Advertisement
Komdigi Sebut PP Tunas Penting Lindungi Anak di Dunia Maya
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid saat memberikan sambutan dalam ajang Anugerah Jurnalistik Komdigi 2025 di Jakarta Pusat pada Rabu (19/11/2025). (ANTARA - Farhan Arda Nugraha)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan Peraturan Pemerintah (PP) No.17/2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak atau PP Tunas disusun untuk memperkuat perlindungan anak dari ancaman kejahatan di ruang digital.
Meutya mengatakan pembatasan akses bagi anak di bawah umur menjadi kebutuhan mendesak karena berbagai bentuk kejahatan di dunia fisik kini bermigrasi ke ranah maya.
Advertisement
"Seluruh kejahatan yang ada di dunia fisik bisa masuk ke dunia maya mulai dari terorisme, kekerasan, perundungan, judi, narkoba, dan sebagainya," ujar Meutya seusai menghadiri Anugerah Jurnalistik Komdigi di Jakarta Pusat, Rabu (19/11/2025).
Ia menjelaskan, kebutuhan pembatasan akses digital bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga dirasakan sejumlah negara yang menghadapi tantangan serupa. PP Tunas disusun sebagai respon atas meningkatnya paparan anak terhadap media sosial dan gim dengan fitur komunikasi yang memungkinkan interaksi bebas.
BACA JUGA
"Karena itu memang kita melihat bahwa penundaan akses anak dari usia 13 sampai 18 tahun ini penting untuk diterapkan," kata Meutya.
Namun, implementasinya tidak mudah. Pemerintah masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari tingginya tingkat adiksi anak terhadap platform digital hingga resistensi dari platform besar yang selama ini menjadikan remaja sebagai pangsa pasar utama.
Karena itu, pemerintah terus mendorong penyedia platform untuk menyesuaikan operasional dan teknologi agar lebih ramah anak. “Kita selalu meyakini bahwa mereka mau dan akan mematuhi aturan di Indonesia," ujarnya.
Sejak PP Tunas diterbitkan pada Maret lalu, Kemkomdigi kini menunggu kesiapan teknologi dari platform digital yang beroperasi di Indonesia. "Mudah-mudahan di tahun depan ini (PP Tunas) sudah bisa betul-betul diterapkan," kata Meutya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Akses Chat Roblox 2026 Harus Lewat Verifikasi Wajah
- Prabowo Resmikan Jembatan Kabanaran di Kulonprogo, Ini Keistimewaannya
- Prabowo Targetkan Tambah 30 Fakultas Kedokteran Baru, Ini Strateginya
- Dari Clay ke Model Digital, Siswa SMA Belajar Masa Depan Kerajinan
- Penelitian Temukan Stres Saat Hamil Pengaruhi Gigi Bayi
- Google Rilis Gemini 3, Klaim Paling Canggih Saat Ini
- Kasus Korupsi Bohol Gunungkidul Segera Disidang, Dua Tersangka Ditahan
Advertisement
Advertisement





