Advertisement
Tak Biasa! Hujan Deras Landa Gurun Sahara, Beberapa Titik Alami Banjir

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kejadian langka muncul di gurun Sahara. Di salah satu wilayah terkering di dunia tersebut mendadak terjadi hujan besar dan banjir yang tidak biasa.
Dilansir dari livescience, tidak jelas mengapa gurun ini mengalami begitu banyak hujan, tetapi hal ini mungkin ada hubungannya dengan musim badai Atlantik yang sangat tenang.
Advertisement
Hujan yang turun sangat deras sehingga beberapa daerah yang biasanya kering di Afrika Utara kini mengalami musim hujan dan banjir, dengan sebagian Sahara diperkirakan mengalami curah hujan lima kali lipat dari rata-rata curah hujan September.
Curah hujan di Sahara secara keseluruhan bukanlah hal yang jarang terjadi wilayah ini sangat luas dan beragam, dan beberapa bagian sering menerima sedikit hujan, kata Moshe Armon, ilmuwan atmosfer di Federal Technical University (ETH) Zürich, dilansir dari livescience.
Namun, kini sebagian besar wilayah Sahara terendam banjir, termasuk wilayah utara yang biasanya lebih kering, tambah Armon. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa ini adalah bagian dari fluktuasi iklim alami bumi, sementara yang lain berpendapat bahwa hal ini disebabkan oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Pergeseran iklim di Sahara mungkin berhubungan dengan lemahnya musim badai Atlantik. Musim badai tahun ini sejauh ini tenang, meskipun ada prediksi di awal musim panas akan terjadi aktivitas badai parah akibat suhu laut yang tinggi.
Lebih dari separuh badai yang disebutkan dan 80%-85% badai besar di Atlantik setiap tahun biasanya datang dari wilayah selatan Sahara, kata Jason Dunion, ahli meteorologi di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Namun, puncak musim badai Atlantik biasanya terjadi pada pertengahan September, jadi jeda musim ini tidak berarti badai Atlantik yang parah dan berbahaya tidak dapat terjadi lagi.
BACA JUGA: Peneliti: Perubahan Iklim Berdampak pada Peningkatan Suhu Dingin Saat Malam Hari di Indonesia
Sementara itu, curah hujan yang luar biasa tinggi di Sahara mungkin juga disebabkan oleh suhu air yang lebih hangat dari biasanya di Samudra Atlantik Utara dan Laut Mediterania.
Jika salah satu dari peristiwa curah hujan langka ini terjadi, dan sistem cuaca terjadi di lautan atau daratan yang jauh lebih hangat, kemungkinan terjadinya curah hujan lebat akan meningkat. Sahara bisa terus mengalami kondisi yang lebih basah di masa depan.
Aktivitas manusia, khususnya emisi gas rumah kaca, mendorong lautan menyerap lebih banyak panas. Beberapa model iklim memperkirakan lautan yang lebih hangat akan menggeser hujan monsun lebih jauh ke utara di Afrika pada tahun 2100 yang berarti lebih banyak hujan akan turun di wilayah yang biasanya lebih kering.
Model iklim juga memperkirakan peningkatan emisi gas rumah kaca dapat membuat Sahara semakin banyak hujan di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JiBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Soal Pemotongan Komisi yang Menjadi Salah Satu Pemicu Demo Ojol, Empat Aplikator Ojek Online Bilang Begini
- Tanggapan Pemerintah Terkait Rencana Aksi Demo Para Mitra Grab-Gojek Besok 20 Mei
- Mantan Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Sudah Menyebar ke Tulang
- Tiga Remaja yang Tenggelam di Danau Toba Ditemukan Meninggal Dunia
- Sore Ini, Misa Pelantikan Paus Leo XIV Digelar
Advertisement
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Ungkap Peran Pengurus Kadin Cilegon Saat Memalak dan Meminta Proyek Rp5 Triliun
- Kecelakaan Jalan Tol Jagorawi, 2 Orang Terluka
- Sindikat Joki UTBK-SNBT Terbongkar, Polisi Tangkap 3 Tersangka Baru
- Viral Rekening Terblokir Massa, Begini Cara Aktivasi
- Mentan Amran Usulkan Pengendalian Impor Singkong Demi Melindungi Petani Lokal
- PDIP Kumpulkan Kader Jabat Kepala Daerah, Ini Agendanya
- Misa Pelantikan Paus Leo XIV Digelar di Lapangan Santo Petrus Kota Vatikan
Advertisement