Advertisement
Gelombang Panas Spanyol, 2.170 Orang Meninggal

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Gelombang panas yang mencatat rekor di Spanyol menyebabkan sekitar 2.170 orang meninggal sepanjang Agustus, menurut data Sistem Pemantauan Mortalitas (MoMo) Institut Carlos III pada Senin (1/9).
Badan Meteorologi Spanyol pada 24 Agustus menyatakan bahwa gelombang panas terbaru di negara itu, yang terjadi pada pertengahan Agustus, memecahkan rekor suhu tertinggi sepanjang masa.
Advertisement
BACA JUGA: PSS Sleman Pinjamkan 2 Pemain Muda ke Persika dan Pekanbaru FC
Suhu saat ini melebihi suhu normal 4,6 derajat Celcius, sehingga memecahkan rekor sebelumnya 4,5 derajat Celcius yang tercatat pada Juli 2022.
Angka kematian pada Agustus naik 68,9 persen dibanding periode yang sama pada 2024, yakni 1.271 kematian, ungkap MoMo.
Persentase kematian terbesar hampir 60 persen terjadi pada perempuan berusia di atas 85 tahun, sedangkan pada laki-laki, suhu panas sebagian besar menyerang mereka yang berusia antara 75 sampai 84 tahun, menurut data tersebut.
BACA JUGA: Polisi Tangkap Belasan Penjarah Rumah Uya Kuya
Secara total, suhu ekstrem telah merenggut 3.630 nyawa sejak awal tahun ini, menurut MoMo. Sejauh ini, gelombang panas yang terjadi pada 2022 tetap menjadi yang terparah bagi Spanyol, saat cuaca ekstrem tersebut menelan 4.690 korban jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sejumlah Sekolah di Kulonprogo Sudah Terima Bantuan Smart TV
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Mobil Listrik Volvo S90 Segera Meluncur
- Rp653,4 Triliun Dana Pemerintah Mengendap di Bank, Ini Kata Purbaya
- BNI Hadirkan Layanan O-Branch di Yogyakarta untuk Dukung Event TNI RUN
- Wagub Jateng Minta Pastikan Keberlanjutan Produk Halal
- Christiano Ronaldo Kembali Jadi Pesepak Bola Terkaya Dunia
- Melihat Stoomwals, Mesin Gilas Buatan Inggris di Depan DPUPKP Bantul
- TKD Dipangkas, Ini Kata Para Ekonom Soal Masa Depan Ekonomi DIY
Advertisement
Advertisement