Advertisement
Bibit Siklon Tropis 91S di Selatan Jawa Mulai Menjauh dari Indonesia, Masyarakat Tetap Waspada
Ilustrasi cuaca buruk. - Pixabay
Advertisement
Harianjogja.com, DENPASAR—Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengungkapkan bibit siklon 91S di selatan Jawa mempengaruhi cuaca di Bali diperkirakan pada 17-19 Maret 2025.
“Waspadai potensi hujan disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di wilayah Bali bagian barat dan tengah,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Senin.
Advertisement
Ada pun saat ini bibit siklon 91S itu berada di sebelah selatan Jawa Barat dan diperkirakan potensi rendah hingga sedang menjadi siklon tropis dalam waktu 24-72 jam mendatang.
BACA JUGA : BMKG Minta Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem Dampak Bibit Siklon Tropis 99S dan 90S
BMKG mengungkapkan pergerakan bibit siklon 91S itu bergerak ke arah barat-barat daya menjauhi Indonesia.
Selain bibit siklon, berdasarkan prakiraan BBMKG Denpasar, Madden Julian Oscillation (MJO) atau gelombang osilasi non-seasonal berada di kuadran II sehingga berpotensi memberi kontribusi pembentukan awan hujan di Indonesia. Kemudian, pola konvergensi angin berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan.
Selain itu, suhu muka laut di sekitar wilayah Bali, berkisar 28-33 derajat celcius dan massa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan 850 milibar atau sekitar 1.500 meter.
BBMKG Denpasar memperkirakan ketinggian gelombang laut di perairan selatan Bali dan Selat Lombok mencapai hingga tiga meter dan Selat Bali mencapai 2,5 meter.
Wilayah Bali juga diperkirakan masih terdapat potensi hujan intensitas ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Pulau Dewata.
Sedangkan angin bertiup dari barat daya-barat dengan kecepatan diperkirakan hingga 30 kilometer per jam. Masyarakat, diimbau tetap mewaspadai dampak cuaca ekstrem di antaranya banjir, tanah longsor dan pohon tumbang. “Masyarakat nelayan dan pelaku wisata bahari waspadai potensi gelombang tinggi,” ucapnya.
BMKG mencatat kondisi angin dan gelombang laut berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Ada pun pengguna perahu nelayan diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot atau sekitar 27 kilometer per jam dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kemudian, operator kapal tongkang dianjurkan waspada saat angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Sedangkan, operator kapal feri diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jembatan Darurat Sriharjo Hanya untuk Motor dan Pejalan Kaki
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Ini Risiko Diet Rendah Karbohidrat bagi Kesehatan Jantung
- Keikutsertaan Perangkat Daerah di IPKS Sleman Melonjak
- OSIM Man 1 Bantul Jadi yang Tebaik di Lomba Reels Literasi
- Prabowo Siapkan Insentif Rp1 Miliar bagi Peraih Emas SEA Games 2025
- Harga Perak Hari Ini Turun Lagi setelah Sentuh Rekor Tertinggi
- Energi Nuklir Bisa Pasok 27 Persen Kebutuhan Listrik pada 2050
- Eks Kepala BMKG Dwikorita Ingatkan Potensi Banjir Bandang
Advertisement
Advertisement



