Advertisement

Literasi Keuangan Penting, OJK Catat Kerugian Scam Rp7,3 Triliun

Hafiyyan
Minggu, 16 November 2025 - 13:17 WIB
Sunartono
Literasi Keuangan Penting, OJK Catat Kerugian Scam Rp7,3 Triliun Online Scam / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Kerugian akibat scam di Indonesia sudah mencapai Rp7,3 triliun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya literasi keuangan agar masyarakat bisa cerdas mengelola finansial dan terhindar dari berbagai modus scam dan investasi bodong.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengingatkan masyarakat terkait pentingnya literasi keuangan agar dapat mengelola keuangan secara bijak, tangguh, dan juga berkelanjutan.

Advertisement

“Kami berharap banyak generasi muda yang mampu merencanakan masa depan finansialnya dengan lebih baik, sehingga tidak lagi trial and error, tetapi penuh kendali dan arah yang jelas menuju masa depan yang sejahtera,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025).

Friderica mengungkapkan, ada banyak tantangan yang dihadapi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Saat ini, masih banyak masyarakat yang terkena scam, yaitu segala bentuk penipuan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara tidak jujur dari korban, seperti uang, data pribadi, atau barang.

Melihat data Indonesia Anti-Scam Center per November 2025, data kerugian masyarakat yang dilaporkan kepada Indonesia Anti-Scam Center sudah mencapai Rp7,3 triliun, termasuk lebih dari 323.000 laporan masyarakat.

“Kalau kita melihat perbandingan dengan negara-negara lain di Anti-Scam Center negara lain, itu mereka satu hari bisa menerima 150-200 laporan. Di kita, sehari kita bisa terima 800-1.000 laporan masyarakat yang terkena scam,” kata Friderica.

Kasus scam ini sangat mengerikan dan juga menyedihkan dan memprihatinkan. Ada sejumlah modus yang dilakukan antara lain penipuan transaksi belanja yang jumlahnya lebih dari 58.000 laporan dengan kerugian lebih dari Rp1 triliun.

Modus lain yaitu fake call yang banyak menimpa masyarakat. Modusnya dengan mereka berpura-pura menjadi teman, saudara seolah mengenal kemudian berpura-pura mengalami kecelakaan. Modus itu tidak memberikan kesempatan kepada orang untuk berpikir secara rasional karena panik.

"Kemudian langsung mentransfer sejumlah uang yang mereka minta. Yang ketiga adalah penipuan investasi, ini juga hati-hati. Anak muda sekarang hype dengan, oh yuk berinvestasi dan lain-lain dan sebagainya, tapi alih-alih investasi, ternyata mereka malah masuk kepada investasi bodong,” ungkap Friderica.

Dengan tantangan-tantangan ini, OJK mengatakan hal ini masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. OJK mempunyai tugas untuk melindungi masyarakat dari berbagai macam ancaman seperti scam. Namun, masyarakat juga harus semakin waspada, harus mampu membentengi dirinya sendiri agar tidak terjebak ke dalam jebakan seperti scam atau investasi bodong.

OJK terus berupaya menghadirkan inovasi dan strategi edukasi keuangan yang efektif dan berkelanjutan bersama seluruh stakeholder, salah satunya melalui program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan.

Menurutnya, ini merupakan satu gerakan nasional melibatkan seluruh pelaku jasa keuangan. Berdasarkan data per Oktober tahun ini, melalui program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan, sudah dilaksanakan 42.121 program edukasi dan literasi yang telah menjangkau lebih dari 200 juta peserta atau viewers di seluruh Indonesia.

“Tentu saja ini memerlukan orkestrasi dan juga sinergi dan kolaborasi yang terus menerus antara seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

KIM Sokokerep Raih Juara Stand Terbaik di Festival KIM 2025

KIM Sokokerep Raih Juara Stand Terbaik di Festival KIM 2025

Gunungkidul
| Minggu, 16 November 2025, 15:47 WIB

Advertisement

Tips Menikmati Solo Traveling Agar Tetap Seru

Tips Menikmati Solo Traveling Agar Tetap Seru

Wisata
| Sabtu, 15 November 2025, 17:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement