Advertisement
Masih Ada Mismatch Antara Lowongan Kerja dengan Skill yang Dibutuhkan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengajak semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersinergi untuk mengatasi ketidaksesuaian (mismatch) antara talenta tenaga kerja yang tersedia dengan kemampuan (skill) kerja yang dibutuhkan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, saat ini banyak lulusan yang tidak dapat terserap oleh pasar tenaga kerja karena pendidikan yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan skill yang disyaratkan oleh pemberi kerja.
Advertisement
“Pemerintah harus bekerja sama dengan pelaku industri untuk mengatasi permasalahan ini. Jadi, kami di APINDO membuka sejumlah sekolah kejuruan (pendidikan vokasi) di area industri,” ujar Shinta Widjaja Kamdani di Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Ia menuturkan bahwa permasalahan utama ketenagakerjaan di Indonesia adalah rendahnya kualitas dan keterampilan tenaga kerja, dengan hanya 12 persen tenaga kerja yang menempuh pendidikan tinggi, sementara sebagian besar lainnya merupakan lulusan pendidikan dasar.
BACA JUGA
Ia menyatakan kondisi tersebut menyebabkan sebagian besar tenaga kerja Indonesia bekerja pada sektor padat karya yang membutuhkan keterampilan rendah.
Dengan demikian, ia menilai tantangan besar yang dihadapi Indonesia adalah menciptakan lapangan kerja berkualitas di tengah transformasi industri yang semakin cepat.
Shinta mengatakan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia kini cenderung bergeser dari industri padat karya menuju industri padat modal, sehingga penyerapan tenaga kerja menurun.
Penurunan penyerapan tenaga kerja tersebut, menurutnya, meningkatkan jumlah pekerja sektor informal yang tidak memiliki jaminan pendapatan dan perlindungan sosial.
Pihaknya pun mendorong sinergi antara semua pemangku kepentingan untuk membuka lebih banyak lapangan pekerjaan serta mendukung pengembangan kewirausahaan berkualitas agar masyarakat juga dapat ikut menciptakan kesempatan kerja bagi sesama.
Selain itu, diperlukan pula pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) bagi para pekerja agar siap menghadapi masa depan yang semakin digital dan kompetitif. “Kita tidak bisa membiarkan dunia usaha berjalan sendiri. Pemerintah harus hadir dengan kebijakan yang mendukung, seperti insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan tenaga kerja,” imbuh Shinta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Bus Sinar Jaya Malioboro-Parangtritis Selasa 14 Oktober 2025
- Tiongkok Sengaja Tabrak Kapal Filipina di Laut China Selatan
- Prabowo Hadiri Forum KTT Perjanjian Damai Penghentian Perang Gaza
- Jadwal SIM Keliling Sleman Hari Ini Selasa 14 Oktober 2025
- Jadwal Kereta Bandara YIA Selasa 14 Oktober 2025
- Investasi Bantul Capai Rp422 Miliar hingga Oktober 2025
- PSSI Belum Menentukan Sikap Terkait Nasib Patrick Kluivert
Advertisement
Advertisement