Advertisement
Bapanas Optimistis Indonesia Mampu Mencapai Swasembada Pangan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi optimistis Indonesia mampu mencapai swasembada pangan melalui penguatan stok beras nasional, inflasi terendah sepanjang sejarah dan kebijakan strategis untuk meningkatkan produksi serta kesejahteraan petani.
"Inflasi rendah dan stok beras terjaga, kami optimistis Indonesia bisa mencapai swasembada pangan," katanya, Jumat (2/5/2025).
Advertisement
Inflasi Indonesia tahun 2024 sebesar 1,57 persen menjadi yang terendah dalam sejarah, mencerminkan pengendalian harga pangan nasional yang berhasil dan patut diapresiasi oleh semua pihak. Inflasi rendah didukung cadangan beras pemerintah (CBP) yang mencapai 3,1 juta ton, tertinggi sejak Indonesia merdeka dan menjadi fondasi kuat menuju ketahanan pangan.
“Sejak tahun 1958, inflasi Indonesia berada pada titik terbaik, di 1,57 persen (di 2024). Ini ditopang oleh ketersediaan beras yang juga terbaik dalam sejarah. Hari ini mencapai 3,1 juta ton," ucap Arief.
Peningkatan produksi pangan nasional terus diupayakan selaras dengan peningkatan kesejahteraan petani yang menjadi fokus Presiden Prabowo Subianto. "Bapak Prabowo sangat concern terhadap kesejahteraan petani. Kita ingin produksi naik, tapi juga petani sejahtera,” ujarnya.
Ketahanan pangan Indonesia harus bertumpu pada kemandirian dan kedaulatan pangan. Sebanyak tiga pilar utama yang menjadi perhatian adalah ketersediaan (availability), keterjangkauan (affordability), dan kemudahan akses (accessibility). Namun, tujuan utama tetap pada pencapaian swasembada pangan.
Di tengah naiknya harga beras di sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia, Filipina, kataya, Indonesia tetap stabil dengan harga pembelian gabah petani sebesar Rp6.500 per kilogram (kg) dan ketersediaan stok yang memadai.
“Dengan kerja keras kementerian teknis dan dukungan berbagai pihak, sampai Mei 2025 kita surplus 1,68 juta ton. Tapi ini harus dijaga. Jika kita tidak mempertahankan luas tanam 6,61 juta hektare, produksi bisa di bawah kebutuhan nasional yang rata-rata 2,5 sampai 2,6 juta ton per bulan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Alasan Prabowo Angkat Mantan Pejabat BIN Jadi Dirjen Bea Cukai
- Korea Utara Lakukan Penyelidikan Terhadap Kegagalan Peluncuran Kapal Terbarunya
- Luhut Pastikan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Lanjut, Tinggal Tunggu Perpresnya
- Rest Area KM 21 B Tol Jagorawi Disita Kejagung Terkait Korupsi Timah
- Dirut Sritex Iwan Setiawan Lukminto Ditangkap, Pesangon Mantan Pekerja Tetap Harus Dibayarkan
Advertisement

Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Seksi 1 dan Seksi 2 Wilayah Sleman Diperluas hingga 27 Hektare, Ini Data Desa Terdampak
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Luhut Pastikan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Lanjut, Tinggal Tunggu Perpresnya
- Arsip PKK Jateng Jadi Memori Kolektif Bangsa, Pemprov Jateng Diganjar Pengawasan Kearsipan Terbaik
- Disaksikan Presiden Prabowo, PLN Teken Kerja Sama Pemanfaatan Gas Domestik di IPA Convex 2025
- Pagi Ini, 15 Mahasiswa Universitas Trisakti Dikabarkan Belum Dibebaskan
- Bea Cukai dan Pajak Kemenkeu Punya Dirjen Baru, Ini Pejabatnya
- Trump Larang Universitas Harvard Terima Mahasiswa Asing
- Korea Utara Lakukan Penyelidikan Terhadap Kegagalan Peluncuran Kapal Terbarunya
Advertisement