Badai Matahari Diprediksi Terjadi Akhir Pekan Ini, Berdampak pada Sistem GPS
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Badai Matahari yang kuat diprediksi bakal terjadi akhir pekan ini, berpotensi penyebabkan gangguan geomagnetik terhadap atmosfer Bumi. Dampaknya, layanan sistem GPS dan navigasi satelit terancam alami gangguan.
Melansir dari Space.com Jumat (10/5/2024), Space Weather Prediction Center, agensi yang merupakan bagian dari NOAA, menyatakan bahwa perubahan aktivitas Matahari terus berlanjut pada tingkat tinggi dan setidaknya ada empat lontaran massa koronal bergerak menuju bumi.
Advertisement
"Bergantung pada bagaimana lontaran massa koronal ini terjadi secara bertahap, aktivitas tersebut diperkirakan akan berlangsung lebih lama,” kata ilmuwan luar angkasa di Space Weather Prediction Center NOAA, Rob Steenburgh.
Lontaran massa koronal berasal dari daerah yang sangat aktif di belahan barat daya Matahari, yang disebut wilayah aktif 3664, menurut Steenburgh.
Wilayah aktif mudah dikenali karena mengandung bintik Matahari, yaitu daerah gelap temporer di mana medan magnet Matahari sangat kuat dan akhirnya menembus permukaan Matahari.
NOAA juga melaporkan bahwa kejadian ini akan menghasilkan cahaya aurora spektakuler yang dapat terlihat di separuh bagian utara Amerika Serikat, seperti Montana, Minnesota, Wisconsin, sebagian wilayah dari North Dakota.
Aurora terjadi ketika energi dan partikel dari Matahari berinteraksi dengan magnetosfera Bumi, menyebabkan badai geomagnetik sementara. Partikel Matahari tersebut mengalir sepanjang garis medan magnet Bumi ke atmosfer atas, menarik molekul nitrogen dan oksigen, yang kemudian melepaskan foton cahaya dalam berbagai warna.
BACA JUGA: DBD di Sukoharjo Meluas, 7 Orang Meninggal Dunia
NOAA juga telah mengeluarkan peringatan “G4” untuk badai geomagnetik, yang menurut mereka “sangat jarang terjadi.”
Sebagai informasi, pada tingkat G4 biasanya akan terdapat ancaman terhadap permasalahan yang meluas pada kontrol tegangan dan dampak terhadap jaringan listrik yang dapat mempengaruhi beberapa sistem proteksi.
Sistem navigasi satelit dan radio frekuensi rendah seperti GPS dapat terganggu dan pengoperasian pesawat ruang angkasa juga dapat mengalami masalah dalam hal pengisian dan pelacakan di permukaan.
Ini adalah peringatan badai geomagnetik parah G4 pertama yang dikeluarkan oleh Space Weather Prediction Center sejak tahun 2005. Peristiwa ini diperkirakan akan berlanjut hingga Minggu.
“Situasi di Matahari saat ini agak fluktuatif dan kami memantaunya dengan sangat cermat,” kata Koordinator Program di Space Weather Prediction Center NOAA, Bill Murtagh. Murtagh juga memprediksi badai geomagnetik ini akan berlangsung dalam janga waktu yang lama.
Menurut spesialis komunikasi di Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins, Amanda Mantiply, bintik Matahari yang menghasilkan badai ini, AR3664, berukuran serupa dengan bintik Matahari Carrington pada 1859.
Bintik Matahari tersebut memicu salah satu peristiwa cuaca luar angkasa paling intens dalam sejarah dan badai tersebut mengganggu jalur telegraf di seluruh Amerika Serikat. (Sumber: Bisnis.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendes Yandri Akan Lakukan Digitalisasi Pengawasan Dana Desa
- Prediksi BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
- KPK Periksa Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
- BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
- Ruang Kelas Ambruk Saat Pembelajaran, 2 Siswa Terluka
- Erdogan Desak Negara Dunia Terapkan Putusan Penangkapan Netanyahu
- Puncak Musim Hujan Diprediksi Terjadi pada November 2024 hingga Februari 2025
Advertisement
Advertisement