. Namun, dua orang dilaporkan tewas dalam serangan yang sempat terekam dan tersebar luas di media sosial.
2. Sekolah Kebbi: Insiden di St Mary terjadi hanya beberapa hari setelah serangan terhadap sekolah menengah di Negara Bagian Kebbi, di mana 25 siswi diculik pada Senin (17/11/2025).
3. Borno (Dekat Basis Jihadis): Di wilayah timur laut, tepatnya Negara Bagian Borno, 13 wanita dan anak perempuan (berusia 16–23 tahun) diculik saat pulang dari ladang pada Sabtu (22/11/2025). Salah satu korban kemudian dibebaskan setelah mengaku sudah menikah. Ketua Distrik Askira-Uba, Abubakar Mazhinyi, menyebut lokasi penculikan hanya berjarak 20 kilometer dari hutan Sambisa, yang dikenal sebagai basis kelompok jihadis.
Pemerintah Nigeria hingga kini belum merinci total jumlah anak yang masih ditahan atau pelaku pasti di balik penculikan-penculikan tersebut.
Aisha Yesufu, aktivis sekaligus pendiri gerakan legendaris #BringBackOurGirls, mengkritik keras respons negara yang dinilai gagal menanggapi krisis yang terus berulang.
“Pihak berwenang tidak melakukan apa pun,” kata Aisha. “Selama negara tidak bertindak tegas, penculikan semacam ini akan terus terjadi.”
Nigeria selama lebih dari satu dekade menghadapi gelombang penculikan massal, terutama di sekolah-sekolah terpencil dengan pengamanan minim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gelombang AI Dinilai Tantangan dan Peluang Baru bagi Seniman
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Laga Bali United vs Persis Solo Berakhir Tanpa Gol
- Malaysia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Gunakan Medsos 2026
- Kejagung Lelang Kapal MT Arman 114 Senilai Rp1,17 Triliun
- Kemenbud Siapkan Program Seniman Masuk Sekolah, Ini Tujuannya
- Jasa Nikah Siri Berbayar Marak di TikTok, DPR Minta Penertiban
- BNPB Larang Wisata ke Zona Terdampak Erupsi Semeru
- Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini Senin 24 November 2025
Advertisement
Advertisement




