Advertisement

Penyebab Nobel Perdamaian 2025 Machado Disorot, Pernah Dukung Israel

Newswire
Minggu, 12 Oktober 2025 - 23:17 WIB
Sunartono
Penyebab Nobel Perdamaian 2025 Machado Disorot, Pernah Dukung Israel Pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado. - Instagram.

Advertisement

Harianjogja.com, VENEZUELA—Penetapan pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado sebagai peraih Nobel Perdamaian 2025 atas perjuangannya memulihkan demokrasi di negaranya ternyata memicu kontroversi. Nobel untuk Machado menjadi sorotan akibat dukungan terhadap Israel di masa lalu serta seruannya agar ada intervensi asing di Venezuela.

Komite Nobel menyebut Machado sebagai pejuang perdamaian dan tokoh pemersatu utama dalam oposisi politik yang sebelumnya terpecah.

Advertisement

Ketua Komite Nobel, Jorgen Watne Frydnes, mengatakan keberanian Machado telah menjaga nyala demokrasi tetap hidup di Venezuela di tengah kegelapan yang kian pekat. Ia memuji Machado karena tetap bertahan di Venezuela meski menghadapi ancaman serius terhadap keselamatannya, dan menyebutnya sebagai simbol perlawanan terhadap otoritarianisme.

Namun, penghargaan tersebut segera menuai kritik. Seperti dilaporkan NDTV World pada Sabtu (11/10/2025), banyak pihak menyoroti pernyataan-pernyataan lama Machado yang mendukung Israel dan Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, seraya menuduhnya mendukung genosida di Gaza.

Dalam salah satu unggahan lama yang kembali beredar, Machado menulis, “Perjuangan Venezuela adalah perjuangan Israel,” serta menyebut Israel sebagai “sekutu sejati kebebasan.”

Anggota parlemen Norwegia Bjornar Moxnes mengungkapkan bahwa Machado pernah menandatangani dokumen kerja sama dengan Partai Likud pada 2020, dan menilai hal itu tidak sejalan dengan tujuan pemberian penghargaan Nobel.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) juga mengecam penetapan Machado, menyebutnya sebagai keputusan yang tidak berperikemanusiaan dan menilai langkah tersebut merusak reputasi Komite Nobel.

Machado sebelumnya juga dikritik atas suratnya pada 2018 yang ditujukan kepada para pemimpin Israel dan Argentina, yang meminta dukungan untuk membongkar rezim kriminal Venezuela.

Gelombang kritik semakin meluas setelah mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang pemerintahannya menuduh Komite Nobel mengutamakan politik ketimbang perdamaian karena dirinya merasa pantas mendapat penghargaan tersebut. Ia menyatakan “senang untuknya” ketika Machado mendedikasikan penghargaan itu untuk Trump.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Warga Meriahkan Hantaru 2025 di Sport Center Sumberagung Jetis

Warga Meriahkan Hantaru 2025 di Sport Center Sumberagung Jetis

Bantul
| Minggu, 12 Oktober 2025, 22:07 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement