Advertisement
Ekonom Yakin Trump Bakal Berikan Tarif Impor Rendah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Ekonom Amerika Serikat Arthur Luffer meyakini presidennya, Donald Trump, akan memberikan tarif impor yang rendah kepada seluruh negara, termasuk Indonesia.
BACA JUGA: Tempat Parkir Terdekat dari Malioboro Jogja
Advertisement
Luffer yang juga mantan penasihat Trump pada kepemimpinan pertama tersebut menuturkan bahwa Trump adalah seorang negosiator dan sangat suka negosiasi. Untuk itu, negosiasi secara bilateral menjadi kunci penurunan tarif tersebut.
Sebagaimana negosiasi Trump dengan Xi Jinping, menghasilkan kesepakatan tarif sebesar 30% dari ketentuan awal sebesar 145%.
“Saya yakin pada akhir masa jabatannya, Anda akan melihat tarif yang jauh lebih rendah untuk semua negara secara keseluruhan, bukan tarif yang lebih tinggi. Itulah keyakinan saya,” ujarnya, dikutip pada Minggu (22/6/2025).
Luffer bercerita, dirinya pendukung kebijakan tarif Trump. Pada Trump 1.0 lalu, setidaknya AS memiliki lima perjanjian perdagangan yang cukup besar.
Mulai dari Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA) yang secara drastis menurunkan tarif.
Selain itu, disepakatinya perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) AS dengan Jepang, Korea Selatan, Kolombia, dan Brasil.
“Pastikan Anda melihat apa yang dia lakukan. Jangan terlalu fokus pada apa yang dia katakan, karena itu dapat membingungkan Anda. Itu bisa membuat Anda kesal,” ujarnya.
Indonesia sendiri saat ini tengah mengupayakan penurunan tarif resiprokal 32% dengan pemerintah AS.
Hingga memasuki masa 30 hari terakhir penundaan tarif resiprokal—yang berlangsung selama 90 hari—pemerintah masih belum memberi kabar pasti kesepakatan yang terjadi kedua belah pihak.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko bidang Perekonomian Edi Prianto Pambudi menyampaikan saat ini pihaknya masih menunggu respon dari US Trade Representative (USTR) terhadap tawaran Indonesia.
“Kami masih menunggu respon USTR atas penawaran Indonesia berupa detil informasi dari tujuh hal yang sudah disampaikan,” ujarnya, Selasa (10/6/2025).
Luffer memperkenalkan teorinya—Luffer Curve—yakni meningkatkan penerimaan dengan kebijakan low rate, broad based, flat tax atau tarif rendah, cakupan luas, dan rata alias sama untuk seluruh kelas masyarakat.
Luffer memandang dengan pajak datar dan tarif rendah serta cakupan luas yang tidak mendiskriminasi satu kelompok atau melawan satu kelompok menjadikannya netral.
“Pajak itu ada secara eksklusif untuk mengumpulkan pendapatan, untuk membiayai program pemerintah yang perlu dibiayai. Anda perlu melakukannya,” ujarnya.
Menurutnya, pajak ada agar mendorong kelompok bawah dapat meningkatkan taraf hidupnya tanpa menarik turun kelas atas karena pajak yang tinggi.
Untuk dapat membiayai program-program prioritas pun, Luffer menyarankan pemerintah untuk mengendalikan belanja negara disamping menurunkan tarif pajak.
Mengacu teorinya, bahwa tarif pajak yang tinggi tidak serta merta memberikan penerimaan yang tinggi pula. Misalnya, kenaikan tarif sebesar 10% akan memberikan tambahan pendapatan sebesar 10% pula.
“Itu tidak benar. Jika Anda menaikkan tarif pajak sebesar 10%, Anda mungkin hanya meningkatkan pendapatan sebesar 9%, 8%, atau 6%. Anda bahkan mungkin kehilangan pendapatan,” lanjutnya.
Luffer menuturkan saat tarif pajak suatu negara naik, justru pelaku usaha atau Wajib Pajak (WP) akan menyewa pengacara dan spesialis bahkan lebih jauh lagi meninggalkan negara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemkot Jogja Terus Gencarkan Perbaikan RTLH Melalui Bedah Rumah Berbasis Gotong Royong
- Ekonom Nilai Ultimatum Trump ke Iran Akan Memperburuk Ketegangan Kawasan
- Trump Klaim Telah Serang 3 Titik Nuklir di Iran
- Ekonom Yakin Trump Bakal Berikan Tarif Impor Rendah
- Kaesang Pastikan Jokowi Tidak Maju Jadi Calon Ketum PSI
Advertisement

SPMB SMP 2025 Dimulai Besok, Dikpora Kulonprogo Antisipasi Server Down dan Listrik Padam
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- Lagi, Diduga Terima Ancaman Bom, Pesawat Saudi Airlines Kembali Mendarat Darurat di Kualanamu Medan
- KPK Sebut Dugaan Korupsi Kouta Haji Khusus juga Terjadi pada Tahun-tahun Sebelum 2024
- Iran Tangkap 54 Orang Atas Tuduhan sebagai Agen Mata-mata Mossad
- Gunung Dukono Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1,4 Kilometer
- Perang Iran vs Israel, Penutupan Selat Hormuz Bakal Berdampak Terhadap Ekonomi Global
- Kemnaker Pastikan Bantuan Subsidi Upah Cair dalam Waktu Dekat
- Menlu Sebut 97 WNI Dievakuasi dari Perbatasan Iran
Advertisement
Advertisement