Advertisement
Bibit Siklon Tropis 91S di Selatan Jawa Mulai Menjauh dari Indonesia, Masyarakat Tetap Waspada

Advertisement
Harianjogja.com, DENPASAR—Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengungkapkan bibit siklon 91S di selatan Jawa mempengaruhi cuaca di Bali diperkirakan pada 17-19 Maret 2025.
“Waspadai potensi hujan disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di wilayah Bali bagian barat dan tengah,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Senin.
Advertisement
Ada pun saat ini bibit siklon 91S itu berada di sebelah selatan Jawa Barat dan diperkirakan potensi rendah hingga sedang menjadi siklon tropis dalam waktu 24-72 jam mendatang.
BACA JUGA : BMKG Minta Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem Dampak Bibit Siklon Tropis 99S dan 90S
BMKG mengungkapkan pergerakan bibit siklon 91S itu bergerak ke arah barat-barat daya menjauhi Indonesia.
Selain bibit siklon, berdasarkan prakiraan BBMKG Denpasar, Madden Julian Oscillation (MJO) atau gelombang osilasi non-seasonal berada di kuadran II sehingga berpotensi memberi kontribusi pembentukan awan hujan di Indonesia. Kemudian, pola konvergensi angin berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan.
Selain itu, suhu muka laut di sekitar wilayah Bali, berkisar 28-33 derajat celcius dan massa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan 850 milibar atau sekitar 1.500 meter.
BBMKG Denpasar memperkirakan ketinggian gelombang laut di perairan selatan Bali dan Selat Lombok mencapai hingga tiga meter dan Selat Bali mencapai 2,5 meter.
Wilayah Bali juga diperkirakan masih terdapat potensi hujan intensitas ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Pulau Dewata.
Sedangkan angin bertiup dari barat daya-barat dengan kecepatan diperkirakan hingga 30 kilometer per jam. Masyarakat, diimbau tetap mewaspadai dampak cuaca ekstrem di antaranya banjir, tanah longsor dan pohon tumbang. “Masyarakat nelayan dan pelaku wisata bahari waspadai potensi gelombang tinggi,” ucapnya.
BMKG mencatat kondisi angin dan gelombang laut berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Ada pun pengguna perahu nelayan diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot atau sekitar 27 kilometer per jam dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kemudian, operator kapal tongkang dianjurkan waspada saat angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Sedangkan, operator kapal feri diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Nikita Mirzani, PN Jakarta Selatan Jadwalkan Sidang Eksepsi 1 Juli 2025
- Masjid dan Musala Bakal Dapat Bantuan dari Kemenag Rp15 Juta dan Rp10 Juta
- Qatar Klaim Cegat Enam Rudal yang Ditembakkan Iran ke Pangkalan AS
- Odol Dinilai Rugikan Negara Rp43,45 Triliun per Tahun
- Indonesia dan Australia Sepakat Perkuat Kerja Sama di Bidang Imigrasi dan Penanganan Pengungsi
Advertisement

Pilkada Berjalan Sukses, KPU Kota Jogja Sampaikan Terima Kasih
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BMKG Ingatkan Curah Hujan Tinggi Saat Kemarau, Bakal Berdampak ke Pertanian
- Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji Khusus, KPK: Ada Pihak yang Dipanggil Tapi Tidak Mau Hadir
- Rudal Iran Kembali Serang Israel, Rusia Siap Membantu Teheran
- Nadiem Makarim Diperiksa Kejagung, Dicecar 31 Pertanyaan
- Iran Serang Pangkalan Militer Amerika Serikat di Qatar
- Iran Belum Sepakati Genjatan Senjata dengan Israel
- Harga Emas Antam Hari Ini, Rp1.016.000 per 0,5 Gram
Advertisement
Advertisement