Advertisement
Perkuat Nilai Komoditas Hasil Pertanian dengan Model Produksi Ramah Lingkungan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Model produksi berbasis ramah lingkungan mampu meningkatkan nilai komoditas hasil pertanian. Selain memberikan dampak pelestarian model produksi ini juga memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi para petani.
Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia secara resmi menjalin kerja sama dengan Supa Surya Niaga, perusahaan yang semisirkular dalam memperkuat peningkatan standar komoditas rempah untuk pasar domestik dan internasional.
Advertisement
Koordinator GEF SGP Indonesia Sidi Rana Manggala menyambut baik kolaborasi tersebut. Menurutnya Supa Surya Niaga sebagai offtaker memiliki visi yang sama dalam mendorong ekonomi sirkular. Melalui kerja sama itu, nantinya tidak hanya fokus pada peningkatan kualitas dan nilai komoditas, tetapi juga memastikan pasar yang jelas bagi produk yang dihasilkan dengan praktik berkelanjutan.
BACA JUGA: Kelestarian Air Jadi Tanggung Jawab Bersama
"Ini akan memberikan insentif yang kuat bagi petani untuk terus mengadopsi model produksi yang ramah lingkungan sehingga berdampak bagi ekonomi dan ekologi,” ujarnya.
Fokus utama pengelolaan komoditas akan diarahkan pada penerapan skema keamanan pangan FSSC 22000. Hal itu untuk menjamin keamanan produk pangan secara menyeluruh, mulai dari tahap produksi di tingkat petani hingga proses distribusi dan konsumsi.
Ppara petani akan menerima sosialisasi dan pelatihan komprehensif mengenai persyaratan dan praktik terbaik dalam skema keamanan pangan FSSC 22000. Petani yang telah berhasil mengadopsi dan memenuhi standar telah ditetapkan akan memiliki kesempatan untuk memasok hasil panen mereka kepada PT Supa Surya Niaga.
Owner Supa Surya Niaga, Kris Supa sepakat pentingnya sinergi antara pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi. Komoditas pertanian yang diproduksi secara organik memiliki potensi yang sangat besar di pasar global. "Kemitraan ini memungkinkan kami untuk mendapatkan akses ke komoditas yang diproduksi secara organik dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial," katanya.
Sebagai upaya untuk menjamin praktik pertanian dan perdagangan yang bertanggung jawab. Pihaknya mendorong berbagai sertifikasi hijau melalui sertifikasi organik yang fokus pada standar produksi yang ramah lingkungan. Kemudian sertifikasi fairtrade berfokus pada kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan para petani dan pekerja yang terlibat dalam produksi.
"Harapannya, kerja sama ini dapat menjadi model kolaborasi yang efektif dalam menghubungkan upaya pelestarian lingkungan dengan permintaan pasar, mendorong adopsi prinsip ekonomi sirkular," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement