Advertisement
BI Gelar Sapa Akademisi, Siapkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030
Deputi Direktur Dekom BI Puji Widodo saat membuka kegiatan BI Sapa Akademi di Hotel Ayana, Labuhan Bajo, NTT, Rabu (25/9 - 2024). Ist
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Departemen Komunikasi Bank Indonesia (Dekom BI) menggelar kegiatan “BI Sapa Akademi” di Hotel Ayana, Labuhan Bajo, NTT, Rabu (25/9/2024). Salah satu hal yang dibahas terkait dengan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030.
Kegiatan webinar yang dibuka oleh Deputi Direktur Dekom BI Puji Widodo tersebut menghadirkan narasumber Novi Marianingsih, Deputi Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran BI dan moderator Mutia Rahayu selaku Asisten Direktur Dekom BI. “Kegiatan BI Sapa Akademisi ini bertujuan mendesiminasikan kebijakan dan isu terkini Bank Indonesia kepada akademisi, baik dosen, peneliti dan mahasiswa," jelas Puji melalui keterangan persnya.
Advertisement
BACA JUGA: Bank Indonesia:Teknologi Digital Efektif Perluas Pasar UMKM
Menurut Puji, kebijakan terkini makroprudensial dan kebijakan sistem pembayaran terkini harus terdiseminasi dengan baik kepada pemangku kepentingan termasuk akademisi. "Di samping itu, diharapkan akademisi memberikan respon dengan kritik dan saran yang kontruktif," harapnya.
Adapun Novi Marianingsih menjelaskan soal Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) untuk 5 tahun ke depan yaitu BSPI 2030 yang merupakan kelanjutan dari BSPI 2025. “Pengembangan rupiah digital juga termasuk dalam fokus pengembangan BSPI 2030," ujar Novi yang alumnus Doktor Ilmu Ekonomi UI.
Menurut Novi, BI bakal memfokuskan BSPI 2030 pada lima inisiatif utama. "Pertama adalah modernisasi infrastruktur pembayaran. Kedua, konsolidasi industri pembayaran nasional. Ketiga, inovasi dan akseptasi digital. Selanjutnya, keempat perluasan kerja sama internasional. Terakhir atau yang kelima adalah pengembangan rupiah digital," paparnya.
Dia mengatakan bahwa rupiah digital dalam tahap finalisasi proof of concept atau validasi konsep. Dalam tahap ini, BI tengah mematangkan teknologi apa yang digunakan apakah tersentralisasi atau desentralisasi? "Bagaimana kita harus ke wholesaler dan retailer? Bagaimana ini akan dilisensikan atau ini bisa didistribusikan ke ritel? Beberapa jawaban atas pertanyaan tersebut sedang disiapkan oleh BI terkait penggunaan Rupiah digital di masa mendatang," ujarnya.
Kegiatan hari pertama diselenggarakan webinar hybrid “Blueprint Sistem pembayaran Indonesia (BSPI) 2030” dan Focused Group Discussion (FGD) “Diseminasi kebijakan Terkini BI” pada Rabu (25/09/24). Selanjutnya hari kedua, diselenggarakan “Kunjungan Lapangan & Diskusi Isu Terkini BI” Kamis, (26/09/24).
Dalam aktivitas webinar hybrid dihadiri secara luring oleh perwakilan 40 akademisi yaitu dosen dan peneliti dari Perguruan Tinggi / lembaga Riset dari seluruh Indonesia. Akademisi yang hadir antara lain Bustanul Arifin (Unila), Haryo Kuncoro (UNJ), Nugroho SBM (Undip), Fajar B. Hirawan (UIII), Mansur Afifi (Unram), M. Rizal Taufikurahman (INDEF), Margiyono (UBT), YB Suhartoko (Universitas Atmajaya) dan Y. Sri Susilo (UAJY).
Hadir secara daring 700 mahasiswa Program Sarjana/Magister dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN/PTS) se Indonesia. Dalam sesi tanya jawab, sejumlah mahasiswa dari PTN/PTS mengajukan pertanyaan kepada narasumber. “Harus diakui beberapa pertanyaan yang diajukan cukup bernas karena mengaitkan sistem pembayaran dengan beberapa variabel ekonomi makro”, ungkap Novi sebelum menjawab pertanyaan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Indonesia
Advertisement
Catat Jadwalnya, SIM dan Samsat Keliling DIY Tutup Sementara
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- Belanja APBN DIY Capai Rp18,77 Triliun, TKD Nyaris Tuntas
- OPINI: Wisata Aman dan Nyaman Tanggung Jawab Siapa?
- ELS.ID Bikin Hoki, Apresiasi Pelanggan dengan Hadiah Fantastis
- Mentan: Impor Pangan Ilegal Harus Ditindak Tegas
- Jasa Marga Siap Hadapi Lonjakan Arus Nataru 2025-2026
- 371 Ribu Kendaraan Masuk DIY hingga Hari Keempat Operasi Lilin
Advertisement
Advertisement



