Advertisement
Kepala BKKBN Sebut Hubungan Toksik dan Megalomania Salah Satu Penyebab Perceraian
Hasto Wardoyo / Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut hubungan toksik dan megalomania menjadi salah satu penyebab perceraian.
"Hati-hati apabila dalam keluarga terdapat anggota toksik atau megalomania yang merasa dirinya paling hebat. Megalomania termasuk gangguan mental emosional, keluarga menjadi enggak tenteram, masyarakat tidak mudah maju. Hubungan suami istri juga toksik dan akhirnya perceraian meningkat," kata Hasto Wardoyo dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Advertisement
Ia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, pada 7 Agustus 2024.
Sejak tahun 2015 hingga saat ini, lanjutnya, perceraian terus meningkat pesat akibat semakin banyak orang-orang toksik. "Di dalam keluarga ada yang toksik, ketemu sama temannya yang toksik menjadi super toksik. Orang toksik ketemu yang waras, yang waras jadi toksik," ujar dia.
Ia mengapresiasi Aceh yang menjadi provinsi dengan Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) paling tinggi di antara provinsi lain di Indonesia dengan nilai 65,40.
"Setelah saya breakdown (rinci) dengan nilai ini saya lihat nilai tenteramnya 67, ternyata perkawinan dan perceraiannya bagus di Aceh, tidak banyak gonjang ganjing," ucapnya.
Berdasarkan data yang direkam dalam Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), ia menyebutkan prevalensi stunting di Provinsi Aceh ada di bawah 20 persen.
BACA JUGA: Kasus Gugat Cerai di Bantul Meningkat dalam 3 Tahun Terakhir
"Saya titip agar stunting lebih diperhatikan, selain itu juga gangguan mental karena rata-rata anak-anak muda atau remaja yang mengalami gangguan mental sekitar 98,4 persen. Kalau ada 10 orang, kira-kira sembilan yang agak enggak jelas," paparnya.
Ia juga menyebutkan berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, usia remaja yang melakukan hubungan seksual pertama kali (15-19 tahun) sebesar 59 persen pada perempuan dan laki-laki sebesar 74 persen. Sedangkan perempuan usia 20-24 tahun 22 persen dan laki-laki 12 persen.
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Safrina Salim mengemukakan perayaan Harganas tersebut merupakan momentum penting dalam rangka penguatan komitmen bersama untuk percepatan capaian Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta percepatan penurunan stunting.
Pada momen tersebut, Hasto juga memasang implan pada salah satu akseptor, mengunjungi pameran gelar promosi produk unggulan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) binaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagan Raya, sekaligus juga meluncurkan jam populasi atau population clock di Aceh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja dari Stasiun Palur, Senin 10 November 2025
- Manchester City Hancurkan Liverpool dengan Skor Telak 3-0
- Rayo Vallecano Vs Real Madrid, Los Blancos Gagal Menang
- Jadwal KA Prameks dari Kutoarjo ke Stasiun Tugu Jogja Hari Ini
- Jadwal SIM Keliling Hari Ini di Bantul, Senin 10 November 2025
- Layani UMKM, BTN Ekspansi Kredit Perumahan di DIY
- Jadwal DAMRI ke Bandara YIA Senin 10 November 2025
Advertisement
Advertisement




