Advertisement
HPP Gabah Terbaru Dinilai Merugikan Petani

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Harga pembelian pemerintah (HPP) gabah yang baru saja ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) dinilai tidak tepat. Selain panen raya selesai dilakukan, HPP Gabah terbaru sebanding dengan biaya produksi.
Sekadar informasi, Bapanas resmi menerbitkan Perbadan No.4/2024 tentang HPP dan Rafaksi Gabah pada awal Juni 2024 yang merupakan perubahan dari Perbadan No.6/2023.
Advertisement
BACA JUGA: Resmi! Harga Eceran Tertinggi Beras Medium dan Premium per Juni 2024, Berikut Daftarnya
Dalam beleid terbaru itu HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp6.000 per kilogram atau naik Rp1.000 dari HPP GKP tahun lalu sebesar Rp5.000 per kilogram.
Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menilai penetapan HPP gabah dilakukan pada momentum yang tidak tepat. Alih-alih melindungi harga di tingkat petani, penetapan HPP gabah saat ini dianggap justru akan menyulitkan petani mendapat harga yang lebih tinggi pada periode panen selanjutnya.
"Saya pikir timing-nya tidak tepat untuk melindungi petani karena masa panen raya sudah selesai," ujar Henry saat dihubungi, Sabtu (8/6/2024).
Dia menjelaskan, pada paruh kedua 2024, petani akan mulai memasuki panen musim gadu yang produksinya tidak akan sebanyak saat panen raya di semester I/2024.
Henry mengatakan, biasanya saat panen di musim kemarau, harga gabah petani cenderung akan lebih tinggi karena pasokan yang minim. HPP GKP sebesar Rp.6000 per kilogram juga dianggap belum memberikan keuntungan bagi petani.
Musababnya, biaya produksi petani, kata Henry, saat ini sudah menyentuh Rp6.000 per kilogram GKP. Artinya, dengan HPP GKP sebesar Rp6.000 per kilogram, maka petani hanya bisa balik modal alias tidak untung.
Di sisi lain, menurut Henry, adanya aturan HPP itu pun tidak memberikan jaminan terhadap risiko gabah petani dibeli dengan harga rendah di bawah HPP. "Seperti panen raya kemarin masih ditemui harga gabah di bawah HPP Rp5.000 [per kilogram]," ungkapnya.
Oleh karena itu, para petani yang tergabung dalam serikat menilai HPP gabah di tingkat petani yang wajar seharusnya ditetapkan sebesar Rp7.000 per kilogram.
"Menurut kami, kalau untuk persiapan antisipasi panen raya 2025, HPP ini tidak sesuai dengan tuntutan kita karena biaya produksi gabah itu sudah mencapai Rp6.000 modalnya. Harusnya HPP Rp7000 per kilogram," ucapnya.
Secara terperinci, dalam Perbadan No.4/2024, Bapanas menetapkan GKP di tingkat petani sebesar Rp6.000 per kilogram, dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%.
BACA JUGA: Sempat Turun di Mei 2024, Harga Gabah Bakal Naik Lagi Bulan Ini
Untuk GKP di tingkat penggilingan, pemerintah mematok HPP sebesar Rp6.100 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10% Kemudian, HPP gabah kering giling (GKG) di penggilingan sebesar Rp7.300 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 14% dan kadar hampa maksimal 3%.
Sementara itu, GKG di gudang Bulog dipatok sebesar Rp7.400 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 14% dan kadar hampa maksimal 3%.
Untuk beras di gudang Bulog, ditetapkan sebesar Rp11.000 per kilogram, dengan kualitas derajat sosoh minimal 95%, kadar air maksimal 14%, butir patah maksimal 20%, dan butir menir maksimal 2%.
Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, penetapan HPP tersebut dapat menjaga dan melindungi harga dasar gabah dan beras di tingkat petani.
“Instrumen ini kita harapkan dapat melindungi kepentingan petani di hulu, sehingga harga gabah/beras tidak jatuh di tingkat produsen dan dapat menjadi dasar bagi Bulog untuk mengoptimalkan penyerapan hasil panen petani dalam negeri,” kata Arief dalam keterangan resmi, Jumat (7/6/2024).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siang Ini, Terminal Khusus Haji dan Umroh Bandara Soekarno Hatta Diresmikan Prabowo
- Keracunan Massal yang Renggut 2 Nyawa Akibat Miras Oplosan di Lapas Buktitinggi, DPR: Kalapas Harus Dicopot
- Presiden Prabowo Dorong Percepatan Makan Bergizi Gratis
- Kartu Nusuk dari Arab Saudi Mulai Dibagikan PPIH untuk Jemaah Calon Haji Indonesia
- Tiang Telkom Roboh Melintang di Jalan Akibat Gempa Magnitudo 6,0 di Pohuwato Gorontalo
Advertisement

Ajak Lurah dan Panewu, Pemkab Kulonprogo Gencarkan Inventarisasi Naskah Kuno
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Kejagung Periksa Pejabat Kemendag Terkait Kasus Suap Penanganan Perkara CPO
- Larang Adanya Diskriminasi Usia, Khofifah: Proses Rekrutmen Tenaga Kerja Berdasarkan Kompetensi
- Anak Wapres RI ke 6 Try Sutrisno, Letjen Kunto Arief Wibowo Batal Dirotasi dari Jabatan Pangkogabwilhan I
- Kasus Penyelundupan 143 Kg Ganja Jaringan Sumut, Polisi Ciduk 2 Pelaku
- Kemenag Hadirkan Digitalisasi Layanan Asrama Haji dan Fast Track
- AHY Mengajak Generasi Muda Jadi Pelopor Politik yang Rasional
- Ribuan Jemaah Calon Haji Lansia Tiba di Madinah
Advertisement