Advertisement
AS Keluar dari UNESCO, China: Mereka Sudah Lama Tak Bayar Iuran Keanggotaan

Advertisement
Harianjogja.com, BEIJING—Pemerintah China memberikan komentar terkait keluarnya Amerika Serikat dari keanggotaan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) dengan menyebut negara tersebut juga memang sudah lama tidak membayar iuran keanggotaan.
BACA JUGA: Revitalisasi Candi Borobudur Akan Libatkan UNESCO
Advertisement
"Kami mengetahui bahwa UNESCO dan banyak negara menyatakan penyesalan mereka atas keputusan AS untuk kembali menarik diri dari organisasi tersebut. Ini adalah ketiga kalinya AS menarik diri dari UNESCO, negara ini sudah lama tidak membayar tunggakan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Rabu.
Sebelumnya pada Selasa (22/7), Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan bahwa AS akan menarik diri dari "United Nations Educational Scientific and Cultural Organization" (UNESCO).
Wakil Juru Bicara Gedung Putih Anna Kelly mengatakan Trump menuduh organisasi tersebut mendukung isu-isu budaya dan sosial progresif, serta bersifat memecah belah.
"Presiden Trump telah memutuskan untuk menarik Amerika Serikat dari UNESCO yang mendukung isu-isu budaya dan sosial progresif, serta bersifat memecah belah, yang sama sekali tidak sejalan dengan kebijakan masuk akal yang dipilih oleh rakyat Amerika pada bulan November," kata Kelly.
"Ini bukanlah hal yang seharusnya dilakukan oleh negara besar. Tujuan UNESCO adalah untuk memajukan kerja sama internasional di bidang pendidikan, sains, dan budaya, mendorong saling pengertian dan integrasi peradaban, menegakkan perdamaian dunia, dan mencapai pembangunan bersama," tambah Guo Jiakun.
China, kata Guo Jiakun, dengan tegas mendukung upaya UNESCO.
Guo Jiakun mengungkapkan dalam rangka peringatan 80 tahun berdirinya PBB, ia menyerukan kepada semua negara untuk menegaskan kembali komitmen terhadap multilateralisme dan mengambil tindakan nyata untuk mendukung sistem internasional yang berpusat pada PBB.
"China mengajak agar semua negara kembali kepada tatanan internasional yang didasari oleh hukum internasional, dan norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional berdasarkan tujuan dan prinsip Piagam PBB," ungkap Guo Jiakun.
Secara terpisah, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce mengatakan bahwa keputusan untuk mundur dari UNESCO akan berlaku mulai 31 Desember 2026.
"Hari ini, AS memberi tahu Direktur Jenderal Audrey Azoulay tentang keputusan AS untuk mundur dari UNESCO. Keterlibatan berkelanjutan di UNESCO tidak sejalan dengan kepentingan nasional AS," ujar Bruce.
Bruce menjelaskan bahwa agenda "globalis dan ideologis" UNESCO dalam pembangunan internasional bertentangan dengan kebijakan luar negeri "America First."
Ia juga menekankan bahwa keputusan untuk mengakui Negara Palestina, yang disebutnya "sangat bermasalah", bertentangan dengan kebijakan AS dan turut memperkuat retorika anti-Israel di dalam organisasi tersebut.
AS sesungguhnya adalah salah satu pendiri UNESCO pada 1945, tapi pernah keluar pada 1984 karena khawatir terhadap salah urus keuangan dan bias yang bertentangan dengan kepentingan AS saat itu.
AS kemudian bergabung lagi pada 2003 saat Presiden George W Bush. Ia mengatakan UNESCO telah melakukan reformasi yang penting.
Washington kembali menarik diri dari UNESCO saat pemerintahan Trump periode pertama yaitu akhir 2018 karena menuduh UNESCO bersikap anti-Israel.
AS kemudian kembali bergabung dengan UNESCO pada pertengahan 2023, di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden.
Terakhir kali, AS menyumbang sekitar delapan persen dari anggaran UNESCO.
Sebelumnya Trump juga telah mengumumkan keluarnya AS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menghentikan pendanaan terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
UNESCO merupakan badan yang mempromosikan kerja sama di bidang edukasi, sains, kebudayaan, dan komunikasi untuk mendorong perdamaian dunia. Peran UNESCO juga untuk menjaga sejumlah situs hingga tradisi sebagai warisan dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Shi Yongxin, Kepala Biara Kuil Shaolin di Tiongkok Diduga Lakukan Penggelapan Dana dan Aset Kuil
- 4.000 Karyawan NASA Pilih Hengkang Akibat Program Donald Trump
- Paus Leo XIV Sampaikan Keprihatinan Atas Konflik Thailand-Kamboja
- Ini Cara Pemerintah Inggris Memperketat Penggunaan Internet untuk Anak, Bisa Ditiru
- Ditarget Presiden Perluas Jangkauan MBG hingga 20 Juta Orang Sebelum 17 Agustus, BGN Optimistis Bisa
Advertisement

Warga Tuksono Kulonprogo Protes Aktivitas Tambang Pasir CV Barokah Karya Sejahtera
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
Advertisement
Berita Populer
- Ini Cara Pemerintah Inggris Memperketat Penggunaan Internet untuk Anak, Bisa Ditiru
- Terungkap, Konsumen Beras Premium Oplosan Bayar Rp9.000 Lebih Mahal dari yang Seharusnya
- Gubernur Jatim Khofifah Temui Sri Sultan HB X Bahas Promosi Pariwisata
- Forum Eigerian Yogyakarta Diresmikan, Wadah Berbagai Komunitas Petualang dan Pegiat Alam di Kota Pelajar
- 300 Staf PBB Tewas Akibat Serangan Israel di Jalur Gaza
- Paus Leo XIV Sampaikan Keprihatinan Atas Konflik Thailand-Kamboja
- Trump Ancam Tarif, Thailand dan Kamboja Mulai Berunding Hari Ini
Advertisement
Advertisement