Advertisement
WHO Sebut Cacar Monyet Terdeteksi di 5 Negara di Luar Afrika
Ilustrasi Monkeypox atau cacar monyet/ Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan persebaran virus cacar monyet atau Mpox kini terdeteksi di luar Afrika, termasuk di Malaysia, Namibia, Belanda, Portugal, dan Spanyol, dengan 2.862 kasus dan 17 kematian tercatat sejak pertengahan September 2025.
Mengutip Reuters, Sabtu (1/11/2025), dari persebaran tersebut menimbulkan 2.862 kasus terkonfirmasi, termasuk 17 kematian antara 14 September dan 19 Oktober 2025.
Advertisement
WHO juga menyatakan bahwa Mpox kini terdeteksi di beberapa negara lainnya, termasuk Malaysia, Namibia, Belanda, Portugal, dan Spanyol, yang telah mendeteksi Clade Ib Mpox (MPXV) untuk pertama kalinya sejak laporan terakhir badan tersebut.
Mpox sendiri merupakan infeksi virus yang menyebar melalui kontak dekat dan biasanya menyebabkan gejala seperti flu dan lesi bernanah di sekujur tubuh. Gejalanya biasanya ringan, tetapi bisa mematikan.
BACA JUGA
Mpox bisa menular dari hewan liar, kemungkinan besar hewan pengerat, ke manusia. Tetapi di masa lalu, wabah biasanya terjadi di daerah terpencil dan dengan cepat menghilang.
Penularan Mpox dapat menyebabkan lepuh yang menyakitkan dan, terutama pada anak kecil atau orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang rusak, dapat menyebabkan kematian.
Baca Juga WHO Setujui Vaksin Mpox LC16m8
Selama beberapa dekade, Kongo adalah satu-satunya negara yang mengalami wabah besar, tetapi pada tahun 2022, virus ini mulai menyebar secara eksplosif ke seluruh dunia, terutama di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria, yang memicu Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia pertama untuk Mpox.
Saat ini, Mpox semakin mudah berpindah dari orang ke orang, menyebabkan persebaran yang berkelanjutan, dan virus telah menemukan jalannya ke daerah perkotaan.
Kasus-kasus melonjak di Afrika pada musim panas 2024, yang menyebabkan WHO pada bulan Agustus 2024 menyatakan lonjakan tersebut sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia, tingkat kewaspadaan tertingginya. Hanya empat penyakit lain yang telah mendapatkan status PHEIC.
Namun selama beberapa bulan terakhir, kasus Mpox baru telah menurun, yang mendorong Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk mengumumkan pada tanggal 5 September bahwa ia mengakhiri PHEIC, seperti yang direkomendasikan oleh komite penasihat.
Adapun, pada September WHO telah memutuskan bahwa Mpox sudah tidak lagi menjadi darurat kesehatan internasional setelah kasusnya sempat meledak tahun lalu, namun masih menjdai epidemi di Afrika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- WHO Sebut Cacar Monyet Terdeteksi di 5 Negara di Luar Afrika
- Mulai 3 November, Tiket Pendakian Gunung Rinjani Resmi Naik
- Diserang RSF, Puluhan Ribu Warga Sudan Mengungsi dari El-Fasher
- DJ Panda dan Erika Carlina akan Kembali Bertemu, Ini Tujuannya
- Perang di Sudan Kembali Pecah, Sebanyak 2.227 Orang Tewas
Advertisement
PSS Sleman Ditahan Imbang Persipura di Stadion Maguwoharjo
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Target PU: 2 Proyek Tol Baru Rampung 2026
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY, 1 November 2025
- Hujan Deras, Sejumlah Ruas Jalan di Jakut Kebanjiran
- Jadwal KA Prameks Terbaru Hari Ini, Sabtu 1 November 2025
- Bulega Jajal Ducati MotoGP, Gantikan Marc Marquez?
- Jadwal SIM Keliling di Bantul, Sabtu 1 November 2025
- Studi Nyatakan Baterai Mobil Listrik Tahan Lama!
Advertisement
Advertisement



