Advertisement

BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan

Newswire
Sabtu, 01 November 2025 - 20:37 WIB
Maya Herawati
BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan Foto ilustrasi badai. - Dibuat menggunakan AI - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memaparkan bahwa suhu muka laut yang lebih hangat, penguatan monsun Asia, dan kondisi atmosfer labil menjadi kombinasi penyebab utama meningkatnya curah hujan ekstrem selama puncak musim hujan di Indonesia.

Indonesia mulai memasuki periode puncak musim hujan yang berlangsung sejak November 2025 - Februari 2026, dengan potensi peningkatan curah hujan tinggi dan bencana hidrometeorologi banjir-tanah longsor. 

Advertisement

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa fase ini menandai periode siaga terhadap potensi banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah.

“Puncak musim hujan dimulai November ini dan akan berlangsung hingga Februari. Potensi curah hujan ekstrem meningkat sehingga perlu kewaspadaan tinggi di daerah rawan bencana,” kata dia dalam konferensi pers “Kesiapan Menghadapi Puncak Musim Hujan” di Jakarta, Sabtu.

Dia menjelaskan sebagian besar wilayah Jawa, Sumatra bagian barat, dan Kalimantan bagian tengah akan mengalami curah hujan intensif pada Desember 2025 - Januari 2026.

Sedangkan wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, umumnya akan mencapai puncaknya pada Januari hingga Februari 2026.

Sebagaimana yang dilaporkan tim Meteorologi BMKG sebelumnya, kata dia, kondisi atmosfer yang labil disertai penguatan monsun Asia serta suhu muka laut yang lebih hangat menjadi faktor utama meningkatnya curah hujan di tanah air pada periode tersebut.

“Air laut yang lebih hangat hingga tiga derajat Celsius meningkatkan penguapan, memperkaya pasokan uap air di atmosfer, dan memicu hujan lebih intens,” ujarnya menambahkan.

Berdasarkan hasil analisa tim Meteorologi BMKG bahkan mendapati 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara dengan 306 zona musim telah memasuki periode musim hujan hingga akhir Oktober 2025.

Wilayah yang telah memasuki musim hujan meliputi sebagian Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian Jawa Timur, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi serta Papua.

Dengan demikian, Dwi mengimbau secara khusus kepada pemerintah daerah bersama masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama di daerah dengan riwayat banjir dan longsor, seiring meningkatnya potensi cuaca ekstrem selama empat bulan ke depan.

"Pola puncak hujan tidak terjadi serentak, melainkan bergeser dari barat ke timur Indonesia," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

PSS Sleman Ditahan Imbang Persipura di Stadion Maguwoharjo

PSS Sleman Ditahan Imbang Persipura di Stadion Maguwoharjo

Sleman
| Sabtu, 01 November 2025, 23:17 WIB

Advertisement

Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa

Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa

Wisata
| Sabtu, 01 November 2025, 16:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement