Advertisement
Serang Tiga Fasilitas Nuklir Iran, AS Habiskan Setidaknya Rp984 Miliar

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Amerika Serikat dipastikan menghabiskan anggaran senilai Rp984 miliar untuk menghancurkan tiga fasilitas nuklir Iran pada serangan Minggu (22/6/2025) WIB. Serangan ini diumumkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menyebutnya sebagai "operasi sukses" terhadap target strategis Iran.
BACA JUGA: Tak Ada Kerusakan dari Serangan AS ke Iran
Advertisement
National Interest mengatakan, pada serangan "operasi sukses", Amerika Serikat telah meluncurkan GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom non-nuklir terbesar milik AS yang dirancang khusus untuk menghancurkan target bawah tanah. Bom ini berbobot mencapai 13.600 kg dan mampu menembus hingga 60 meter ke dalam tanah sebelum meledak.
Bom ini dikembangan oleh Boeing dan GBU-57 hanya bisa dibawa oleh pesawat pembom siluman B-2 Spirit. Beberapa pesawat jenis ini dikabarkan telah ditempatkan di pangkalan militer AS di Diego Garcia, Samudra Hindia, sekitar 4.800 km dari Iran.
Adapun harga satu unit GBU-57 diperkirakan berharga US$ 20 juta atau sekitar Rp328 miliar. Jika ada tiga target yang disasar, maka setidaknya tiga bom dikerahkan, dan itu berarti biaya totalnya bisa menyentuh Rp984 miliar.
“Namun, sejumlah pengamat menilai efektivitas serangan ini belum tentu cukup untuk menghancurkan seluruh infrastruktur program nuklir Iran. Pasalnya, banyak fasilitas nuklir Iran dibangun sangat dalam dan diperkuat dengan struktur beton bertulang untuk menahan serangan konvensional,” tulis National Interest.
Pihak Iran melalui anggota parlemen Iran wilayah Qow, Manan Raisi mengatakan sama sekali tidak ada kerusakan di salah satu fasilitas nuklir di Fordow akibat serangan AS tersebut. Manan menyebut serangan tersebut terhadap situs nuklir bawah tanah itu dangkal.
“Berdasarkan informasi yang akurat, saya nyatakan bahwa klaim presiden AS yang suka berbohong itu bertentangan dengan fakta sebenarnya. Fasilitas nuklir Fordow tidak mengalami kerusakan serius dan sebagian besar kerusakan hanya terjadi di tanah, yang dapat dipulihkan,” kata Raisi, menurut kantor berita Tasnim.
Ia juga menegaskan tidak ada kebocoran bahan radioaktif yang terdeteksi setelah serangan AS. Klain ini tentu menjadi tanda tanya buat Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wakil Kepala BGN Ingatkan Program MBG Jangan Berorientasi Bisnis
- Cuaca di Sebagian Besar Wilayah Indonesia Hari Ini Hujan Ringan
- Pemerintah Bakal Bangun Enam Pusat Perawatan Pesawat Udara Terpadu
- 2.039 Kios Lakukan Kecurangan Penjualan Pupuk, Begini Respons Mentan
- Kemenkeu Salurkan Rp644,9 Triliun Dana Transfer ke Daerah
Advertisement

Alumni Lirboyo Kulonprogo Protes Tayangan Expose Uncensored
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Denmark Open 2025, Alwi Tersingkir dan Putri KW Melaju ke 16 Besar
- KPK Telah Periksa Arie Prabowo, Eks Dirut Antam dan Ayah Eks Menpora
- Diduga Bobol Rumah Warga, Dua Pria Dihajar Massa di Sewon Bantul
- Obrolan Prabowo-Trump Informal dan Tak Singgung Urusan Formal
- Pemerintah Pastikan Tak Bentuk BPN
- Nomor Anthony Albanese dan Donald Trump Jr Bocor
- Langkah Danantara Capai Target Investasi Rp662,8 Triliun
Advertisement
Advertisement